Judul: The Wanker
Penulis: aliaZalea
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 328 halaman
Terbit: Cetakan Pertama, 2018
Genre: Metropop
Harga: Rp93.000
Sinopsis
Lu adalah seorang owner beberapa bar yang populer di ibukota. Kali ini Lu harus menempati apartemen baru. Sayangnya apartemen itu berhantu. Masalah lainnya Lu harus bertetangga dengan Nico, salah satu personel Pentagon yang Lu anggap tidak ramah, berkebalikan dengan persona yang ia tampilkan di tv.
Namun, bagi Nico, Lu adalah cewek yang misterius. Lu selalu mengenakan baju yang terbuka dan selalu pulang pagi. Cewek apaan? Menurut Nico. Namun, Nico tertarik dengan Lu karena cewek itu selalu memakai parfum yang baunya mirip parfum yang selalu dipakai mantannya. Hingga suatu hari insiden memalukan terjadi di antara Lu dan Nico. Padahal kejadian itu semakin mendekatkan mereka. Apakah keduanya akan sadar bahwa persepsi mereka atas satu sama lain keliru? Atau hal itu hanya akan memperumit hubungan mereka yang bahkan belum dimulai?
Ulasan The Wanker karya aliaZalea
Sebelumnya aku membaca karya aliaZalea berjudul Dirty Little Secret, Miss Pesimis, serta Boy Toy. Yang paling seru menurutku Dirty Little Secret yang saat itu aku baca dari perpus kampus. Miss Pesimis, lumayan. Novel itu kudapat dari reward review. Yang paling enggak seru adalah Boy Toy, novel itu ada kaitannya dengan novel ini, sedikit. Karena novel itu menceritakan Taran alias teman satu grup boyband Nico, Pentagon.
Berbeda dengan Boy Toy yang datar, novel berjudul The Wanker ini seru sekali. Dari segi cerita, karakterisasi, dan gaya bercerita penulisnya, sangat-sangat memanjakan pembaca.
Mari dibahas satu persatu. Yang pertama adalah dari segi cerita. Sangat seru sekali, mungkin karena diceritakan lewat dua sudut pandang. Diceritakan lewat sudut Nico dan Lu. Keduanya benar-benar lucu. Keduanya memiliki komentar masing-masing tentang satu sama lain. Lu selalu memandang Nico sebagai wanker (padanan kata asshole dalam British English). Sedangkan, Nico memandang Lu wanita enggak bener. Untungnya sepanjang cerita dengan teknik bercerita berganti-ganti, keduanya selalu menceritakan hal-hal menarik yang membuat cerita berjalan mulus tetapi sama sekali tidak membosankan.
Dari cerita keduanya bisa dipetik pesan bahwa kedua orang asing bisa saling berteman atau lebih saat mereka menemukan kesamaan satu sama lain. Hal yang memang umum di cerita fiksi, namun barangkali bisa juga relatable dalam kehidupan sehari-hari. Memang, bukankan kita selalu berusaha mencari kesamaan pada orang lain agar nyambung? Seperti halnya Nico dan Lu dalam cerita ini yang diam-diam tanpa mereka sadari saling menemukan. Hal yang menarik sih, terlebih rasanya natural aja diceritakan oleh sudut pandang masing-masing yang kadang banyak hal yang mengejutkannya juga.
Kalo dari sisi Nico, dia itu sebenernya cowok pervert alias cabul. Kadang pikiran kotornya berserakan. Sama dengan Lu yang pada beberapa part demikian juga meskipun porsinya enggak sebanyak Nico.
Tentang karakterisasi seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, itu juga merupakan hal unggulan dalam novel ini. Keduanya memang karakter yang menarik, tapi bukan berarti tanpa cela.
Yang pertama adalah Lu. Dia sepertinya berumur di atas tiga puluh tahun. Lu digambarkan superindependent, sukses, dan memiliki leadership yang keren. Dari kacamata Nico yang awalnya salah duga, Lu juga seorang yang seksi namun sedikit judes sih. Dan saat aku tahu Lu memang begitu, entah kenapa aku jadi tidak suka. Cewek judes itu gimana ya, rasanya enggak sreg saja denganku. Untungnya aku masih bisa bersimpati pada Lu, itu semua karena kekurangan yang dia miliki. Dia digambarkan sulit membaca karakter cowok bejat, alhasil dia selalu berakhir dengan asshole. Mantan terakhirnya diam-diam menjadikan Lu selingkuhan. Padahal Lu sudah berusaha cinta mati dengannya. Cowok yang Lu pacari saat kuliah juga tukang keruk isi dompet.
