Langsung ke konten utama

Ulasan Novel Deuce! (Netty Virgiantini)


Judul: Deuce!
Penulis: Netty Virgiantini
Penyunting: Irna Permanasari
Penyelaras aksara: Wienny Siska
Perancang sampul: Yogi Fahmi Rian Dito (@yfriandito)
Penata letak: @bayu_kimong
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2019)
ISBN: 9786020614616 (DIGITAL)
Jumlah halaman: 256 halaman
Terbit: 25 November 2019

BLURB
NAMIRA sering banget bolos pelajaran olahraga. Alasannya, dia harus bekerja sampai malam sebagai pemungut bola di lapangan tenis. Pekerjaannya terasa semakin berat karena di sana ada cowok nyebelin yang bikin dia pengin menelan bola bulat-bulat!

KAFI, anak pemilik lapangan tenis tempat Namira bekerja, benar-benar kelimpungan menghadapi sikap cewek mungil itu. Cuek banget! Kafi punya satu alasan khusus sengaja bersikap arogan pada Namira.

AKSAN, ketua kelas X-5, sempat mengira Namira masih anak SD ketika pertama bertemu saat pendaftaran masuk SMA Nusantara. Demi satu alasan yang disimpannya sendiri, Aksan sengaja melontarkan omongan pedas pada cewek mungil itu.

Untung ada Pak Alan, guru olahraga baru sekaligus wali kelas X-5, yang punya cara jitu mengatasi masalah yang tengah dihadapi para murid.

Namun, ketika permusuhan Namira dengan Kafi mulai mencair dan sikap Aksan menjadi penuh perhatian, persaingan justru semakin sengit. Namira terjebak di antara dua cowok yang awalnya sama-sama nyebelin tapi diam-diam bikin jantungnya gubrak-gabruk-jeng-jeng-jeng. Dua cowok yang selisih poinnya hampir sama, dan saling mengejar dalam pertandingan merebut perhatian Namira. Deuce!

REVIEW NOVEL DEUCE! KARYA NETTY VIRGIANTINI

Perjalananku mengenal karya-karya Mbak Netty adalah dimulai saat aku kuliah. Aku membaca teenlit-nya berjudul The Kolor of My Life, Kembar Dizigot, dan Lho, Kembar Kok Beda? Lalu aku baca juga amore karya Mbak Netty berjudul Cincin Separuh Hati. Aku suka gaya menulis beliau yang kocak abis. Terutama dalam novel Deuce! ini, Mbak Netty masih mempertahankan gaya menulisnya.

Dalam novel Deuce! ini pembaca akan bertemu sosok Namira. Gadis yang punya pekerjaan sampingan sebagai pemungut bola di lapangan tennis. Bisa kepikiran ya Mbak Netty bikin cerita kayak gini? Keren, maklumlah dia penulis pro, kalo dihitung-hitung aja karyanya di Gramedia Pustaka Utama udah hampir 12 biji, kalo enggak salah ya.

Namira ini gadis enggak mampu secara ekonomi. Makanya dia berusaha membantu ayahnya yang seorang single parent. Namira karakter yang antimainstream sih. Konyol, lugu, dan kadang keras kepala. Namun dia juga memiliki kelemahan yaitu malas setiap kali pelajaran olahraga. Maka dari itu guru olahraganya yang baru bernama Alan mencoba menemukan solusi dan alasan menyangkut Namira ini.

Hidup Namira semakin menemui tantangan saat ada dua orang cowok keren mendekatinya. Bagaimana Namira menghadapi mereka berdua? Bukan hal yang mudah menghadapi Kafi yang selalu meneriaki Namira saat dia berlatih tennis di lapangan tempat Namira bekerja. Atau Aksan, sama memusingkannya karena cowok itu selalu berkata pedas kepada Namira.

Pelajaran yang bisa didapatkan saat membaca novel ini adalah jangan minderan! Apapun latar belakangan kamu, cobalah untuk percaya diri dalam menghadapi segala sesuatu. Seperti Namira, seringnya ia tidak mau berhadapan dengan Kafi hanya karena cowok itu kaya. Padahal Nam masih memiliki potensi yang bisa digali, seharusnya Nam bisa melawannya atau sekadar bertanya balik ke cowok itu setiap kali meneriakinya. 

Pelajaran kedua adalah jangan pernah menyepelekan sesuatu. Seperti Nam yang menyepelekan pelajaran olahraga karena pelajaran itu dinilai membosankan baginya. Padahal, Pak Alan mencoba membuat segalanya berbeda. Maka, jangan coba-coba, maksudnya jangan meng-underestimate sesuatu terlebih dahulu, karena bisa jadi hal itu akan bermanfaat kelak.

Sedangkan, dari isi cerita dan gaya bercerita tidak bisa diragukan lagi, mendekati kata perfect. Soalnya teenlit ini tidak seperti teenlit kebanyakan. Ceritanya sederhana, sesederhana tokoh utamanya yang bukan anak orang kaya. Nam itu simple sekali, bahkan bisa dibilang ia dewasa lho karena berusaha membantu finansial keluarganya di saat ia seharusnya lebih fokus untuk sekolah. Pesan terselubung lagi tuh karena masa remaja bisa dijadikan masa pendewasaan yang lebih baik jika dibanding hanya hura-hura atau main-main saja.

Gaya penceritaannya tidak diragukan lagi. Sungguh kocak, ditambah dengan bertaburannya beberapa karakter komikal di novel ini membuatnya semakin berkualitas. Guyonannya banyak banget, tapi sumpah deh semuanya lucu menurutku ya.

Akhir kata, novel ini direkomendasikan untuk dibaca karena ceritanya tidak biasa dan gaya bercerita penulisnnya yang asli bakal bikin pembaca mengocok perutnya sampe sakit dah.[]👏👏👏


🌟🌟🌟🌟/5


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)