Langsung ke konten utama

[Review] Strategi Hindari Plagiarisme by Etty Indriati

Judul: Strategi Hindari Plagiarisme
Penulis: Etty Indriati
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Cetakan I, Desember 2015
Tebal: 254 Halaman

            Plagiarisme bisa diartikan sebagai pencomotan gagasan buah pikir orang lain yang kita akui sebagai milik kita. Kebanyakan plagiarisme, khususnya dalam bidang pendidikan banyak tumbuh dalam pembuatan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa, bahkan sampai dosen pun melakukan hal yang termasuk tindakan tak terpuji itu. Hal ini marak dikarenakan pengetahuan seputar plagiarism tidak banyak dituai bahkan di lingkungan kampus sekali pun, apalagi dari sejak SMP dan SMA, para mahasiswa telah banyak dicekoki tugas pembuatan makalah-makalah oleh gurunya, yang tidak disisipkan di dalamnya mengenai pengatahuan terkait plagiarisme, lebih jauh lagi melakui teknik pengutipan yang benar.

            Buku Strategi Menghaindari Plagiarisme mencoba menelaah fenomena plagiarisme yang terjadi di Indonesia. Buku ini tampil sangat berbeda karena merupakan buku nonfiksi yang mengangkat topik atau isu tentang plagiarisme dari sisi psikologi. Penulisnya terdiri dari dosen-dosen fakultas psikologi universitas Atma Jaya, yang mana keseluruhannya adalah ahli di bidang psikologi dan telah mengeyam pendidikan tinggi minimal magister. Latar belakang para penulisnya membuat buku ini pun hadir dengan beragam tulisan yang menyoroti plagiarisme dari banyak topik sub bahasan yang menarik, seperti kondisi sosio kultural yang menyebabkan maraknya terjadi plagiarisme di Indonesia, bahkan latar belakang bangsa Indonesia yang kolektivis dan menjujung tinggi hierarki menyebabkan plagiarisme tumbuh subur, dan istimewanya buku ini pun menyorot plagiarisme dalam musik, film, sastra, dll.

            Di dalam buku ini pun disediakan beragam teknik menghindari plagiarisme, tentu saja di bagian awal dijelaskan dahulu mengenai macam-macam plagiarisme menurut lembaga internasional Turnitin yang fokus dengan plagiarisme. Beberapa langkah yang disampaikan contohnya mengenai metode pengutipan yang baik, dan tentu saja kemampuan menulis yang mumpuni harus dimiliki para penulis (mahasiswa dan dosen) agar tidak melakukan plagiasi terhadap karya lain. Karena melakukan plagiarisme sama halnya melakukan kriminalitas.

            Buku ini berusaha mengajak semua kalangan untuk membuka mata bahwa yang namanya plagiarisme bukanlah hal yang patut dilakukan. Banyak cara untuk bisa terhindar dari hal amoral tersebut, terlebih dengan hadirnya buku ini merupakan salah satu kampanye agar plagiarisme dibumi hanguskan dari beragam multidisiplin baik formal dan informal.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

[Travel Writing] Bale Kabuyutan Desa Ciledug Wetan Cirebon

Kemarin mencoba datang ke tempat yang belum pernah dikunjungi. Kebetulan daerah dekat rumah saya. Tulisan ini tadinya telah terkirim ke media tempat PKL saya. Tapi, nasibnya naas karena harus berakhir di recycle bin komputer redaktur. Jadi, saya share saja di blog. Bale kembang di Bale Kabuyutan. (Dok. pribadi) Berlokasi tepat di belakang kantor kuwu Desa Ciledug Wetan Kecamatan Ciledug, Bale Kabuyutan masih berdiri kokoh hingga kini. Bale Kabuyutan adalah salah satu situs peninggalan budaya leluhur Cirebon berbentuk bale kambang (tempat tidur dari kayu). Benda itu tersimpan di dalam ruangan berukuran sekitar 20 x 30 meter. Sedangkan bale kambang itu memiliki ukuran panjang 5 m, lebar 3 m, dan tinggi 0,5 m serta disangga oleh enam tiang. Menurut Mundara (62) selaku juru kunci Bale Kabuyutan, tempat tersebut dulunya difungsikan sebagai tempat pengambilan sumpah bagi mereka yang hendak menganut Islam. Mundara yang sejak tahun 2002 menjadi juru kunci di tempat itu menuturkan bah...

The Cat Returns (2002), Sebuah Ulasan Singkat

Film ini mengisahkan seorang siswa bernama Haru yang kurang bisa menikmati hidupnya karena terasa membosankan. Haru memendam perasaan kepada siswa cowok di sekolahnya namun sayang Haru harus menelan pil pahit karena dia tahu cowok itu sudah memiliki kekasih. Hidup Haru berubah saat dia kemudian menyelamatkan seekor kucing yang akan tertabrak mobil. Sejak saat itu, Haru kembali mempertanyakan kembali makna kebahagiaan dalam hidupnya. Menonton film ini membuatku merasa bahagia dan tenang. Mungkin lebih ke perasaan tentram sepanjang menonton filmnya. Karena aku pikir plot dalam film ini sungguh sangat mudah dicerna namun aku tidak protes. Tidak seperti kebanyakan film lainnya kreasi studio Ghibli, film ini seakan tidak berusaha membuat pusing penontonnya, ya mungkin memang sengaja dibuat mudah ditebak dari segala aspek filmnya.  Menurutku, penonton akan mengambil hikmah tentang tidak banyak menggerutu dalam menjalani hidup saat mereka menuntaskan menonton film ini. Karena ...