Sedangkan Nico juga karakter yang menarik. Dia personel Pentagon yang selalu peduli dengan teman-temannya. Dia menjadi si nomer satu yang selalu mengedepankan teman-temannya. Selalu datang tepat waktu di setiap acara, bahkan lebih awal. Dia juga main vocalist. Perawakannya juga digambarkan superseksi. Dia rajin nge-gym sehingga tubuhnya yang besar semakin berotot dan dia digambarkan memiliki sixpack dan bagian tubuh yang seksi lainnya. Lu saja sampai ngiler ketika mendapati Nico yang tidak sengaja membuka kausnya saat nge-gym, Lu terperangah dengan bagian V-lines Nico yang tegas (bagian yang membentuk huruf V di sekitar pinggang alias di bawah perut).
Tapi, bukan berarti Nico memiliki nol kekurangan. Karena faktanya dia selama ini juga menjadi bucin Denok, mantan terakhirnya. Nico seperti menjadikan Denok dewi, padahal dia sudah berusaha disadarkan oleh teman-temannya bahwa Denok sangat-sangat tidak cocok dengannya, apalagi selama ini Nico hanya menjadi sumber dana Denok dan si cewek artis itu cuma numpang tenar dengannya. Tetapi, Nico di novel The Wanker ini jelas sekali digambarkan sangat mencintai Denok, padahal sepertinya dia cuma bernafsu saja. Nico benar-benar cinta mati pada Denok.
Ya begitulah, novel metropop aliaZalea ini memang seperti novel-novel dia yang lainnya. Berisi karakter yang ditampilkan sempurna. Entah tujuannya menarik pembaca atau bagaimana. Namun, di novel ini memang dia berhasil menyajikan karakter yang sebenernya flawless, tapi tetap manusiawi karena enggak seratus persen perfect.
Yang semakin membuat novel The Wanker ini semakin recommended untuk dibaca adalah gaya berceritanya. Renyah dan memang sangat page-turning banget. Nico dan Lu sebenarnya sama-sama diceritakan blak-blakan. Tapi mereka kadang dungu karena selalu menyimpulkan dengan cepat apa yang mereka lihat, padahal belum tentu benar. Hal yang bisa juga dipetik dari novel ini yaitu jangan menilai sesuatu dari luarnya saja. Karena memang lebih baik menunggu waktu yang tepat untuk menilai sesuatu, maksudnya perlu waktu dan harus melihat semua hal secara keseluruhan. Bisa antisipasi salah paham, kan?
Wow, di novel ini juga muncul Kafka yang mana kakak Lu. Kafka ini hero di salah satu novel aliaZalea berjudul Crush Into You, aku belum sempat baca novel itu. Tapi, kayaknya bagus soalnya Kafka diceritakan sebagai dokter jantung mapan yang memiliki hubungan dengan Nadia yang saat ini jadi kakak ipar Lu. Lagi, karakter yang hampir sempurna ya selalu ditampilkan aliaZalea bukan hanya dalam novel The Wanker ini. Tapi, Kafka dalam novel ini jadi supporting character sebagai kakak yang garang, sangat melindungi Lu dan selalu berusaha menyadarkan Lu.
So far, itu aja sih yang bisa aku bilang tentang novel ini. The Wanker alias karya terbaru aliaZalea yang jadi part series Pentagon ini emang seru dibaca. Lebih seru banget dibanding novel pertamanya. Dan kayanya lebih seru juga daripada buku sekuelnya, alias novel ketiga Pentagon series yang berjudul Bad Boy menceritakan Adam yang juga personel Pentagon dengan tunangannya bernama Zi. At least, ada satu buku yang seru di series ini. Dan tentu aja aku harus menunggu novel-novel selanjutnya karena masih ada dua orang anggota boyband Pentagon lagi yang belum diceritakan. Bottom line, The Wanker karya aliaZalea ini wajib banget dibaca.[]
Saya belum pernah baca karya AliaZalea sampai tuntas. Sempat mau baca yang Boy Toy tapi kemudian mundur alon-alon karena nggak kuat membayangkan sosok perempuan dewasa tapi dibikin kayak remaja mulai dari ucapan dan gesturnya.
BalasHapusAtau mungkin waktu itu saya lagi nggak mood aja. Semoga saja saya bisa mencoba sekali lagi membaca karya penulis ini. Sehingga bisa tahu kisah dibalik anggota Pentagon secara keseluruhan.
Kalo seri Pentagon, emang cewek-ceweknya tua gitu. Tapi buat buku ini, Lu enggak berperilaku seperti Lea yang mengidolakan boyband Pentagon so far... Terus di buku selanjutnya juga berjudul Bad Boy, Zi kayanya lebih muda dibanding Lea dan Lu...
Hapus