Langsung ke konten utama

Ulasan Novel Bad Boys (Nathalia Theodora)

Judul: Bad Boys
Penulis: Nathalia Theodora
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 2014
Tebal: 216 halaman 
Genre: Novel Remaja, Teenlit

Novel Bad Boys menceritakan tentang Ivy yang memiliki kakak seorang ketua geng di sekolah lain, Troy. Ivy tidak satu sekolah dengan Troy, namun dia harus menghadapi masalah karena ketua geng di sekolahnya bernama Austin memergoki Ivy yang datang ke sekolah diantar teman satu geng Troy bernama Lionel. 

Lalu, sebagai hukuman, Ivy dijadikan pesuruh oleh Austin untuk melayani kebutuhan gengnya, hanya hal-hal kecil seperti membeli makanan di kantin/warung, mengipasi Austin saat kepanasan, dan sebagainya. Meskipun begitu, Ivy merasa sengsara, dia berpikir sampai kapan hidupnya akan terus begini?

Ulasan

Membaca novel ini sungguh sangat seru, karena ketebalan novel yang tidak terlalu mengintimidasi. Ditambah dari segi cerita, novel ini patut diikuti karena gaya penulisannya sungguh mengalir blak-blakan. Hal yang lebih seru lagi adalah isi ceritanya yang menurut anak-anak remaja sekarang bucin abis. Ya, ini memang tentang Ivy dan Austin.

Awalnya Ivy memang berusaha merahasiakan identitasnya dari Austin karena akan berdampak buruk padanya. Bahkan, Troy sampai berusaha menjadikan Ivy sebagai pacar pura-pura Lionel. Namun, karena Ivy menjadi budak Austin, mau bagaimana lagi, pada akhirnya akan ketahuan juga. Namun, yang menjadikan hal itu seru adalah hal itu akan sampai kapan terjadi? Lalu, bagaimana dampaknya pada hubungan Ivy dan Austin yang lama-lama mereka saling suka juga.

Yang bisa dipetik dari novel ini adalah memang cinta awalnya berawal dari benci. Seperti Austin dan Ivy, keduanya sama-sama tidak suka satu sama lain karena mungkin mereka selalu bertemu, bibit-bibit cinta pun lambat laun tumbuh. Menurutku itu hal yang bagus dalam novel ini karena secara keseluruhan semuanya memang diceritakan dengan sangat sweet. Meskipun, dari kacamata pembaca gak semuanya hal dalam novel ini bagus. Seakan-akan dunia SMA, at least dunia dalam novel ini selalu membahas cinta-cintaan saja, enggak ada hal lain gitu selain perihal cinta dan konflik antar geng dua sekolah.

Tapi, sepertinya ada hal yang saya lupa, yaitu tema persaudaraan juga disinggung dalam novel ini. Sungguh sangat signifikan meskipun hemmm... saya rasa hal itu berkembang di bagian akhir cerita. Antara Ivy dan Troy akan dibahas juga di novel ini, menurutku itu bagus karena memperdalam topik yang bukan sekadar cinta antara cowok cewek aja, tapi juga antara saudara satu sama lain. Saling peduli sih lebih tepatnya coba dibahas dalam novel ini, sangat bagus karena memang mungkin tidak terlalu dramatis tetapi amat sangat menghibur dalam porsi yang sangat pas dan tak berlebih.

Pada akhirnya novel ini akan membahas tema bucin yang sangat sangat kental. Pasalnya bukan hanya satu tokoh yang dibuai asmara sehingga rela melakukan apa saja, tetapi setelah aku hitung ternyata ada empat dan itu cewek semua. Dan kesemua cewek itu naksir dan menggilai cowok-cowok bad boy, seperti judul novel ini. Dari segi hiburan oke, karena menurutku mungkin novel ini jadi pioner novel-novel dengan cerita sejenis. 

Yang patut diacungi jempol adalah porsinya yang pas dan tak berlebihan.Tidak seperti cerita-cerita jebolan platform jingga yang sudah pasti bisa bikin halu, ya sampai beberapa ada yang diangkat film karena level kebucinan dalam ceritanya sungguh bikin para pembaca remaja sekarang addicted, atau istilahnya sampai baper cuy.

Saya bersyukur saat remaja, besar di era di mana novel-novel remaja saat itu enggak sampai menyuntikkan paham bucin yang overdosis, seperti novel-novelnya Winna Efendi, Esti Kinasih, bahkan novel-novel Ilana Tan saat itu manisnya pas. Juga dari segi tema lebih semarak karena novel-novel remaja juga diisi penulis thriller semacam Lexie Xu. Atau cerita-cerita kriminal atau sport yang ceritanya pas dari Luna Torashyngu. Bahkan cerita-cerita remaja berbobot dari Ken Terate. Kalau aku saat itu pas zaman 2012-2014, karya novel-novel remaja Yoana Dianika yang paling banyak sering diikuti, soalnya dia ngeksplore bukan hanya tema romance, tapi juga horror plus fantasi.

Ya semuanya kembali ke individunya masing-masing sih, menurutku novel-novel remaja pas zaman beberapa tahun ke belakang lebih semarak dan pas seperti salah satunya novel ini.

Akhir kata, novel Bad Boys ini lumayan untuk bahan hiburan. Ceritanya pas dan gaya penceritaannya gak bakal bikin bosan. Takjub pokoknya pas tau ada dua sekuelnya bercerita tentang Troy kakak Ivy plus Sophie sahabat Ivy, plus cerita ketiganya tentang Lionel alias teman Troy plus Natasha alias adik Austin. Kayaknya seriesnya harus banget diikuti sampai akhir.[]

Komentar

  1. Saya sudah baca novel ini bahkan novel keduanya pun sudah. Hanya saja tidak saya posting resensinyua di blog saya yang sekarang, melainkan di blog lama yang sudah dihapus.

    Tetapi jujur saja saya sangat menyukai ceritanya. Biar remaja SMA, cerita yang dibawakan bukan cerita roman yang kebanyakan menye-menye dan bikin enek. Bener kata kamu, De, porsinya pas, seiring dengan dinamika SMA lainnya, misalnya persahabatan, geng, bahkan keluarga.

    Coba deh baca yang Bad Boy keduanya. Sama-sama seru kok!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitu ya, aku kira ulasannya ada di blog ya baru. Emang seru. Hemmm.... banyak yang suka buku keduanya juga ya, muridku juga suka banget ama yang kedua, aku dapet rekomendasi darii diaa...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)