Langsung ke konten utama

Review "With You (Sehari Bersamamu)" by Christian Simamora dan Orizuka


Judul: With You (Sehari Bersamamu)
Pengarang: Christian Simamora dan Orizuka
Editor: Alit Tisna Palupi
Proofreader: Gita Romadhona
Pewajah sampul: Dwi Anissa Anindhika
Penerbit: Gagas Media (Gagas Duet)
Tebal: xviii + 298 hlm
Harga: Rp50.000
Rilis: Juni 2012
ISBN: 9789797805739

Blurb
Sehari bersamamu, cukuplah bagiku...

365 hari dalam setahun,
24 jam dalam sehari.

Di antara semua waktu yang kita punya,
kau sengaja memilih hari itu.

keluar dari mimpi indah,
lalu hadir dalam hidupku...

sebagai cinta yang selama ini aku tunggu.


WITH YOU adalah Gagas Duet, novella dari dua penulis GagasMedia: Christian Simamora dan Orizuka. Keduanya mempersembahkan dua cerita cinta yang menemukan takdirnya dalam satu hari saja.

Review

Banyak reviewer yang membahas buku ini terpisah. Karena di dalamnya terdapat dua cerita, jadi mereka memisahkan review cerita pertama dan kedua. Saya akan bereksperimen dengan hanya membuat review satu saja. Saya akan mencobanya tentu saja, dengan usaha maksimal karena saya baru saja makan makanan bergizi (ini nggak nyambung).

Kedua ceritanya mengambil tema serupa, tentang hari-hari yang berhasil menjungkirbalikkan hati mereka, dan tentu saja membuat hubungan mereka terasa manis. Di cerita pertama karya Christian Simamora, pembaca akan bertemu Cindy yang hari-hari bersamanya dengan Jere mampu mengubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Begitupun di cerita kedua karya Orizuka, kisah Lyla dan Janu berpotensi menghipnotis pembaca bahwa akan ada hari-hari yang manis, hari-hari yang tak terduga yang akan membuat cinta lebih terasa sesungguhnya, benar-benar memuakkan.

Jika pada kisah pertama, kedua tokohnya adalah orang asing bagi satu sama lain, sedangkan pada kisah kedua tokoh-tokohnya adalah sapasang mantan yang secara kebetulan dipertemukan kembali di Karimunjawa. Jangan khawatir, karena kedua kisahnya mampu membuat pembaca merasakan kehangatan hati yang tiada tara, sungguh akan membuat perasaan melega.

Masing-masing penulis mampu menciptakan dan menghidupkan setiap karakternya denga kuat. Dan tentu saja mengoneksikannya dengan karakter lain pun sama-sama berimbang. Jadi, kedua ceritanya sama-sama mengalir lancar meskipun pada cerita pertama ada kesan dipaksakan karena hey tokoh-tokohnya hanya perlu beberapa hari saja lho untuk membangun chemistry, sungguh mungkin bagi pembaca kritis akan berdecak, is that too good to be true?

Memang dalam fiksi tidak ada salah atau benar, mungkin hanya tuntutan logika yang harus benar-benar masuk akal. Kedua cerita sudah mampu kok menenuhi unsur tersebut, terlebih diselipkan banyak adegan romantis yang akan membuai pembaca, beberapa akan memancing pembaca untu berkata 'wow'. 

Kesimpulannya adalah kedua cerita dalam novel ini menurut saya sih sangat mampu memenuhi espektasi pembaca. Tinggal bagaimana pembaca menanggapi kedua cerita itu apakah kedua masuk taraf sangat memuaskan atau biasa aja, atau salah satunya, atau tidak keduanya. Di luar itu semua, novel ini layak menjadi teman pembaca yang mampu menemani mereka di saat sore atau saat waktu luang.[]

Komentar

  1. Ini novel lawas GagasMedia ya... Sempet booming sih novel duet di penerbit yang satu ini. Sayangnya, saya malah belum baca satu pun. Oh ya, saya suka banget sama gaya bahasa Orizuka. Manis, lugas, dan renyah, begitu istilahnya.

    BalasHapus
  2. Iya kang .. Kalau saya sih baca ini sama yang Terpesona. Yang ini emang jauh lebih terarah sih ceritanya dan lebih masuk akal. Tapi menurutku tulisan Oriza di sini sendu sendu gimana gitu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)