Langsung ke konten utama

[BLOG TOUR] Review Come Back to Me by Arini Putri



Judul Buku                               : COME BACK TO ME
Pengarang                               : ARINI PUTRI
Harga                                       : Rp 77.700
ISBN                                         : 978-602-70362-5-3
Terbit                                       : JANUARI 2016
Ukuran                                    : 13 x 19 cm
Tebal                                        : 386 hlm.
Genre                                       : Contemporary Romance
Kategori                                   : Novel



Blurb
SENNA
"Mataku tak bisa melihatnya, tapi aku merasa mengenal Ced lebih dari siapa pun. Dari tangan kasarnya, aku tahu dia adalah pekerja keras. Dari suaranya, aku bisa tahu betapa renyah tawanya. Dan tak peduli sesingkat apa pun kami bersama, kenangannya selalu bertahan lebih lama di dalam benakku."
CED
"Mata almond Senna tak pernah terlihat sama. Terkadang gelap, terkadang mengeluarkan binar yang luar biasa indahnya. Lambat laun membuatku jadi egois, berharap sepasang mata miliknya itu bercahaya karenaku saja."
*
Ced ternyata baru menyadari, hatinya sejak lama sudah jadi milik gadis itu,
seperti halnya hati Senna sudah dimiliki oleh laki-laki itu.
Namun ketika akhirnya menyadari cintanya pada Senna, Ced malah dihadapkan pada dilema yang teramat sulit untuk dihindari: antara harus memilih kebahagiaannya sendiri atau kebahagiaan gadis itu.


Review
Senna harus menjalani hidupnya dengan tabah. Di usianya yang ke-24, dia masih merasakan dunianya gelap. Penyebabnya tentu saja karena penglihatannya yang buta, akibat sebuah kecelakaan serius di masa kecil.
Tak disangka, takdir mempertemukannya dengan Ced. Lelaki itu sangat spesial bagi Senna. Ced menjadi teman pertama Senna, karena selama ini dunia Senna telah tertutup rapat bagi siapa pun, Senna tak membiarkan orang lain masuk ke dalam hidupnya. Sedangkan Ced adalah pengecualian, Ced datang tiba-tiba dan menawarkan sebentuk ikatan bernama pertemanan.
Keduanya adalah orang yang sama-sama merasakan kesendirian, juga kesepian. Senna dengan dunianya yang tidak pernah terang oleh cahaya, ditambah Papa-nya yang selama ini menguatkannya beberapa waktu lalu meninggal. Sedangkan Ced adalah seorang anak tunggal yang memutuskan berdikari setelah lulus kuliah, mencoba mendirikan studio furnitur, Ced seorang carpenter. Dan ia ingin sekali mewujudkan mimpinya, meskipun ia menentang ayahnya. Ced meninggalkan kehidupan mewah, memutus hubungan dengan ayahnya, Ced punya mimpi yang ingin diraih dengan caranya sendiri.
Ced dan Senna, keduanya saling mengisi kekosongan hati masing-masing. Kedunya pun perlahan saling mengetahui sifat-sifat tersembunyi mereka. Suatu hari saat Ced meminta Senna menemani ke toko peralatan membuat furnitur, Senna ditabrak anak kecil, ibu anak kecil itu memarahi Senna. Tak suka temannya dimarahi, Ced menggertak ibu tadi. Senna malah terus-menerus minta maaf. Padahal, dia bukan pihak yang sepenuhnya salah. Senna gadis yang tabah.

