Langsung ke konten utama

Ulasan Novel Hantu di Rumah Kos (Dini W. Tamam & Erby S.)


Judul: Hantu di Rumah Kos
Penulis: Dini W. Tamam & Erby S.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 166 Halaman
Tanggal rilis: 31 December 2018
Harga: Rp50.0000
Genre: Horor

Blurb

Dari Pekanbaru ke kota Bandung, hanya satu tujuan Renata. Kuliah di sebuah Universitas untuk menuntut ilmu dan menggapai cita. Kakak satu-satunya, Radit, memilih sebuah rumah kos yang letaknya terjangkau dari kampusnya.

Bangunan kos terlihat baik-baik saja. Tidak ada kesan menakutkan. Tetapi ternyata itu salah. Renata merasakan keanehan yang tidak disangka. Suasana begitu menakutkan terlebih ketika malam menurunkan gelapnya. Ada sesuatu di sana. Ia terlalu sulit menghindar. Ternyata, kos itu bukan kos seperti pada umumnya.

Review Novel Hantu di Rumah Kos

Membaca novel ini memang aku berusaha menghabiskan waktu di tengah liburan paksa karena merebaknya virus Corona. Aku membaca novel ini hanya dalam waktu kurang dari sejam saja. Berawal dari melihat sampulnya yang menarik. Namun, aku harus merasa kecewa karena novel ini tidak semenakutkan judul novel atau ilustrasi sampulnya atau sinopsis di bagian sampul belakang. Mungkin karena banyak logika yang putus dalam novel ini.

Hal pertama yang tidak masuk akal adalah saat tokoh Renata mendaftar institut untuk kuliah setelah ia ditolak SBMPTN. Tiba-tiba setelah bagian itu, Renata langsung saja melakukan masa OSPEK di kampus. Kenapa ya enggak diceritakan proses mendaftarnya, plus bagaimana alurnya, bahkan tidak diceritakan bagaimana hasilnya, ditolak atau diterima. Padahal aku pikir institut tersebut ITB, yang proses masuknya enggak segampang itu, prosesnya enggak secepat itu.

Hal kedua yang mengusikku adalah bagaimana proses mencari dan langsung menerima kos di Bandung. Renata bersama kakaknya langsung setuju dan membayar kos untuk waktu satu tahun. Padahal saat itu Renata belum sempat diterima di institut, terlebih belum mendaftar. Kenapa Renata mau-mau saja? Padahal dia merasa tidak nyaman karena di sebelah rumah kos itu ada rumah Belanda yang dari luar terlihat angker. Tidak masuk akal juga kenapa Radit bisa memaksa Renata, padahal adiknya itu merasa ganjil sejak pertama kali dia di sana.

Hal ketiga yang tidak masuk akal adalah penyebab hantu-hantu itu menghantui di rumah kos Renata. Pasalnya mereka semasa hidup dikebumikan dengan baik. Lalu, ada juga sosok hantu yang turut menghantui tetapi lagi-lagi tidak jelas dikebumikan di mana lalu tiba-tiba meneror Renata. Juga, alasan tidak jelas kenapa beberapa tokoh meninggal begitu saja, sungguh tidak masuk akal tiba-tiba saja meninggal lalu menghantui Renata. Padahal Renata baik-baik saja dengan mereka. Mereka juga tidak mati penasaran, tetapi lagi-lagi teror menghinggapi hidup Renata.

Karena banyak keganjilan itulah aku kurang menikmati membaca novel ini. Hal-hal menyeramkan yang coba dua penulisnya tampilkan, aku menanggapinya dengan biasa alih-alih ketakukan. Mungkin karena mudah ditebak, mungkin karena aku telah beberapa kali membaca atau menonton cerita horor yang lebih seram. Intinya, terornya standar banget dan gak bikin merinding menurutku sih.

Tapi, mungkin bagi banyak orang ceritanya seram. Atau setidaknya menarik. Aku lihat di internet, novel ini diangkat ke layar lebar dan filmnya akan rilis Juli tahun ini. Aku sepertinya tidak akan menontonnya karena sudah tahu jalan ceritanya dari novel ini. Entah kenapa, kalau film horor bukan dari Timo Bros atau Joko Anwar, aku malas menontonnya karena mungkin aku sudah menetapkan standar yang terlampau tinggi. Juga untuk novel horor, agaknya tinggi juga. Setelah beberapa kali aku membaca karya horor Cerberus Plouton atau Risa Saraswati atau Ruwi Meita, sejak itu aku menetapkan standar tinggi untuk cerita horor. Kalo cerita novel Hantu si Rumah Kos ini masih jauh dari standarku.

Kesimpulannya, novel ini tidak direkomendasikan untuk dibaca jika kamu punya standar cerita horor yang tinggi. Sepertinya jika standar membaca horormu sedang juga, novel ini mungkin akan sulit memenuhinya karena banyak logika cerita yang tidak tepat. Mungkin novel ini direkomendasikan untuk mereka yang mau mencoba membaca naskah horor pertama kali karena ketegangannya bisa jadi bagi mereka menyeramkam. Nilai akhir 🌟/5 

Komentar

  1. Terimakasih atas sarannya atas novel karya saya🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. oke sama-sama, semoga tetap menghasilkan karya kak...

      Hapus
  2. Hallo Bagi Kalian Pecinta Sportbook | Poker Dan Domino | Livecasino | Slot | Sic Bo | Roulatte | Dll

    Ayo Gabung Di Hallo Bagi Kalian Pecinta Sportbook | Poker Dan Domino | Livecasino | Slot | Sic Bo | Roulatte | Dll

    Newpelangi•com Situs Judi Online Terbesar Dan Terpercaya Di INDONESIA
    Situs Judi Newpelangi•com Hadir Dengan Banyak Promo Yang Menarik Raih Kemenanganmu Sebanyak - Banyaknya

    Cukup Dengan Satu User id Maka Kalian Sudah Bisa Bermain Berbagai Jenis Game
    Berikut Promo Yang Disediakan :
    - Bonus Cashback Setiap Minggunya Hingga 15%
    - Bonus Refferal 2.5% Seumur Hidup
    - Bonus Rollingan Refferal 0.1% ( Sportbook )
    - Bonus Rollingan Casino 0.8%

    Hubungi kami di :
    WHATSAPP : +6282143134681
    WHATSAPP 2 : +6281333472723
    TELEGRAM : Bolapelangi8
    LINE : csbolapelangi
    GROUP FB : Markas Prediksi Parlay
    TWITTER : Bolapelangi88
    INSTAGRAM : Bolapelangi_01
    LINE : csbolapelangi
    Official : atmpelangi*com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)