Langsung ke konten utama

Ulasan Novel Memori 4 Musim (Yoana Dianika)






(Sumber foto instagram @bipgramedia)

Judul: Memori 4 Musim (Memori Empat Musim)
Penulis: Yoana Dianika
Penerbit: Bhuana Sastra
Terbit: 16 Desember 2019
Tebal: 252 Halaman
Genre: Novel Remaja
Harga: Rp60.000

Sinopsis

“Andai saja terdapat tombol reset dalam otak manusia, maka akan kuhilangkan keberadaan orang-orang yang pergi meninggalkanku dari memori.”

-Mika Nakajima-

Bagaimana rasanya melihat anak-anak lain seumuranmu berlarian menggandeng tangan ayahnya, sedangkan di rumah kau hanya punya ibu?

Bagaimana rasanya kehilangan perhatian dari sang pujaan hati karena seseorang tiba-tiba muncul di antara kalian?

Bagaimana rasanya ditinggalkan orang yang paling kau sayangi?

Di balik itu, kenangan-kenangan telanjur tersimpan pada 4 musim. Setiap musim berganti, kenangan indah menyeruak, menimbulkan rindu. Memori yang ingin dihapus, tapi terlalu sayang untuk dilupakan karena hal-hal indah yang pernah terbentuk belum tentu bisa terulang lagi.

Sekilas Dulu Perjalananku Membaca Karya-karya Yoana Dianika

Aku mengikuti karya-karya Yoana Dianika sejak aku SMA. Wow, gak kerasa udah beberapa tahun kemudian, aku masih membaca karya-karyanya soalnya dia terus berkarya dan tidak berhenti. Lumayan, I mean karya-karya yang dia buat selalu konsisten. Kalo enggak tentang romance, ya horror (pake nama pena lain), fantasi, atau sekarang dia merambah ke buku anak.

Aku masih inget banget waktu dulu pertama baca novelnya yang tebel banget yang judulnya Pandangan Pertama, hasil menang di giveaway-nya. Aku seharusnya menikmati membaca buku itu, tapi karena aku duluan membaca ending-nya padahal itu ending plot twist banget, jadilah aku santai aja bacanya.

Banyak banget cerita-cerita pas aku baca novel-novel Yoana. Pas baca Hujan Punya Cerita Tentang Kita, itu kebetulan banget punya temen sekamer asrama pas ngampus di Polban. Abis itu aku juga baca beberapa part yang novel STPC karya Yoana alias Last Minute in Manhattan, tapi DNF karena waktu itu kenapa ya, lupa. Pas kuliah juga sempet baca Game-D, menang giveaway dari dia lagi. Tapi buku-bukunya sekarang enggak tau ke mana, sempet kutinggal di kosan di Bandung, gak diambil eh malah diangkut sama orang atas titah temenku, soalnya waktu itu aku gak bilang apa-apa. Ya udah lah, semoga buku-buku itu bermanfaat, puluhan lho, termasuk buku-buku seri YARN penerbit Ice Cube yang hampir lengkap.

Yang paling berkesan pas baca Devil's Game, sumpah itu horror banget. Yang novel horror pertama Yoana belum sempat aku baca padahal udah difilmkan. Terus aku juga sempat baca lewat beli sih, bukunya ilang bersama rombongan buku yang tadi aku sebut. Novel Kynigos kalo ga salah judulnya, menurutku itu karya Yoana paling perlu banyak dikritik, tapi kata dia itu buku proses penerbitannya gak mudah. 

Aku juga baca novel romance pertama dia yang dari Gagasmedia yang juara ketiga lomba, Till We Meet Again, masih ada di rumah, soalnya itu beli sekaligus sama novel juara 1 plus 2-nya. Dan aku juga sempet baca karya dia yang masuk seri Love Circle Gagasmedia, I Need You, baca di toko buku, waktu itu buku tersebut pas ngebuka dan aku lagi bokek, masa kuliah yang lagi kere-kerenya.

Panjang juga ya, hal ini membuktikan bahwa ya aku mengikuti karya-karya Yoana Dianika. Berarti dia salah satu dari penulis lokal yang karya-karyanya sering aku baca. Terlepas aku suka atau tidak, mayoritas suka sih, meskipun ada beberapa karyanya enggak semua aku lahap. Kayak novel E+, waktu itu yang versi remake-nya ada di bazar buku tapi enggak aku beli. Terus novel-novel dia di penerbit Bentang Pustaka juga belum pernah ada yang aku baca. Intinya, aku menanti karya-karya lain Yoana Dianika.


Ulasan Novel Memori 4 Musim

Mari mengulas novel ini, so far ini salah satu yang baru dari karya Yoana. Ada novel lama yang akan terbit dari Yoana, tapi novel Memori 4 Musim ini berarti yang terbaru dari dia.

