Langsung ke konten utama

Review Tangled by Emma Chase


Judul: Tangled
Penulis: Emma Chase
Penerbit: GagasMedia
Tebal: 332 Halaman
Harga: Rp63.000

Blurb
“Perempuan lebih cepat jatuh cinta dibandingkan pria.
Lebih mudah dan lebih sering.
Tapi, saat pria jatuh cinta? Kami jatuh lebih keras.
Dan, saat keadaan members?
Saat bukan kami yang mengakhirinya?
Kami tidak bisa pergi begitu saja.
Kami merangkak.”
−Drew Evans
Kau lihat lelaki belum mandi dan belum bercukur yang teronggok di sofa? Lelaki yang memakai kaus abu-abu kotor dan celana olahraga robek?
Itu aku, Drew Evans.
Tak biasanya aku seperti ini. Maksudku, itu sama sekali bukan aku.
Dalam kehidupan sesungguhnya, aku sangat terawat. Aku seorang partner terbaik di salah satu bank investasi terkemuka di New York. Soal perempuan, aku tinggal menunjuk gadis cantik mana pun dan dia akan tunduk di kakiku. Kau boleh bilang aku lelaki hidung belang, tapi aku tidak akan pernah mengencani rekan kerja.
Sampai Katherine Brooks datang dan menjadi associate baru di kantor kami. Perempuan cantik ambisius itu mengubrak-abrik hidupku. Bayangkan, seorang Drew Evans harus bersaing dengannya demi mendapatkan klien baru senilai jutaan dolar! Yang benar saja! Dan, yang lebih menyebalkan lagi, dia sangat sangat sangatmenarik dan aku tak bisa melepaskan mataku darinya.
Drew Evans tidak jatuh cinta.
Tapi, di sinilah aku, teronggok tak berdaya dalam keadaan flu dan patah hati. Jika kau mengenalku, kau tidak akan percaya, bagaimana mungkin seorang Drew Evans sedang sibuk menyusun rencana, hanya untuk memenangi hati seorang wanita.
“Tertawalah, tergila-gilalah, dan jatuh cintalah pada Tangled. Sekarang juga!”
− ALICE CLAYTON, penulis buku bestseller, Wallbanger

Review
Novel ini saya baca terjemahannya tentu aja. Mengisahkan tentang percintaan Drew dan Kate. Keduanya sama-sama agresif dalam urusan pekerjaan, tetapi dalam hal cinta jangan ditanya. Faktanya Drew selangkah lebih maju dari Kate.

Drew awalnya bertemu Kate di bar. Di sana, ia pikir tak akan bertemu Kate lagi. Padahal Kate itu menurut Drew sangat memesona. Jadi, pas si Kate kebetulan lagi ketemu Drew sebagai pegawai baru di kantor papanya, dia jadi sangat bahagia.

Konflik novel ini bagaimana dong? Jelas, bakal dibikin rumit sama penulisnya. Jadi, Drew kayak melakukan pendekatan terus menerus gitu sama Kate, padahal Kate udah punya calon tunangan kalo gak salah. Pas si Kate kena masalah sama pasangannya itu, Drew langsung melancarkan rencana yang sebenarnya enggak dia prediksi sama sekali bakal dilakuin. Ternyata dari situlah jurus Drew berhasil. Namun, segalanya penuh konsekuensi lho karena Drew selama ini memang tidak pernah serius dengan siapa pun, terlebih Drew secara terang-terangan membuat Kate tampak bodoh di kantor, bahkan memanipulasi Kate. Bagaimana kelanjutannya? Novel romance ini seru banget buat dibaca deh.

Mungkin dari sampulnya kalian akan mengira kalau novel ini super hot, ternyata memang hot. Saya sebenarnya udah baca dari dulu tapi versi Inggrisnya, dan saat itu belum terlalu ngerti alias asal baca aja. Pas, baca versi terjemahannya lumayan dapet sih sama ceritanya.

Intinya kelebihan novel ini adalah memang keunikannya. Novel ini dikisahkan dari sudut pandang Drew, pria arogan yang sebenarnya cerdas, kaya, memesona, sexy, lucu, dan sebagainya deh. Drew ini sebenarnya too good to be true lho. Cuma pengemasan Emma sebagai penulis kayaknya emang bikin semua pembaca Tangled ini salah fokus. Begitupun sosok Kate yang cantik, cerdas, keras kepala, tapi bisa lembut juga nih dan pengalah tuh dalam masalah cinta.

Kekurangan dua karakter utamanya bikin novel ini jadi kayak beneran alias realistis kali ya. Drew kekurangan dia adalah Kate, dan dia bego banget karena memanipulasi Kate hanya demi egonya tampak unggul di kerjaannya. Sedangkan Kate bener-bener buta sama cinta, dia benar-bener jadi budak cinta sama pacarnya gitu padahal pacarnya kaya taken for granted banget sama Kate.

Kalau kalian baca buku ini dijamin deh bakal ngakak sepuas-puasnya, soalnya humor Drew emang juara sih sebenarnya. Kalau kalian terbiasa dengan humor orang Indonesia, diswitch dulu deh buat sementara. Soalnya humor-humor Drew itu lebih ke sarkasme dan kadang-kadang jorok juga sih cowok.

Bagaimana dengan kehotannya buku ini? Jangan tanya, panas membara. Tapi gak setiap menit grepe-grepe kok. Menurut saya sih pas bagian tengah ke akhir emang banyak sih. Sebenarnya itu malah bikin fokus buku ini tensinya turun soalnya pas awal-awal kalau saya sih udah kebawa seru sama perseteruan Kate dan Drew di temoat kerjanya itu, adegan-adegan di akhir sampe akhir terutama yang kipas-kipas bikin antiklimaks, emang sih gak begitu parah banget. 

Btw, novel ini juga menganut pesan yang universal banget tentang benci jadi cinta. So, kalau kalian benci sama seseorang, maka jangan sampe berlebihan banget jatuhnya bakal bikin jatuh cinta tuh. Hati-hati jangan sampe itu jadi selamanya.

Novel ini menghibur banget. Saya rekomendasikan banget deh buat kalian semua. Btw, emang bukunya udah jarang banget. Di Google play cuma ada versi Inggrisnya aja. Saya juga ngedapetinnya lewat olshop sih yang bekas. Jangan tanya yang baru, karena sampe lebaran kuda juga bakal tetap susah nyarinya, hehe...[]




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)