Langsung ke konten utama

Ulasan Novel Hantu di Rumah Mertua (Dini W. Tamam & Erby S.)

Judul: HANTU DI RUMAH MERTUA
Penulis: Dini W. Tamam & Erby S.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tanggal rilis: 15 April 2019
Harga: Rp52.000
Genre: Horor
Tebal: 140 halaman

SINOPSIS

Farah, seorang wanita sederhana. Merasa hidupnya berubah menjadi sangat membahagiakan, sejak bertemu Nando. Pria menawan yang berhasil menyelamatkan dirinya, dari segala kepenatan dan kebosanan di tempat kerja.

Nando menikahi Farah, dan membawanya tinggal di sebuah rumah besar milik ibunya. Di rumah mertua, Farah seharusnya bisa menikmati hidupnya. Sebab ia sudah mendapatkan pujaan hati. Tapi, rumah megah dan terkesan angkuh itu menyimpan misteri dan kisah kelam. Farah juga dihadapkan dengan berbagai hal aneh, yang membuatnya bertanya-tanya.

Semua itu memaksa Farah mencari tahu dengan caranya sendiri, agar ia mendapatkan jawaban tentang siapa Nando dan ibunya?

REVIEW NOVEL HANTU DI RUMAH MERTUA

Aku baru saja membaca novel Dini W. Tamam dan Erby S. berjudul Hantu di Rumah Kos. Aku merasa kecewa karena ceritanya enggak seram dan banyak logika yang bolong. Namun, hal itu tidak membuat semangatku kendor untuk tidak melanjutkan membaca karya duo penulis itu. Maka, akhirnya aku membaca novel Hantu di Rumah Mertua. Novel horor ini lebih rapih meskipun masih memiliki beberapa kekurangan, tapi at least memang lebih baik dibanding novel Hantu di Rumah Kos.

Yang sangat aku sukai adalah ada pesan-pesan yang lebih jelas saat menamatkan membaca novel ini. Bukah hanya sekadar mendapat ketakutan karena diteror penulis lewat adegan-adegan seram, tetapi ada pelajaran yang bisa diambil.

Pertama adalah pesan untuk menjadi pemberani. Kadang kita selalu mengkhawatirkan banyak hal sebelum melakukan sesuatu. Singkatnya, kita selalu mudah merasa takut. Padahal saat kita menghadapi suatu hal, tidak selamanya seperti yang kita duga. Bisa jadi lebih mudah, lebih gampang. Atau jika hal yang kita hadapi lebih sulit, bukankah setelah itu kita mendapatkan pelajaran. Seperti Farah dalam novel ini, karena keberaniannya untuk mengungkap hal apa yang tersembunyi di balik misteri rumah yang ditinggalinya, segalanya menjadi lebih baik setelah ia tahu meskipun ia harus berkorban banyak hal penting dalam hidupnya.

Hal kedua adalah tentang keserakahan. Hal itu selalu membawa dampak buruk. Meskipun pada awalnya mungkin kita akan mendapatkah hal yang menguntungkan, pada akhirnya kita akan mendapatkan hal yang merugikan. Seperti salah satu tokoh di novel ini, segalanya runtuh seketika saat ia sadar keserakahan hanya membuatnya menjadi sangat gila akan apapun.

Dari segi cerita, novel ini bolehlah. Terornya lebih banyak dan lebih kejam dibanding novel horor Hantu di Rumah Kos. Alurnya juga lebih rapih dan masuk akal. Meskipun beberapa logika cerita patut dipertanyakan seperti hubungan Nando dan Farah yang begitu cepat. Juga hal lain sepertu hantu di rumah mertua Farah yang hanya menghantui Farah. Padahal di situ juga ada asisten rumah tangga, tapi dia tidak pernah dihantui. Memangnya hantu bisa memilih siapa yang mau dihantui gitu?

Akhir kata novel ini lumayan buat hiburan sekilas. Secara kualitas lebih baik dibanding novel horor sebelumnya dari duo penulis ini. Iya, novel HANTU DI RUMAH MERTUA ini lebih baik dari novel HANTU DI RUMAH KOS. Kita tunggu novel-novel horor selanjutnya dari duo penulis itu. Mungkin bakal ada HANTU DI RUMAH SUSUN, HANTU DI RUMAH BELANDA (kalo yang ini kayaknya udah ada deh dari penulis lain), HANTU DI RUMAH KONTRAKAN, atau HANTU DI RUMAH SAKIT, 😂lol, just kidding saudara-saudara.[]

Komentar

  1. Saya baru tahu ada novel horor begini. Soalnya nggak pernah liat promosinya. Jadi maju-mundur nih buat nyoba membacanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kok bisa maju mundur nih? sebenrnya enggak terlalu serem sih kang

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)