Langsung ke konten utama

[Review] Misteri Kampung Hitam by Yovita Siswati


Judul: Misteri Kampung Hitam
Penulis: Yovita Siswati
Penerbit: Kiddo
Terbit: Cetakan Pertama, Agustus 2014
Tebal: 172 Halaman

Misteri Kampung Hitam adalah sebuah novel anak yang mengusung tema misteri dan detektif. Kisahnya sendiri bercerita mengenai Julia yang kedatangan tamu misterius seorang pria paruh baya nyentrik yang belakangan Julia ketahui datang dari Belanda, anehnya orang tersebut tampak seperti orang Afrika. Julia tidak bisa ramah pada orang tersebut sehingga ia mengusirnya. Untung saja saat itu ada tetangga Julia bernama Ranto yang mencoba meladeni orang itu. Julia terselamatkan.

Misteri datang pada Julia dan Arkan seorang sepupu Julia yang tengah berlibur. Saat Julia dan Arkan mencoba menggeledah gudang di belakang rumah Julia, mereka menemukan foto tiga anak kecil serta gelang manik-manik. Foto tersebut membawa Julia pada perkampungan Afrika di pinggir alun-alun kotanya, Purworejo. Di sana Julia dan Arkan bertemu Mbah Lin dan seorang anak perempuan kecil yang memberikan petunjuk kedua, sebuah buku harian tua berbahasa Belanda.

Lewat buku itulah investigasi semakin menegangkan. Saat Julia dan Arkan menyerahkan buku tersebut kepada Bude Tami, seorang dosen dan peneliti, banyak kejadian-kejadian berbahaya menghampiri Julia dan Arkan, bahkan Bude Tami pun disekap oleh orang-orang misterius. Sebenarnya ke mana arah investigasi Julia dan Arkan? Apakah harta karun yang akan mereka temukan? Selamatkah Bude Tami dari cengkraman penjahat? Siapakah wanita gemuk hitam yang ditemui Arkan dan Julia di perkampungan Afrika?

Mengambil lokasi cerita di Kota Purworejo, novel misteri keempat karangan Yovita Siswati tampil berbeda. Karena setting yang jarang diangkat itulah membuat Misteri Kampung Hitam kaya akan pengetahuan yang termuat di dalamnya meskipun ia hadir sebagai cerita fiktif. Novel ini menyuguhkan cerita yang luwes dengan teka-teki yang mampu membuat pembaca penasaran, terutama pembaca anak-anak. Plotnya bisa dibilang rumit, tetapi memberikan potensi cerita yang digali menjadi lebih seru.

Sebenarnya inti cerita di Misteri Kampung Hitam ini adalah investigasi Julia dan Arkan disebabkan penemuan mereka terhadap foto tua di gudang. Foto itu mengantarkan pada pencarian misteri tiga gelang misterius yang disinyalir harta karun berharga. Tiga gelang merepresentasikan benda-benda yang dimiliki tiga bocah dalam foto, ternyata tiga benda itu ditemukan di lokasi-lokasi yang membuat Julia dan Arkan terkejut. Gelang pertama di gudang yang tersimpan beserta foto, gelang kedua di tangan tamu misterius, dan gelang ketiga ditemukan di kerkhoff atau makam Belanda di Purworejo. Yang akan membuat penasaran pembaca adalah hubungan gelang-gelang tersebut dengan buku harian buyut Julia, juga dengan identitas si tamu misterius, dan hal-hal lainnya yang mengundang kejahatan banyak orang.

Kelebihan novel ini selain ceritanya yang sangat mengundang rasa penasaran, juga banyaknya ilustrasi yang mendukung jalan cerita. Di buku ini terdapat beragam ilustrasi yang menyokong deskripsi tempat, semua disisipkan pula dengan penjelasan singkat yang informatif. Pembaca selain bisa mendapatkan hiburan, mereka pun bisa mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan ketika membaca buku ini. Sebut saja beberapa tempat yang diilustrasikan di dalam buku ini yaitu Kampung Afrika Purworejo, Kota Purworejo, Kawasan Kedungkebo Purworejo, Gua Jepang Kalimaro Purworejo, dll.

Sedangkan kekurangan buku ini sepertinya tidak ada. Mungkin hanya kekurangan penggambaran di bagian klimaks saja yang kurang mengena, karena adegan tersebut kurang dramatis sehingga entah kenapa jatuhnya jadi seperti antiklimaks. Adegan itu diceritakan singkat oleh salah satu karakter.


Novel ini seperti novel-novel lainnya dalam seri Misteri Favorit, benar-benar sangat direkomendasikan untuk dibaca. Setelah membaca novel ini entah kenapa saya menemukan secercah pola Yovita dalam merangkai cerita misteri, pasti di sana akan ada sandi-sandi yang harus dipecahkan, juga ada adegan di makam, itu saja sih selain karakter utamnya yang terdiri dari perempuan dan laki-laki.[]     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

[Travel Writing] Bale Kabuyutan Desa Ciledug Wetan Cirebon

Kemarin mencoba datang ke tempat yang belum pernah dikunjungi. Kebetulan daerah dekat rumah saya. Tulisan ini tadinya telah terkirim ke media tempat PKL saya. Tapi, nasibnya naas karena harus berakhir di recycle bin komputer redaktur. Jadi, saya share saja di blog. Bale kembang di Bale Kabuyutan. (Dok. pribadi) Berlokasi tepat di belakang kantor kuwu Desa Ciledug Wetan Kecamatan Ciledug, Bale Kabuyutan masih berdiri kokoh hingga kini. Bale Kabuyutan adalah salah satu situs peninggalan budaya leluhur Cirebon berbentuk bale kambang (tempat tidur dari kayu). Benda itu tersimpan di dalam ruangan berukuran sekitar 20 x 30 meter. Sedangkan bale kambang itu memiliki ukuran panjang 5 m, lebar 3 m, dan tinggi 0,5 m serta disangga oleh enam tiang. Menurut Mundara (62) selaku juru kunci Bale Kabuyutan, tempat tersebut dulunya difungsikan sebagai tempat pengambilan sumpah bagi mereka yang hendak menganut Islam. Mundara yang sejak tahun 2002 menjadi juru kunci di tempat itu menuturkan bah...

The Cat Returns (2002), Sebuah Ulasan Singkat

Film ini mengisahkan seorang siswa bernama Haru yang kurang bisa menikmati hidupnya karena terasa membosankan. Haru memendam perasaan kepada siswa cowok di sekolahnya namun sayang Haru harus menelan pil pahit karena dia tahu cowok itu sudah memiliki kekasih. Hidup Haru berubah saat dia kemudian menyelamatkan seekor kucing yang akan tertabrak mobil. Sejak saat itu, Haru kembali mempertanyakan kembali makna kebahagiaan dalam hidupnya. Menonton film ini membuatku merasa bahagia dan tenang. Mungkin lebih ke perasaan tentram sepanjang menonton filmnya. Karena aku pikir plot dalam film ini sungguh sangat mudah dicerna namun aku tidak protes. Tidak seperti kebanyakan film lainnya kreasi studio Ghibli, film ini seakan tidak berusaha membuat pusing penontonnya, ya mungkin memang sengaja dibuat mudah ditebak dari segala aspek filmnya.  Menurutku, penonton akan mengambil hikmah tentang tidak banyak menggerutu dalam menjalani hidup saat mereka menuntaskan menonton film ini. Karena ...