Langsung ke konten utama

Ulasan Novel Our Broken Fate (Pricillia A.W.)

Judul: Our Broken Fate
Penulis: Pricillia A.W.
Tebal: 232 halaman
Terbit: Mei, 2019
Editor: Didiet
Sampul: Orkha Creative

Blurb

SEKUEL NOVEL OUR LITTLE CHANCE

Demi menghentikan aksi balas dendam keluarganya, Sam memilih pergi dari sisi Runa. Menanggalkan segala kerumitan keluarga Diwangga lalu menetap di sebuah kota baru bersama pamannya.

Perpisahan tak terucap itu meninggalkan luka tak terobati pada Runa. Ia mencoba menata hidup kembali dan memilih menghampiri Bastian yang menjadi tumpuan hidup Laura, sang kakak yang kini lumpuh. Mereka berusaha bangkit di tengah segala keterpurukan. Tanpa sadar, Runa dan Bastian jadi saling bergantung.

Lima tahun berselang, siapa yang menyangka jika Runa dan Sam masih saling merindu dalam diam? Masih berharap takdir mempertemukan mereka sekali lagi. Dan jika itu terjadi, semoga hati mereka bisa bebas memutuskan.

REVIEW NOVEL OUR BROKEN FATE

Untuk informasi saja, novel ini adalah sekuel dari novel teenlit Our Little Chance. Dalam cerita di novel ini, pergolakan kisahnya menjadi semakin rumit dan apa yang dialami setiap karakternya lebih tragis. Makanya diberikan label Young Adult, karena memang ceritanya lebih kompleks secara keseluruhan.

Seperti judulnya Our Broken Fate atau Takdir Kita yang Hancur, novel ini memang melanjutkan kisah Sam dan Runa. Mungkin jika kalian jeli membaca blurb novel ini, kalian bisa menebak cerita di novel sebelumnya. 

Aku kali ini akan menyampaikan beberapa pesan yang kudapat dari novel ini alih-alih menilai unsur-unsur intrinsik novelnya. Karena aku sangat suka jalan cerita novelnya jadi tidak akan membiarkan kalian tahu ceritanya, sayang kan nanti kalau kalian akan kecewa karena sudah lebih dulu tahu bagaimana ceritanya.

Pesan pertama adalah tentang pengorbanan. Seperti yang dilakukan tokoh-tokoh utama dalam novel ini, pengorbanan sangat penting dilakukan terutama kepada mereka yang kita cintai. Tak peduli bagaimana sakitnya nanti saat kita berkorban, kadang kita akan mengecap hasil manisnya di akhir.

Pesan kedua adalah tentang mencintai setulus hati. Seperti yang dilakukan beberapa tokoh di novel ini, mereka mencoba mencintai dengan tulus orang yang mereka kasihi. Meskipun kesannya agak bucin, tetapi aku menangkap sih pesan ini. Mencintai seseorang dengan tulus akan memberikan efek baik kelak. Mungkin kita akan berhadapan dulu dengan kegetiran, pahit, asam, dan sebagainya. Namun, saat kita percaya bahwa itu adalah hal yang baik, maka semua akan berakhir dengan indah.

Pesan ketiga adalah tentang memberi kepastian. Berikanlah kepastian saat kita menjalin hubungan dengan orang lain. Digantung rasanya sangat tidak enak dan hanya akan membuat konflik baru. Seperti halnya yang terjadi pada salah satu tokoh penting di novel ini. Untungnya orang yang dia gantung cintanya mengerti. Jika tidak, bisa berabe. Tapi asli sumpah, waktu aku baca plot cerita ini agak gemas malah jatuhnya antipati sama tokoh tersebut. Meskipun pada akhirnya semua berakhir sesuai harapanku, aku tetap tak menyukai tokoh tersebut karena sikapnya yang plin-plan, mudah menyerah, dan pokoknya enggak banget deh buat dicontoh.

Kalo dinilai dari segi cerita, novel ini sudah teramat baik karena telah menjawab semua pertanyaan yang tertinggal dari novel prekuelnya. Lebih banyak hal mengejutkan juga bisa ditemukan di novel ini. 

Sungguh, pokoknya novel ini direkomendasikan banget buat dibaca. Ceritanya bagus banget bahkan menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang tangguh. Akhir kata, empat bintang untuk novel ini.[] 🌟🌟🌟🌟


Komentar

  1. Novel lanjutan Sam dan Runa yang menurut kamu mengalami takdir tragis lainnya. Duh, sebenarnya sekompleks apa sih hubungan mereka sampai harus pisah segala. Jadi nggak sabar untuk membaca kedua buku karya Pricillia ini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kompleks banget... baca aja deh biar ga penasaran

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)