“Dulu aku juga marah, sakit hati setiap ada orang yang nyalahin aku tanpa alasan. Tapi Papa bilang, daripada nunggu orang lain bilang maaf, lebih baik kita yang ngucapin itu lebih dulu. Minta maaf itu enggak dosa, kok. Enggak memalukan juga.” Senna di hlm. 114.
Ced mempertanyakan Senna yang sebegitu lembutnya. Meskipun Ced tak pernah mempermasalahkan kekurangan Senna, namun lelaki itu berkali-kali tersadar bahwa Senna sangat sempurna di matanya. Sikap Senna selalu menyadarkan Ced akan satu hal; Ced tak pernah sebahagia Senna, meskipun Ced hidup berkecukupan dengan fisik lengkap.
“Buat bahagia itu enggak susah, kok. Dalam keadaan apa pun seharusnya kita bisa bahagia, karena bahagia itu pilihan. Dulu Papa bilang ke aku, walaupun sekarang aku buta, bukan berarti aku enggak bisa bahagia. Kunci terbesarnya, menikmati apa yang kita punya dan enggak serakah.” Senna di hlm. 115.
Karena sejak kecil Senna sudah dididik oleh Papa-nya untuk selalu rendah hati, terlebih Senna selalu diperlukan layaknya anak normal oleh Papa. Senna sewaktu kecil tidak menderita meskipun Papa memperlakukannya dengan keras. Papa bilang Senna tidak boleh cengeng, Senna harus mandiri. Bukankah Senna mendapatkan kesempatan hidup dari Tuhan? Bukankah Senna selamat dari kecelakaannya? Meskipun Senna menjadi buta, bukan berarti Senna harus lemah.
“Aku bukannya enggak pernah sedih, Ced. Aku juga pernah sedih, marah. Tapi setiap aku ngerasain itu, aku selalu tarik napas dan mengingat hal-hal kecil yang aku punya. Kamu coba deh, hal kecil apa yang bisa bikin kamu bahagia?” Senna di hlm. 116.
 Ced tidak pernah menyangka bahwa cintanya kali ini benar-benar buta pada seorang gadis tunanetra. Ced yang semula selalu mengurung diri di studio, kini ia sering keluar. Senin dan Jumat adalah jadwal rutin mengantar Senna yang menjadi penyuplai cookies di kafe Bittersweet. Ced seperti menemukan belahan jiwanya yang tahu siapa dirinya, dan mengerti mimpinya. Ced tahu perasaan asing itu mula-mula menyuruhnya untuk bersimpati pada Senna, pelan tapi pasti lama kelamaan menjadi perasaan ingin memiliki seutuhnya.
“Terkadang sesuatu menjadi begitu asing hanya karena kita enggan berusaha mengenalnya.” Ced di hlm. 141.
Senna sangat mengerti Ced. Bahkan gadis itu menemani Ced saat usaha Ced diterpa masalah. Senna membuat Ced tahu bahwa keberadaan gadis itu menguatkannya. Ced sadar Senna adalah sosok idaman yang selama ini ia cari.
“Kita enggak bisa memuaskan semua orang, Ced. Saat orang-orang di sekitar kamu meneriakkan hal yang berbeda, aku rasa mengikuti kata hati kita adalah langkah yang paling tepat. Impianmu enggak akan pernah menjauh, Ced … selama kamu masih percaya sama mimpi itu.”  Senna di hlm. 222.
Namun yang belum dipahami Ced adalah bagaimana gadis itu menganggapnya. Ced mendapatkan pukulan telak saat ia tahu Senna kesulitan membalas cintanya. Ced menjadi ragu akan Senna. Saat ia menceritakan perihal itu ke Paman Widi, Ced mendapatkan pencerahan.
“Sekuat apa pun Senna berusaha hidup normal seperti orang lain, tetap ada hal yang berbeda. Hal-hal yang sederhana buat kita, bisa jadi hal yang rumit buat dia. Misalkan, meraih cangkir kopi ini, Paman yakin butuh waktu lama buat Senna sampai dia bisa meraih barang di sekitarnya semudah itu. Termasuk menerima perasaan kamu, buat gadis lain mungkin mudah, tapi buat Senna bisa jadi hal rumit. Dari awal, sejak kamu mulai membuka hati untuk Senna, harusnya kamu sudah tahu risikonya Ced.”  Paman Widi di hlm. 246.
Lalu bagaimanakah kelanjutan kisahnya? Apakah Ced akan meneguhkan perasaannya pada Senna? Terlebih banyak yang menginginkannya untuk mundur. Bahkan, seseorang dari masa lalu Ced kembali ke hadapannya. Masalah bukan hanya itu, mimpi Ced pun di ambang kehancuran. Antara memilih meneruskan mimpi atau memperjuangkan cinta, bisakah Ced menyelaraskan keduanya? Atau memilih salah satu?
