Langsung ke konten utama

Review A Cup of Tarapuccino



Judul: A Cup of Tarapuccino
Penulis: Riawani Elyta, Rika Y. Sari
Jumlah halaman: 304 halaman
Penerbit: Indiva Media Kreasi
Cetakan Pertama: April 2013
Harga: Rp39.000
Sinopsis:
Tara, gadis yang energik, lulusan sebuah universitas yang memilih jalan untuk berwirausaha bersama sepupunya, Raffi. Telah mengembangkan sebuah usaha bakery yang perkembangannya amat pesat di kota Batam. Dan dalam penceritaan novel ini, serentetan cobaan menghadang usaha bakery Tara dan Raffi yang bernama Bread Time.
Hazel, pemuda yang baru saja DO dari universitas tempatnya menuntut ilmu. Mencoba peruntungan dengan melamar menjadi salah satu staff di Bread Time. Diterima dengan mudahnya oleh Tara yang saat itu memang membutuhkan karyawan dengan spesifikasi yang cukup mumpuni, dan Hazel adalah orang yang Tara anggap sebagai pilihan paling tepat. Namun, kehadiran Hazel sangat tidak diinginkan Raffi. Apakah hal itu karena kecemburuan Raffi pada Hazel yang terlalu menarik perhatian Tara? Atau karena kemunculan Hazel yang bertepatan dengan banyaknya kejadian ganjil yang menimpa Bread Time?
Review:
Novel ini sangat lugas membuka pengetahuan seputar dunia usaha bakery yang mungkin saja Anda tidak pernah tahu. Sepanjang membaca cerita di dalamnya, seakan selalu tercium aroma remah roti yang baru saja dipanggang atau hendak disajikan dengan menu lain yang pastinya lezat. Novel ini sangat khas, ternyata memang kerena diramu oleh para penulis yang benar-benar menyukai dunia kuliner, dalam hal ini adalah mbak Riawani yang gila masakan, dan mbak Rika Y. Sari yang notabene seorang pengusaha kuliner.
Diksinya apik. Meski mengusung genre roman islami, tetapi tak melulu menggunakan diksi yang mendayu-dayu apalagi menggurui. Banyak kata-kata yang membuat tercengang karena ada konflik semacam intrik-intrik mafia di dalamnya, terkesan membuat penasaran di sepanjang cerita, karena novel ini punya unsur konflik khas Kepulauan Riau yang dibawa oleh kedua penulisnya, apalagi kalau bukan masalah tentang penyelundupan barang-barang illegal. Bahkan salah satu tokoh dalam novel ini terjerat masalah itu.
Cover bukunya sangat menggambarkan isi cerita. Dimana gesekan konflik antar tiga tokoh sentralnya benar-benar terasa. Tara, Raffi, dan Hazel, mereka terjerat konflik cinta segitiga yang tak biasa. Kenapa tak biasa? Sudah jelas kerena pengungkapan rasa cinta masing-masing tokohnya kepada yang lain tidaklah diekspresikan dengan frontal. Tentu saja karena ini novel roman islami, tentu kedua penulisnya tahu batasan-batasan paling riskan agar sebuah novel dengan genre ini harus beda dari yang lain.
Permainan konflik dalam novel ini terasa realistis, nyata, dan tentu saja berimbang serta khas. Karena setting yang menguatkan konflik dalam novel ini. Tentang penggambaran tokohnya sudah cukup menarik, apalagi kisah cintanya. Sudah dijelaskan tadi bahwa novel ini mengusung perbedaan yang begitu mencolok dibanding novel-novel bergenre sejenis yang ada di pasaran.
Kalau ditanya kekurangan, bisa dipastikan bahwa novel ini kekurangannya hanya satu. Dalam novel ini ada salah satu bagian yang menjelaskan potongan masa lalu salah satu tokohnya. Dan bagian itu terasa kurang dieksplorasi. Namun, kabar baiknya, menurut salah satu penulisnya sendiri, bagian itu akan dikisahkan lagi nanti, alias akan ada sekuel dari novel ini. Entah itu benar atau tidak, semoga saja ada lanjutannya.
Di balik cover novelnya yang elegan, ternyata memang benar 'A Cup of Tarapuccino' menyuguhkan sesuatu yang berbeda. Secangkir kisah hangat tentang perjuangan pengembangan usaha bakery yang coba diperjuangkan para tokohnya habis-habisan, juga tentang kisah cinta yang santun dan menginspirasi, dan yang paling sukses membuat novel ini nendang adalah kisah pengorbanan yang begitu patut untuk diteladani. Semoga kedua penulisnya masih akan menuliskan kisah-kisah semacam ini lagi .... Semoga sukses![]

Komentar

  1. Terima kasih dedul untuk reviewnya yang apik dan komplit banget:-) kemaren gak diikutkan di lomba resensi indiva?

    BalasHapus
  2. iya makasih juga udah dikasih cuma-cuma novelnya :) emmm... telat kak, belum sempet juga beli buku baru buat ngedapetin struknya -__-

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

Review Never Have I Ever Season 2 (Sebuah Ulasan Singkat)