Langsung ke konten utama

[Review] Hidup Bertetangga Ala Muslim’ Show by Noredine Allam


Judul: Hidup Bertetangga Ala Muslim’ Show
Pengarang: Noredine Allam
Penerbit: DAR! Mizan
Penerjemah: Arum Candra
Penyunting: Momoe dan Dian Hartati
Ilustrator: Blondin
Terbit: Februari 2014
Tebal: 56 halaman

Kehidupan muslim di luar negeri khususnya di negara yang muslimnya minoritas adalah hal yang menarik untuk dibincangkan. Penyebabnya adalah karena percampuran budaya akan terjadi di sana, maka hal semacam toleransi acap kali membumi di lingkungan sang muslim tinggal. Hal ini diangkat komik karya Noredine Allam. Kisah-kisah di dalam komik ini mampu mengocok perut sebab Allam menekankan pada hal-hal kocak yang mungkin terjadi di kehidupan bertetangga antara keluarga muslim dengan keluarga nonmuslim di negara Perancis.

Allam mengangkat kisah satu keluarga muslim yang baru pindah di sebuah daerah perkotaan di Perancis. Allam berfokus pada interaksi keluarga muslim itu dengan tetangganya. Tetangga keluarga muslim adalah warga lokal yang islamphobia.

Di hari pertama keluarga muslim tersebut, sang tetangga bahkan menganggap jilbab biru yang dipakai ibu keluarga beragama islam itu sebagai seragam montir, sang kepala keluarga merasa biasa saja, namun sang istri merasa geram bukan main. Di lain kesempatan, sang tetangga malah memanfaatkan kebaikan keluarga muslim, karena mereka pernah membaca bahwa keluarga muslim pasti mampu memberikan hak-hak khusus pada tetangganya. Tentu semua itu diceritakan dengan lucu oleh Allam sebagai pembuat komik ini.

Hal yang mampu pembaca serap ketika membaca komik ini adalah bahwa keluarga muslim yang mengerti nilai-nilai islam dalam bertetangga pasti akan melakukan hal terbaik semaksimal mungkin untuk membuat tetangganya nyaman. Terlepas tetangga itu muslim atau nonmuslim, ataupun tetangga itu baik bahkan mendzolimi sekalipun. Nilai-nilai islam sangat kental dalam komik ini. Semuanya digambarkan dalam kisah-kisah yang isinya tak sekadar humor belaka.

Komik ini sbagus dan patut dijadikan referensi bacaan islam bermutu karena isinya tidak hanya menghibur melainkan coba menanamkan pesan-pesan islam kepada pembaca. Melalui medium komik, Allam sebagai komikus mampu membuat kisah-kisah yang segar dalam upaya menyampaikan nilai-nilai islami yang tidak menggurui. Komik ini sangat patut dibaca karena amanat-amanatnya yang ampuh menginspirasi pembaca.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

[Travel Writing] Bale Kabuyutan Desa Ciledug Wetan Cirebon

Kemarin mencoba datang ke tempat yang belum pernah dikunjungi. Kebetulan daerah dekat rumah saya. Tulisan ini tadinya telah terkirim ke media tempat PKL saya. Tapi, nasibnya naas karena harus berakhir di recycle bin komputer redaktur. Jadi, saya share saja di blog. Bale kembang di Bale Kabuyutan. (Dok. pribadi) Berlokasi tepat di belakang kantor kuwu Desa Ciledug Wetan Kecamatan Ciledug, Bale Kabuyutan masih berdiri kokoh hingga kini. Bale Kabuyutan adalah salah satu situs peninggalan budaya leluhur Cirebon berbentuk bale kambang (tempat tidur dari kayu). Benda itu tersimpan di dalam ruangan berukuran sekitar 20 x 30 meter. Sedangkan bale kambang itu memiliki ukuran panjang 5 m, lebar 3 m, dan tinggi 0,5 m serta disangga oleh enam tiang. Menurut Mundara (62) selaku juru kunci Bale Kabuyutan, tempat tersebut dulunya difungsikan sebagai tempat pengambilan sumpah bagi mereka yang hendak menganut Islam. Mundara yang sejak tahun 2002 menjadi juru kunci di tempat itu menuturkan bah...

The Cat Returns (2002), Sebuah Ulasan Singkat

Film ini mengisahkan seorang siswa bernama Haru yang kurang bisa menikmati hidupnya karena terasa membosankan. Haru memendam perasaan kepada siswa cowok di sekolahnya namun sayang Haru harus menelan pil pahit karena dia tahu cowok itu sudah memiliki kekasih. Hidup Haru berubah saat dia kemudian menyelamatkan seekor kucing yang akan tertabrak mobil. Sejak saat itu, Haru kembali mempertanyakan kembali makna kebahagiaan dalam hidupnya. Menonton film ini membuatku merasa bahagia dan tenang. Mungkin lebih ke perasaan tentram sepanjang menonton filmnya. Karena aku pikir plot dalam film ini sungguh sangat mudah dicerna namun aku tidak protes. Tidak seperti kebanyakan film lainnya kreasi studio Ghibli, film ini seakan tidak berusaha membuat pusing penontonnya, ya mungkin memang sengaja dibuat mudah ditebak dari segala aspek filmnya.  Menurutku, penonton akan mengambil hikmah tentang tidak banyak menggerutu dalam menjalani hidup saat mereka menuntaskan menonton film ini. Karena ...