“Senna, di depanku, kamu boleh nunjukkin semua kelemahanmu. Di depanku, kamu boleh nunjukkin sisi terburukmu. Di depanku, kamu boleh jadi dirimu yang mana aja. Aku enggak akan pergi karena itu. Aku enggak akan benci kamu karena itu. Aku akan tetap di sini, karena kamu. Jadi di sampingku, kamu boleh jadi cengeng. Kamu bisa nangis sepuasnya. Aku akan terus di sini.” Ced di hlm. 280.
Well, kisah Ced dan Senna racikan Kak Arini Putri ini membuatku tertegun saat membacanya. Menurutku, kisah cinta di Come Back to Me terasa sekali berusaha menampilkan sisi lain dari kekuatan cinta. Ketika seseorang yang kita cintai tidak sempurna, bisakah kita meyakinkannya bahwa ia sempurna bagi kita? Dan memupus ragu … Itu sih yang aku tangkap setelah membaca Come Back to Me. Selain itu kelebihannya menurutku ada di plot dan konfliknya.
Kelebihan pertama adalah plot. Kak Arini lihai dalam membuat jalinan cerita yang ada. Berhubung novel ini romance, rasanya wajib banyak adegan yang harus menyokong chemistry kedua tokohnya, Ced dan Senna. Dan entah kenapa menurutku adegan-adegan di Come Back to Me sangat natural dan sangat terasa sekali memengaruhi chemistry hero dan heroin-nya; Ced dan Senna. Salah satu part yang aku favoritkan adalah saat Ced yang tiba-tiba saja menjadi lugu di hadapan Senna, lalu ia rela membututi Senna tiap gadis itu pulang habis mengantarkan cookies-nya di kafe Bittersweet. Kejadian itu terus berulang sampai saat terjadi hujan di suatu hari membuat keduanya saling berkenalan, tentu saja saat itu Senna kaget karena ada orang asing yang telah mengenalnya begitu jauh.
Lalu kelebihan yang kedua adalah konfliknya. Come Back to Me memaparkan konflik selain cinta, dan konflik-konflik itu mempunyai porsi besar di novel ini. Aku terkesan dengan Kak Arini yang bisa membentuk karakter Ced sebegitu dingin, penyebabnya yaitu konflik antara Ced dan ayahnya. Ayah Ced ingin putra tunggalnya itu menjadi penerus perusahaanya, namun Ced tentu saja menolak, Ced lelah dengan semua bentuk pemaksaan ayahnya, terlebih bukankah selama ini ayahnya itu tidak pernah menyediakan waktu untuk Ced? Sejak kecil ayah selalu sibuk, anehnya banyak tuntutan yang ia layangkan untuk Ced. Aku benar-benar suka bagaimana resolusi yang Kak Arini sajikan untuk konflik ini.
Lalu konflik kisah Senna dan Ced yang menempati porsi paling signifikan. Benang merahnya tertumpu pada penerimaan diri Senna yang masih ragu apakah dengan menerima cinta Ced ia akan membahagiakan lelaki itu? Terlebih ia terjebak pada pemikirannya yang selalu menganggap orang abnormal seperti dirinya tidak pantas dicintai, ia juga khawatir Ced akan kehilangan banyak kebahagian lain saat cinta Ced kepadanya terbalas.
“Hal yang kita lakukan karena cinta, bisa juga menyakiti hati orang yang kita sayang.” Ced di hlm. 307
Senna sebenarnya takut akan patah hati. Lebih jauh lagi, ia takut Ced tidak bahagia karenanya.
“Hati yang lembut saat terjatuh hanya akan sedikit luka, tapi hati yang keras saat terjatuh akan hancur berkeping-keping.” Mama Senna di hlm. 310
Come Back to Me, terlepas dari kelebihannya, ia juga memiliki kekurangan. Masih ditemukan beberapa typo pada bagian-bagian tertentu. Untung saja berbagai kelebihannya sanggup menutupi kekurangan-kekurangan kecil dari novel ini. Ceritanya yang seru karena konfliknya tidak pasaran, membuat novel ini tidak akan jemu dibaca meski tebalnya lebih dari 300 halaman. Pembaca juga akan menikmati empat ilustrasi indah di setiap awal bab.
Novel ini sangat direkomendasikan untuk dibaca. Bagiku, kisah cintanya sendiri terasa unik karena menyajikan konflik perasaan antara gadis tidak sempurna dengan lelaki yang amat tulus mencintainya. Come Back to Me benar-benar cocok dibaca sambil menikmati cookies dan teh hangat di sore hari.
___________
Well, seperti halnya host blog tour lainnya, di postingan kali ini, aku juga nyertain foto challenge-ku nih. Di bawah ini adalah fotoku dengan pose menyedihkan, haha …



