Langsung ke konten utama

Hujan dan Teduh, Novel Romantis Penuh Pesan Moral






  Di masa kuliahnya, Bintang menemui fakta bahwa dirinya harus melangkah. Melewati masa lalu kelamnya yang bisa dibilang gelap. Pangeran yang sering menemuinya di kampus itupun akhirnya jadi kekasihnya. Dia yang membenci Bintang terlebih dahulu, tetapi berubah cinta pada akhirnya. Namun, apa yang harus dilakukan oleh Bintang saat kisah cintanya yang sekarang harus sepahit dulu? Bahkan lebih parah dan mengiris hati .... Inikah hal yang ia sebut cinta? Pada akhirnya Bintang harus memilih untuk melangkah terus atau berhenti.

  Novel romance yang dapet gelar jawara lomba novel GagasMedia bertajuk 100% romance asli Indonesia ini punya kekuatan di plot ceritanya yang gak umum. Mengangkat tema percintaan sesama jenis plus kebobrokan moral remaja sekarang, sungguh gak bisa ngomong apa-apa pas baca buku ini. Tetapi buku ini emang kuat dari segi penceritaannya yang smooth.

  Hujan dan Teduh adalah potret yang Mbak Wulan Dewatra tulis sebagai kisah yang ia mungkin anggap akan memberikan sentuhan magis bagi para pembacanya. Amanahnya kental sekali bahwa bukanlah sebuah hubungan jika dilandasi nafsu, amarah, bahkan kekuatan untuk melawan norma-norma yang sudah ada di masyarakat.

  Penulis bisa katakan kalau buku ini berbahaya jika pembaca mengambil pesan negatifnya. Tetapi, itu tidak mungkin yah? Hehe ....

  Buku bercover menyejukkan ini menurut penulisnya sudah masuk cetakan kesembilan. Waw, keren bangetlah, dan emang pantes juga sih.

  Buku jawara ini mengambil setting di Jakarta. Juga sesekali, eh bukan sih, setengahnya bahkan mengambil setting di tempat lain, yaitu Bandung. Dua kota besar yang pada faktanya degradasi moral remajanya sering disinggung karena emang udah masuk tahap kritis.

  Buku ini direkomendasikan banget buat pembaca yang mau tau apa arti sebuah hubungan cinta, apa cinta sejati, plus apa sih pantangannya ketika menjalin hubungan dengan orang lain.


  Akhir kata, aku sebagai owner blog ini mengucapkan terimasih banget ama Mbak Wulan Dewatra yang udah nulis kisah segila ini. Untuk sebuah mahakarya yang porsi manisnya pas tetapi mengandung efek luar biasa keren untuk direnungkan. Jadi kepengen buat baca buku Harmoni sama Memento, tetapi gak ada budget buat belinya euy ....[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

[Travel Writing] Bale Kabuyutan Desa Ciledug Wetan Cirebon

Kemarin mencoba datang ke tempat yang belum pernah dikunjungi. Kebetulan daerah dekat rumah saya. Tulisan ini tadinya telah terkirim ke media tempat PKL saya. Tapi, nasibnya naas karena harus berakhir di recycle bin komputer redaktur. Jadi, saya share saja di blog. Bale kembang di Bale Kabuyutan. (Dok. pribadi) Berlokasi tepat di belakang kantor kuwu Desa Ciledug Wetan Kecamatan Ciledug, Bale Kabuyutan masih berdiri kokoh hingga kini. Bale Kabuyutan adalah salah satu situs peninggalan budaya leluhur Cirebon berbentuk bale kambang (tempat tidur dari kayu). Benda itu tersimpan di dalam ruangan berukuran sekitar 20 x 30 meter. Sedangkan bale kambang itu memiliki ukuran panjang 5 m, lebar 3 m, dan tinggi 0,5 m serta disangga oleh enam tiang. Menurut Mundara (62) selaku juru kunci Bale Kabuyutan, tempat tersebut dulunya difungsikan sebagai tempat pengambilan sumpah bagi mereka yang hendak menganut Islam. Mundara yang sejak tahun 2002 menjadi juru kunci di tempat itu menuturkan bah...

The Cat Returns (2002), Sebuah Ulasan Singkat

Film ini mengisahkan seorang siswa bernama Haru yang kurang bisa menikmati hidupnya karena terasa membosankan. Haru memendam perasaan kepada siswa cowok di sekolahnya namun sayang Haru harus menelan pil pahit karena dia tahu cowok itu sudah memiliki kekasih. Hidup Haru berubah saat dia kemudian menyelamatkan seekor kucing yang akan tertabrak mobil. Sejak saat itu, Haru kembali mempertanyakan kembali makna kebahagiaan dalam hidupnya. Menonton film ini membuatku merasa bahagia dan tenang. Mungkin lebih ke perasaan tentram sepanjang menonton filmnya. Karena aku pikir plot dalam film ini sungguh sangat mudah dicerna namun aku tidak protes. Tidak seperti kebanyakan film lainnya kreasi studio Ghibli, film ini seakan tidak berusaha membuat pusing penontonnya, ya mungkin memang sengaja dibuat mudah ditebak dari segala aspek filmnya.  Menurutku, penonton akan mengambil hikmah tentang tidak banyak menggerutu dalam menjalani hidup saat mereka menuntaskan menonton film ini. Karena ...