Langsung ke konten utama

[Review] 99 Perbedaan Miliarder Vs Orang Biasa by Parsaoran Sirait




Judul: 99 Perbedaan Miliarder Vs Orang Biasa
Penulis: Parsaoran Sirait
Penerbit: Grasindo
Tebal: 310 Halaman
Terbit: Cetakan Kedua, Juni 2015
Editor: Monica Anggen

Baru saja saya membaca sebuah buku yang isinya provokatif, saya pikir warna kovernya juga menyimbolkan sebuah arti, yaitu masa depan yang cerah, barangkali buku ini berusaha mengajak siapa saja untuk sukses, setidaknya mengajak orang yang membacanya untuk menjadi lebih baik. Buku itu berjudul 99 Perbedaan Miliarder Vs Orang Biasa. Buku tersebut berisi 99 tulisan yang isinya padat dan tidak bertele-tele, malah terkesan singkat dan mungkin saja penulisnya berusaha agar idenya tersampai dengan baik, dengan mudah kepada para pembacanya.
Seperti halnya manusia, miliarder pun memang memiliki kebiasaan-kebiasaan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Yang penulis bahas di buku ini adalah bahwa kebiasaan-kebiasaan mereka ternyata luar biasa, dibanding orang kebanyakan, kebiasaan mereka bisa dikatakan ‘wah’ untuk orang ukuran orang kaya raya. Malah, penulis seperti membuat banyak perbadingan di buku ini, banyak hal-hal yang kontras yang dilakukan oleh miliarder dengan yang dilakukan oleh orang  biasa, jujur saja setelah membaca buku ini saya tersindir habis-habisan, banyak kebiasaan-kebiasaan beberapa miliarder yang sebenarnya bisa saya lakukan demi kehidupan yang lebih baik, demi banyak perencaan yang semestinya dicapai dengan mudah.
Kebiasaan pertama adalah para miliarder sangat bisa mengatur keuangan mereka, para miliarder mengatur pengeluaran di bawah pendapatan mereka, sedangkan orang biasa besak pasak daripada tiang alias pengeluaran mereka lebih besar dari pendapatan. Hiks, saya benar-benar tersindir, meskipun belum memiliki penghasilan, alias hidup saya pun masih dari sokongan beasiswa pendidikan, saya merasa benar-benar boros, karena faktanya saya belum bisa mengatur keuangan dengan baik, sedangkan para miliarder dengan mudahnya hidup hemat, terlebih mereka hidup dari bunga deposito mereka, lalu pendapatan pokok mereka ke manakan? Ya untuk investasi di bidang-bidang yang menurut mereka berpotensi. Hiks, saya tersindir lagi, berhubung saya belum melakukan investasi apapun dalam hal ekonomi, bahkan menabung pun adalah aktivitas yang jarang dilakukan. Langsung lirik buku tabungan yang menyedihkan.
Banyak yang dibahas dalam buku ini, tidak hanya dalam kebiasaan mengelola uang dari para miliarder, namun juga sifat-sifat para miliarder yang bisa dibilang ‘hemm sebenarnya bisa banget diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari’ seperti contohnya para miliarder menurut survey bangun tiga jam lebih awal dari orang biasa, milarder juga sering berpakaian sederhana, miliarder cenderung memprioritaskan apa yang menjadi kebutuhan bukannya kepentingan, miliarder cenderung mementingkan hal-hal yang bermanfaat, miliarder dapat memanfaatkan waktu dengan baik, miliarder memilih pekerjaan yang mereka sukai, dan yang paling penting tujuan utama miliarder bukanlah UANG tetapi kesenangan. Miliarder saja bisa berpikir seperti itu, kenapa saya tidak? Berkali-kali saya berpikir seperti itu ketika membaca buku ini, buku yang membuat saya merenung  dan heran berkali-kali.
Yang membuat saya betah ketika membaca buku ini adalah gaya bahasa di buku ini yang mudah dipahami dan cocok dibaca semua level masyarakat. Malah sangat direkomendasikan untuk orang kalangan menengah ke bawah. Agar mereka tersindir habis-habisan. Mungkin kekurangan buku ini adalah tidak adanya daftar isi, glosarium, dan pengutipan di bukunya terkesan kurang diperhatikan, bisa saja ada pihak-pihak yang idenya merasa dicuri dan akan menuntut, eh kok mikir sejauh itu sih? Hehehe … Efek habis baca buku tentang plagiarisme.
Intinya buku ini hadir untuk menyadarkan setiap pembacanya bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk bisa dilakukan calon-calon miliarder masa depan. Hal paling penting adalah do the best! Banyak-banyaklah melakukan kegiatan positif jika ingin menjadi miliarder sejati, dan juga jangan anggap omongan-omongan negative yang menghampiri, majulah terus maka akan seperti miliarder yang bergerak ke depan, bukan malah mundur lalu terjatuh lalu tersungkur dan memaki-maki sekitarnya.[]

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)