Next post, tetep stay tune ya karena info giveaway Come Back to Me bakal diposting di postingan selanjutnya! Ini bisa jadi alternatif nih buat kamu ngedapetin Come Back to Me karya Kak Arini Putri secara cuma-cuma, kapan lagi coba? Ok, see you!
“Sebesar apapun cinta, waktu akan mengikisnya perlahan. Bahwa seiring berjalannya waktu, rasa sakit itu akan menghilang. Dan kita bisa menertawakan cinta kita dulu tanpa perih di hati kita.” Senna di Come Back to Me hlm. 333.

Komentar

  1. Ceritanya mengharukan ya ka, aku ga pernah bosen buat baca reviewnya. Berkali-kali malah membuat aku makin jatuh cinta sama pasangan Ced & Senna. Covernya natural senatural pembawaan mbak arini dicerita ini, tapi juga manis dan hangat, mampu menggambarkan setiap rasa, apalagi yang sudah membacanya. Selain ditemani cookies dan teh disore hari, juga harus siapin tissue ka. Aku jamin ceritanya menguras emosi, sangat :)

    BalasHapus
  2. Bener banget 100%. Come Back to Me emang lebih menekankan ke penokohan dan konfliknya sih selain hal-hal yang udah aku jelasin di review, hehehe ... Btw, Humaira nanti ikut giveawaynya ya ... hehe

    BalasHapus
  3. Suka sama reviewnya, banyak banget potongan-potongan cerita yang diungkap, jadi aku nggak sepenuhnya 'buta' dengan kisah ini, apalagi ditambah dengan petikan-petikan ucapan para tokohnya. Sukaaaa >_<
    Covernya manis banget lagi. Penasaran dengan konflik antara Ayah Ced dan Ced. Kedua tokoh ini sama-sama hidup dengan Ayah, ya? Atau aku kurang teliti menyimaknya? Soalnya keduanya sama-sama menyebutkan Papa, hehehe. Hope I Lucky di giveawaynya. ^_^

    BalasHapus
  4. Putri Prama: thanks ya udah nyempetin buat baca reviewnya, hehe ... semoga kamu punya kesempatan buat baca novel ini ... Iya Ced sama Senna emang punya hubungan kuat dengan ayah mereka, meskipun keduanya kontras sih hubungannya, kalo Senna sama ayahnya ya hubungannya baik, Ced sebaliknya

    BalasHapus
  5. “Senna, di depanku, kamu boleh nunjukkin semua kelemahanmu. Di depanku, kamu boleh nunjukkin sisi terburukmu. Di depanku, kamu boleh jadi dirimu yang mana aja. Aku enggak akan pergi karena itu. Aku enggak akan benci kamu karena itu. Aku akan tetap di sini, karena kamu. Jadi di sampingku, kamu boleh jadi cengeng. Kamu bisa nangis sepuasnya. Aku akan terus di sini.” Ced di hlm. 280.

    Bagian ini bikin bikin baper. Pengen baca seluruh kisah Senna-Ced. Pengen punya Ced!

    BalasHapus
  6. Heni: wkwkw.. silakan aja Mbak, ikutan GA-nya biar dapet novel ini, hehehe

    BalasHapus
  7. Aku penasaran dengan novel ini karena tokoh Senna. Selalu penasaran dengan tokoh ini karena fisiknya yang dituliskan sebagai sosok yang tuna netra.
    Bagaimana ya ia menjalani hubungan dengan Ced?

    Aku juga tertarik dengan profesi tokoh Ced. Tukang kayu? Belum pernah aku menemui profesi seperti ini di novel-novel yang aku baca sebelumnya. Hmmm makin penasaran.

    Semoga bisa berkesempatan untuk baca buku kak Arini...

    BalasHapus
  8. Bintang: yup, tokoh Senna emang sama bikin penasarannya kayak Ced. Senna sangat kuat, tetapi prinsip hidupnya juga yang bikin dia rapuh sih, beda sama Ced yang tegar dan keras kepala. Tapi Senna juga sama-sama keras kepala. Hehehe

    BalasHapus
  9. Duh yaampun itu sedih amat potongan-potongan novelnya.. :( jadi bisa ngintip sedikit ceritanya.
    ini novelnya sedih ya kak? kata blogger yang lain sih sedih.
    Astaga kak, aku salah fokus abis liat foto yang paling bawah. ekpresinya paling bagus sejauh aku ngikutin blogtour ini huehehe XD

    BalasHapus
  10. Astaga! Ekspresi fotonya ngesokno rek! >.<

    Anyway, aku suka dengan reviewnya. Mungkin karena selama ini kebanyakan blogger cewe yg mereview Come Back To Me, jadi ketika kali ini direview oleh blogger cowo rasanya ada sesuatu yang berbeda. Thanks for this :)

    “Hal yang kita lakukan karena cinta, bisa juga menyakiti hati orang yang kita sayang.”
    >> Ini bener bgt! Karena orang yang paling kamu sayang akan jadi orang yang paling menyakitimu jika kamu sampai terluka kelak.

    BalasHapus
  11. Evita mf: hehe ... iya novelnya sedih, tapi untung aja ada banyak sesuatu yang bikin tersenyum pas bacanya ... hehe.. masa sih? hemmm ... kayaknya itu bukan sedih, melainkan mengenaskan

    BalasHapus
  12. kitty: wah, you're welcome thank you, hemmm kebetulan aja sih itu mah, hehehe ... mungkin aku lebih banyak ngeksplor tokoh Senna, ckckck .. karena pengen beda aja sih reviewnya.. emang kutipan “Hal yang kita lakukan karena cinta, bisa juga menyakiti hati orang yang kita sayang.” ngena ya?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)