Kisahnya mungkin dari blurb enggak begitu bisa diprediksi mengenai apa. Kisah novel Memori 4 Musim dari Yoana Dianika ini berkisah tentang tokoh utamanya bernama Mika. Dia cewek Jepang yang sewaktu kecil berteman dengan tiga bersaudara, si sulung Kenji beserta dua adik kembarnya yang beda kelamin yaitu Ren dan Ayumi (mereka seumuran dengan Mika).

Saat kecil, Mika harus terpisah dengan mereka karena masalah keluarga. Padahal hidupnya sedang dalam masa bahagia-bahagianya. Dia tinggal di pedesaan Jepang yang sungguh makmur dan semarak dengan banyak festival. Sayang dia harus pindah saat itu.

Ketika menginjak SMA, Mika ke kota dan bertemu dengan tiga bersaudara itu lagi. Awalnya Mika tidak mengenali mereka. Sampai akhirnya dia bisa mengenali mereka lagi. Apakah Mika akan tetap diam-diam mencintai Kenji yang saat itu menjadi kakak kelasnya? Bagaimana konflik akan terjalin saat hidup Mika sudah berada di tahap ini?

Membaca Memori 4 Musim ini pembaca akan dimanjakan dengan deskripsi Jepang dalam empat musim yang sungguh detail. Terutama deskripsi saat Mika kecil dan hidup di desa, aku yakin saat pembaca membaca cerita bagian itu, mereka akan bermimpi pergi ke Jepang. Yoana dalam novel ini sungguh bisa mendeskripsikannya dengan detail tetapi sungguh menarik. Menurutku hal itu adalah kelebihannya yang juga bisa dijumpai pada novel-novelnya yang lain.

Sedangkan kisah asmara di novel ini sendiri dijalin dengan sangat manis. Tidak sedikit tapi tidak juga berlebihan. Hal yang mungkin sekarang ini tak umum saat novel-novel platform jingga datang dengan cerita yang bisa bikin baper berlebihan sampai halu, ya enggak semua sih tapi buat genre remaja kebanyakan begitu.

Meskipun begitu entah kenapa karakter-karakter yang dibuat Yoana mirip satu sama lain dengan karya-karya dia sebelumnya. Enggak semua, tapi kayak hero di novel ini mengingatkanku dengan cowok pemeran utama di Pandangan Pertama (novel dia di penerbit Gagasmedia). Mungkin karena kiblat Yoana adalah manga Jepang kali ya jadi stereotip karakter yang dia buat agak mirip satu sama lain. Tapi tetep kok ceritanya menarik dengan problem yang tak begitu intricate.

Satu lagi, aku sangat mengacungi jempol karena Yoana Dianika mencoba mengenalkan sastra Indonesia dalam novel Memori 4 Musim ini. Ada plot saat Mika harus memilih klub di sekolahnya. Dia memilih klub sastra Indonesia karena berhubungan dengan sesuatu yang akan dia lakukan di novel ini.

Akhir kata, novel ini patut dibaca karena cerita romance di dalamnya sungguh sangat manis. Ditambah cara penulis mendeskripsikan tempat atau sesuatunya sungguh sangat detail tapi tak membuat bosan sehingga enak dibaca dan bisa dijadikan bahan hiburan yang recommended banget.[]





Komentar

  1. Lagi-lagi saya belum pernah membaca novel karya penulis Yoana Dianika ini. Entah saya selama ini kemana saja.

    Latar Jepang kayaknya banyak yang pakai ya untuk latar novel dan kebanyakan roman pula. Ujian dan beban banget pastinya bagi penulis memilih latar luar negeri begitu. Semacam bertaruh apakah mereka sanggup membawa Jepang ke bayangan pembaca novelnya.

    Konflik paling runcing di novel ini tuh apa ya, De? Saya penasaran. Karena kalau baca blurb-nya, saya masih belum menemukan ketertarikan untuk membaca novel ini. Bahkan pas saya langganan Gramedia Digital, novel ini kelewatan mulu. Kasih tau dong! Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin konflik runcingnya menurut aku pas waktu Ren merajut cinta dengan wanita lain tentunya demi menyelidiki sesuatu demi Mika, trus waktu ulang tahun mika, disitu awal mula prank ny si Ren di mulai wkwk, sama pas kejadian tahun baru peristiwa meninggalnya ibunya Mika, sebenernya pas msa SMA ini lumayan konflik nya dan bikin ketagihan baca :D

      Hapus


  2. Konfliknya dibagi dua, saat Mika kecil sama pas Mika remaja. Pas Mika kecil ia memendam cintanya untuk Kak Kenji. Saat itu Kenji malah dekat dengan yang lain sehingga Mika cemburu. Sedangkan konflik pas Mika remaja sama saja, hanya saja pas remaja ada orang lain yang coba mendekati Mika, cewek itu dibuat bingung olehnya karena Mika masih mencintai Kenji.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

Review Never Have I Ever Season 2 (Sebuah Ulasan Singkat)