Langsung ke konten utama

[Review] 9 Misi Sang Penjaga by Charon


Judul: 9 Misi Sang Penjaga
Penulis: Charon
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Cetakan Pertama, September 2015
Tebal: 232 Halaman
ISBN: 978-602-03-2134-9
Harga: Rp50.000,-

“Ada ratusan dongeng dari negeri kita, aku tidak hafal semuanya. Satu hal yang pasti, aku harus menolong orang yang tepat untuk menyelesaikan misiku.” (Halaman, 21)

Anas baru saja menang dalam pertandingan voli. Ia sangat bahagia karena posisinya sebagai tosser sangat membantu di detik-detik akhir penentu kemenangan. Saat timnya sudah diputuskan menang, Anas malah memisahkan diri ke gudang penyimpanan alat-alat olahraga yang sepi. Sebagai cewek populer di sekolahnya, ternyata ia menyimpan rahasia besar. Anas adalah seorang penjaga negeri dongeng. Dan bertepatan dengan pertandingan final voli di sekolahnya, ia juga akan memulai misi pertamanya di negeri dongeng.

Rio Darmawan, dia cowok sensitif yang tidak suka keramaian. Di sekolah barunya ia terpaksa harus menonton pertandingan voli dalam rangka mendukung tim voli sekolahnya. Ia tak suka dan memilih menyepi. Dia bersembunyi di balik lemari penyimpan alat-alat olahraga di gedung sebelah lapangan voli. Tak dinyana, tiba-tiba saja dia sudah berada di alam lain.

Anas yang baru saja menekan kalung ajaib sebagai teleport ke negeri dongeng langsung terkejut, ia melakukan kesalahan fatal dengan tidak sengaja mengajak anak baru di kelasnya, anak itu sangat judes dan anatisosial, berkebalikan dengan Anas yang supel dan bisa dengan mudah bergaul bahkan dengan orang yang baru dikenal. Awalnya, Rio protes dengan kejadian ini, Anas cuma bisa mengajak Rio untuk ikut dalam petualangan pertamanya. Rio semakin sebal dengan Anas karena gadis itu tidak tahu apa yang harus dilakukannya, alhasil terpaksa Rio membantunya. Lalu bisakah mereka keluar dari negeri dongeng? Apakah di petualangan selanjutnya Anas akan meminta bantuan Rio kembali? Meski cowok itu antipasti padanya. Lalu, kenapa Rio menolong Anas di misi selanjutnya?

Bisa dibilang novel ini adalah novel dengan plot atau rangkaian cerita yang mudah saya ingat. Kenapa? Karena Sembilan babnya terdiri dari sembilan misi awal Anas di negeri dongeng. Sembilan misi itu adalah membantu Anak Lumang, Timun Mas, Pak Lebai, Zaenab, Baginda Raja Pulau Mintin, Aminah, Abdulah, Kebo Iwa, dan Pabbulu Roppe.

Novel ini menyajikan cerita yang potensial menarik minat baca pembacanya sampai akhir. Istilahnya pembaca akan diajak untuk terus penasaran dengan setiap kisahnya. Charon sebagai penulis novel ini mengasosiasikan plot yang sudah ada dalam dongeng-dongeng nusantara dengan kisah Anas Rio yang menggelikan. Sebut saja di petualangan misi pertama, saat Anas mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukannya, Rio langsung marah dan mengajak pulang, namun tak semudah itu karena misi harus diselesaikan. Akhirnya Anas berinisiatif mengajak Rio keluar dari hutan dan berniat untuk mencuri pakaian khas penduduk demi mengelabui setiap orang di negeri dongeng. Awalanya Rio tidak setuju, namun ia terpaksa mengikuti Anas, walau pada akhirnya mereka ketahuan Anak Lumang, tak dinyana pemuda itu baik hati dan sederhana. Terbukti saat sayembara di negerinya diadakan, ia malah tidak ikut, sayembara tersebut adalah sang putri di kerajaan tengah mencari pemuda yang bisa tidur lama dan akan menjadikannya suami selamanya di istana. Anak Lumang sih sibuk.
            
Anas dan Rio mencari ke sana kemari pemuda yang pantas untuk dijadikan suami putri raja, karena mereka yakin misinya adalah demikian. Walaupun akhirnya sungguh mengejutkan bahwa sebenarnya putri malah menginginkan pemuda yang tertidur kecapaian karena lelah bekerja semalaman. Dan bisa ditebak bukan siapakah suami sang putri kelak?
            
Lalu, Anas dan Rio dan tak berhubungan lagi. Saat Anas akan menjalankan misi kedua, dia berinisiatif mencari tempat yang sepi kembali. Kini pilihannya jatuh di ruang lantai tiga yang mana ruangan itu bekas kelas yang tak terpakai. Saat Anas mencoba membuka pintu, malah Rio keluar dari sana dan terpencetlah kalung Anas dengan tidak sengaja. Mereka saling gontok-gontokkan lagi, namun hanya sesaat karena mereka langsung terjerembab di tepi pantai yang mengharuskan mereka berenang karena meghindari kejaran raksasa. Di sana juga tengah berlari sosok gadis muda yang mengeluarkan benda-benda ajaib dari kantungnya. Bisakah kamu tebak ceritanya? Yups, Timun Mas. Anas di misi ini merasa bersalah karena kembali mengajak Rio dengan tidak sengaja. Misi kali ini lebih bahaya karena mempertaruhkan nyawa. Anas menyuruh Rio menekan tombol darurat di kalungnya, namun Rio mengurungkannya. Malah Rio menyelematkan Anas, apa yang dilakukannya?

Selanjutnya banyak lagi kisah petualangan yang akan dilakukan Rio dan Anas, namun tentu saja dengan latar belakang bukan karena ketidaksengajaan lagi. Lalu, apa yang sebenarnya dilakukan Rio maupun Anas sehingga mereka bisa bekerjasama? Selain plot petualangannya, di novel ini juga akan dijelaskan latar belakang Rio yang menjadi cowok yang jutek banget terutama pada Anas. Ternyata kisah persahabatan yang menyayat hati menjadi penyebab Rio demikian. Pokoknya, novel ini tidak hanya sekadar petualangan, namun kisah persahabatan dan cintanya sungguh keren. Ditunggu deh kisah selanjutnya dari Charon! Semoga kisahnya sangat seru seperti kisah dalam novel ini.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)