Langsung ke konten utama

Ulasan Novel The Five People You Meet in Heaven/Meniti Bianglala (Mitch Albom)

Judul asli: The Five People You Meet in Heaven

Judul terjemahanMeniti Bianglala

Penulis: Mitch Albom

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Cetakan IX: Agustus, 2019

Bahasa: Indonesia

Tebal: 208 halaman

ISBN: 978-979-22-1349-2

Harga: Rp75.000

Sinopsis

Eddie bekerja di taman hiburan hampir sepanjang hidupnya, memperbaiki dan merawat berbagai wahana. Tahun-tahun berlalu, dan Eddie merasa terperangkap dalam pekerjaan yang dirasanya tak berarti. Hari-harinya hanya berupa rutinitas kerja, kesepian, dan penyesalan.

Pada ulang tahunnya yang ke-83, Eddie tewas dalam kecelakaan tragis ketika mencoba menyelamatkan seorang gadis kecil dari wahana yang rusak. Ketika terjaga, dia mendapati dirinya di alam baka. Dan ternyata Surga bukanlah Taman Eden yang indah, melainkan tempat kehidupan manusia di dunia dijelaskan lima orang yang telah menunggu. Lima orang yang mungkin orang-orang yang kita kasihi, atau bahkan orang-orang yang tidak kita kenal, namun telah mengubah jalan hidup kita selamanya, tanpa kita sadari.

Ulasan

Direkomendasikan seorang teman, aku membaca novel ini. Sebuah novel inspiratif yang di dalamnya mengisahkan perjalanan ke alam baka yang terkesan realistik alih-alih sureal. Kisah Eddie benar-benar menggugahku, membuatku mempertanyakan kembali makna hidup.

Lewat kisah ini, akan ada lima pelajaran yang dituturkan secara tidak menggurui sama sekali. 

Pertama, tentang segala hal dalam hidup ini, memang kesannya terjadi secara acak, tetapi tidak sesederhana itu. Alias segalanya memang punya hubungan sebab akibat. Oleh sebab itu, setiap orang disarankan untuk tidak menyesali alur hidup yang berjalan. Karena kadang, kita sering mengeluh padahal sesuatu yang kita alami adalah efek dari hal yang kita lakukan sebelumnya. Lebih baik kita melakukan evaluasi diri setiap waktu, itu lebih baik.

Kedua, tentang pengorbanan. Wow, aku terkesiap saat membaca kisah orang kedua yang ditemui Eddie ini. Pengorbanan yang tulus lebih tepatnya lebih baik dilakukan tanpa diketahui banyak orang. Itu lebih baik. Karena pada dasarnya saat kita berkorban, kita meluangkan apa-apa yang kita miliki, bukan? Sangat dianjurkan untuk melakukan pengorbaban terutama jika kita bisa melakukannya dengan tulus, ikhlas. Dan yang terpenting lagi, kita harus berterima kasih dan bersyukur ketika ada seseorang yang berkorban demi kita.

Pelajaran ketiga adalah tentang menerima diri sendiri, memaafkan diri sendiri. Bahkan, kadang saat kita tidak bisa memaafkan orang lain dalam hidup kita, kita berarti belum berdamai dengan diri kita. Sungguh disayangkan, terlebih jika kita sepanjang hidup dikuasai amarah. Hidup kita akan jauh dari kata bermakna. Hidup kita akan lebih tidak bermakna lagi jika kita tidak kunjung berdamai dengan diri sendiri dengan tidak kunjung meminta maaf atau menerima maaf. Intinya pesan ini juga penting untuk bisa kita terapkan dalam kehidupan yang fana ini.

Pesan keempat juga sangat bermakna. Diceritakan dari kisah salah satu orang yang sangat berarti dalam hidup Eddie. Orang itu bilang bahwa cinta yang tulus itu abadi. Meskipun orang yang kita cintai pergi terlebih dulu misalnya, cinta kita akan tetap dikenang, dirasakan. Bahkan oleh orang tersebut yang meninggalkan kita terlebih dahulu. Cinta memang perkara perasaan yang rumit, tetapi saat itu menjadi perasaan yang tulus alias cinta sejati, efeknya akan sangat besar dalam hidup kita.

Sedangkan, pesan terakhir yang coba disampaikan penulis adalah tentang bagaimana kita menolong orang lain. Tuluslah saat melakukan itu, maka kita akan mendapatkan ganjaran yang setimpal nantinya. Sungguh memang hal itu sangat-sangat patut untuk dilakukan karena bukankah ajaran kebaikan bahkan diberitahukan kepada kita sejak kecil dari semua hampir lini kehidupan: keluarga, masyarakat, di sekolah, di mana saja.

Sedangkan, dari segi cerita, novel ini sudah sangat sempurna menurutku. Dengan alur maju mundur dan konflik yang banyak menyangkut Eddie bersama orang-orang yang memiliki hubungan dengannya, novel ini cukup tampil dengan sederhana namun seperti yang aku bilang sebelum-sebelumnya, sangat bermakna.

Coba baca novel ini ketika waktu senggang, maka kamu akan mendapatkan hiburan sekaligus inspirasi yang menyejukkan. Membaca novel ini, aku jadi tertarik untuk membaca lanjutannya. Semoga saat aku membacanya nanti semembahagiakan saat aku membaca novel ini. 👏👏👏👏👏

Komentar

  1. Saya pernah membaca novel ini dulu, dan sempat diposting di blog buku yang lama, yang sekarang sudah dihapus.

    Bener sih kalau buku ini termasuk berbobot secara pesannya. Dan kayaknya hampir semua buku karya Mitch Albom memiliki nuansa yang serupa. Membicarakan moral-moral kehidupan supaya pembaca tergugah untuk mengiyakan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yah sayang banget udah diapus....

      iya, buku keduanya udah terbit by the way, judulnya The Next Person You Meet in Heaven.... mungkin karena dia seorang motivator juga kali ya di kehidupan aslinya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

Review Never Have I Ever Season 2 (Sebuah Ulasan Singkat)