Langsung ke konten utama

[Review] Memutar Ulang Waktu by Gabriella Chandra


Judul: Memutar Ulang Waktu
Penerbit: GPU
Penulis: Gabriella Chandra
Terbit: Mei 2015
Tebal: 200 halaman

 MASA lalu memang baik untuk dikenang. Apalagi ketika masa sekarang dalam hidup kita tidak begitu mengenakkan. Seakan kita terus bermimpi untuk kembali ke masa terdahulu, kita lalu berpikir jika saja ada sesuatu yang bisa diubah, maka segalanya akan lebih baik. Itulah yang dipikirkan Shella dalam novel Memutar Ulang Waktu, dia berangan-angan untuk kembali hidup di masa lampau untuk meraih harapan-harapannya yang kandas meskipun kehidupannya sekarang cukup membahagiakan. Tetapi, begitulah sifat alami manusia yang tidak pernah puas, segalanya berusaha ditempuh, akhirnya Shella melalui petunjuk lelaki tua misterius bisa kembali ke masa-masa SMP dan SMA-nya, bisakah dia memperbaiki hal-hal yang dirasa perlu diubah? Atau kehidupannya akan bertambah buruk kelak?

Kisah perjalanan hidup Shella di masa saat dia memakai seragam biru putih dan abu-abu putih dimulai ketika petunjuk lelaki tua misterius membius harapannya kuat-kuat. Lewat sebuah kerang di balik batu karang sebuah pantai, ia berhasil melewati dimensi waktu dan memutar ulang waktu untuk kembali ke kehidupannya. Shella akhirnya bisa menjalani kehidupan yang serupa dan ia sekarang bisa menarik perhatian cowok idamannya, tak lupa ia pun bergabung dengan kelompok cewek populer, dan yang paling penting ia memberikan petunjuk kepada orangtuanya agar tidak salah memilih bisnis karena kelak di masa depan orangtua Shella akan bangkrut.

 Tetapi, memang rencana Tuhan yang paling menakjubkan. Kehidupan Shella di masa lalu maupun sekarang memiliki dampak di kehidupannya kelak. Shella berusaha meraih satu per satu harapannya, walau hidup selalu membutuhkan yang namanya konsekuensi. Gadis itu akan tahu pesan tersirat dalam kehidupannya bahwa segalanya tak melulu soal kesenangan, bukan hanya soal mengejar obsesi dan kekayaan apalagi kepopularitasan.

 Novel Memutar Ulang Waktu akan mengajak kita menengok kehidupan perempuan muda yang coba mengubah takdir masa lalunya, sedangkan ia tak kunjung mensyukuri terhadap apa yang ada di sekelilingnya. Segalanya memang membutuhkan kerja keras dan usaha. Memang tak hanya usaha yang sesuai keinginan kita saja yang harus kita ikuti, melainkan kita juga harus melihat sisi realitas, apakah sesuatu itu mungkin atau hanya khayalan kita belaka?

 Membaca buku ini tidak akan membosankan karena alurnya menarik dan terus mengajak pembaca tak berhenti mengikuti kisah Shella yang sebenarnya pekerja keras, meskipun ia tak pernah puas. Yang paling penting dari novel ini adalah amanatnya yang mengajak kita untuk tidak menyesali apa yang ada di dalam kehidupan kita sekarang. Karena yang paling penting adalah mensyukuri kondisi kita yang sebenarnya serba sempurna, walaupun kita jarang menyadarinya.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

[Travel Writing] Bale Kabuyutan Desa Ciledug Wetan Cirebon

Kemarin mencoba datang ke tempat yang belum pernah dikunjungi. Kebetulan daerah dekat rumah saya. Tulisan ini tadinya telah terkirim ke media tempat PKL saya. Tapi, nasibnya naas karena harus berakhir di recycle bin komputer redaktur. Jadi, saya share saja di blog. Bale kembang di Bale Kabuyutan. (Dok. pribadi) Berlokasi tepat di belakang kantor kuwu Desa Ciledug Wetan Kecamatan Ciledug, Bale Kabuyutan masih berdiri kokoh hingga kini. Bale Kabuyutan adalah salah satu situs peninggalan budaya leluhur Cirebon berbentuk bale kambang (tempat tidur dari kayu). Benda itu tersimpan di dalam ruangan berukuran sekitar 20 x 30 meter. Sedangkan bale kambang itu memiliki ukuran panjang 5 m, lebar 3 m, dan tinggi 0,5 m serta disangga oleh enam tiang. Menurut Mundara (62) selaku juru kunci Bale Kabuyutan, tempat tersebut dulunya difungsikan sebagai tempat pengambilan sumpah bagi mereka yang hendak menganut Islam. Mundara yang sejak tahun 2002 menjadi juru kunci di tempat itu menuturkan bah...