Langsung ke konten utama

30 Days Revenge

 
Judul: 30 Days Revenge
Penulis: Monica Anggen
Penerbit: Grasindo
Tebal: 234 halaman
Terbit: April 2015
Harga: Rp40.000,-
 
Sinopsis
Kenapa jadi begini? Kenapa semuanya jadi kacau seperti ini? Aku telah kehilangan segalanya. Aku tak lagi punya daya untuk menahannya. Semua orang seakan berkata... Aku tidak pantas bahagia! Aku tidak boleh bahagia walau hanya sebentar saja. - Cho Hye Mi -
 
 Segala hal akan kulakukan. Segala yang mampu kuberi akan kuberi,meski tak ada cinta di hatimu. Semua itu kulakukan hanya demi membuatmu bertahan disisiku. Agar aku tetap bisa melihat mentari di senyum hangatmu. Agaraku bisa membuatmu tahu betapa aku mencintaimu.Karena aku ingin menghabiskan sisa usiaku bersamamu. Hanya bersamamu. Hanya denganmu. Aku tidak akan bisa bertahan tanpamu di sisiku. - Seong So Hyun -

 
 Seong So Hyun mengira segala yang selama ini diperjuangkannya akan bisa diraihnya dengan mudah. Pernikahan menjadi sesuatu yang mendebarkan untuk ditunggu. Tapi sebelumnya, ia harus mencari waktu yang tepat untuk melamar Cho Hye Mi. Sayangnya, tidak pernah ada waktu yang tepat. Harusnya, ia tidak menundanya. Karena penundaan mendatangkan masa lalu yang sama sekali tak disangkanya.
 30 Hari!

 Seong So Hyun hanya punya waktu 30 hari untuk menyelamatkan Hye Mi.
 Namun siapa yang ingin membalas dendam pada Hye Mi?
 Siapa yang ingin menghancurkan hidup Hye Mi dalam 30 hari?
 Benarkah sosok masa lalu itu ingin menghancurkan Hye Mi?

 
Review
 
“… Tidak mudah melepas seseorang yang kamu cintai meski luka yang pernah kamu tanggung sedemikian besar.” (halaman 119)

Sudah empat tahun Cho Hye Mi bekerja  di Shilla’s Residence. Ia menjadi seorang manager yang turut menggawangi berjayanya hotel tersebut di Seoul. Semua orang tahu ia adalah kekasih Sajangnim alias Direktur Shilla’s Residence—Seong So Hyun, lelaki tampan dan tegak yang tingginya 185 sentimeter, dingin, arogan, dan kuat pendirian, tetapi ketika berada di samping Hye Mi dia adalah seseorang yang lembut, penyayang, dan tentu saja tidak mau sama sekali untuk kehilangan Hye Mi. Telah setahun Hye Mi menjalani hubungan dengan So Hyun, tetapi selama setahun itu pula ia belum merasa mencintai So Hyun dengan benar. Ia rela dimiliki So Hyun, sebatas dimiliki tetapi faktanya rasa cintanya tak sebesar rasa cinta So Hyun padanya.

 Ada misteri yang membuat Hye Mi tak bisa memindahkan hatinya utuh pada So Hyun. Misteri itu pula yang selama empat tahun ini menjadi hantu bagi Alex Jae alias Shin Yong Jae sang penyanyi terkenal untuk membuat dirinya menjadi sangat hebat dan setelah itu ia merencanakan sesuatu yang jahat pada Hye Mi. Apakah ia akan berhasil? Apakah Hye Mi akan diam saja? Apakah So Hyun akan melindungi Hye Mi sampai titik darah penghabisan?

 Buku romance yang mengangkat kisah cinta di negeri Kimchi memang sudah bertaburan di toko buku, salah satunya 30 Days Revenge. Tetapi, saat saya membacanya sampai akhir, saya menemukan sesuatu yang berbeda ketimbang buku-buku sejenis. 30 Days Revenge mengangkat tema balas dendam sebagai background ceritanya. Alih-alih hal tersebut diaplikasikan oleh salah satu karakter di buku ini, saya sedikit terkecoh ketika pada bagian pengembangan karakter alur cerita pun berbalik dan membuat saya terkejut. Hal yang paling mencolok sepanjang buku ini adalah sikap dilematis Hye Mi sendiri yang dirasakan, betapa ia bingung antara memilih masa depan yang sudah jelas cerah atau memilih masa depan gemilang berlapis masa lalu kelam yang ada hubungannya dengan Hye Mi?

 Saat sudah pertengahan membaca buku ini, saya pun bisa menebak bagaimana Hye Mi akan melabuhkan hatinya kepada siapa. Kalau boleh dibilang penulis telah berhasil menebar berbagai clue sepanjang pertengahan cerita sampai akhir. Karakter-karakternya ternyata bisa saya prediksikan wataknya setelah saya tahu keinginannya masing-masing, Hye Mi adalah tokoh yang bimbang tetapi tegar karena ia secara tidak langsung berniat menerima masa lalunya kembali, Seong So Hyun berwatak keras kepala namun ia masih memiliki belas kasih dan ia tidak bisa membiarkan pujaan hatinya jatuh ke orang lain meskipun ia tak menghalalkan segala cara karena ia yakin ia masih punya perasaan tulus, sedangkan Yong Jae wataknya keras kepala sekali dan berusaha meraih segalanya dengan berbagai cara namun di hati kecilnya ia masih memiliki simpati, terbukti aksinya di ending buku ini.

 Cerita yang mengalir membuat buku ini seakan tidak kaku meskipun menonjolkan budaya negeri ginseng. Dialog-dialognya pun dituliskan dengan sangat detail sehingga emosi bisa tersalurkan dengan baik. Yang paling saya suka adalah bagaimana penulis menyampaikan pesan yang sungguh sangat penting di buku ini dengan secara indirect tapi akan menohok di akhir. Bahwa memang menaruh dendam pada apapun hanya akan menimbulkan hal-hal mengerikan, bahwa cinta yang tulus memang akan bermuara kepada hal-hal yang baik, dan satu lagi bahwa kita harus membedakan mana yang harus kita miliki dan mana yang harus kita cintai, kadang kedua hal itu terlalu mirip sehingga kita akan ‘lalai’.

 Buku setebal 234 halaman ini mungkin kekurangannya hanya terletak pada background penyanyi Yong Jae yang kurang tereksplor. Selebihnya setiap komponennya terasa komplit dan menurut saya buku ini bisa menyampaikan amanat keren dengan halus, plot yang rapi, dan ending-nya ‘wow’.[]

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)