Langsung ke konten utama

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

Judul: Sumur: Sebuah Cerita

Penulis: Eka Kurniawan

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Editor: Mirna Y.

Tebal: 51 halaman

Terbit: 16 Juni 2021

Harga: Rp50.000,-

Genre: Cerpen

 

Sumur merupakan sebuah buku berisi satu cerita. Ya, memang cuma satu cerita yang terdapat di dalam buku Sumur karya Eka Kurniawan ini. Kisah tersebut menceritakan Toyib dan Siti yang saling jatuh cinta, tetapi mereka tidak bisa saling memiliki. Latar tempat menjadi pemicu konflik hubungan mereka. Sejak kecil mereka tinggal di daerah yang sangat kering kerontang sehingga menyebabkan konflik sana-sini, terutama apa yang terjadi pada orangtua-orangtua Toyib dan Siti menyebakan kedua insan itu harus saling mengubur rasa satu sama lain.


 Membaca cerita Toyib dan Siti dalam buku Sumur karya Eka Kurniawan ini, aku seperti disentil oleh Eka Kurniawan tentang pemaknaan cinta yang kadang penuh cobaan. Maka, sebelum itu membuat masalah-masalah baru atau yang lebih besar, alangkah baiknya perasaan berbunga-bunga itu dihentikan. Namun, Eka memang bermain dengan karakter-karakternya, terutama perasaan mereka yang alamiah. Mereka tidak kuat menahan rasa tersebut, rasa yang sudah eksis di kalangan manusia sejak purba.


 Jika memang cinta terhalang banyak rintangan seperti dalam buku Sumur karya Eka Kurniawan ini, bukankah bisa jadi mereka yang memiliki perasaan itu mencoba menggoyahkan batu sandungan-batu sandungan cinta? Yang tak terelakkan adalah bagaimana akibat-akibat beruntun dalam hubungan Toyib dan Siti ini. Lumayan mengguncang terlebih saat pembaca mengetahui akhir kisah mereka di bagian terakhir buku yang memuat satu buah cerpen ini. Sungguh akhir cerita yang sangat-sangat menghentak jiwa dan raga.


 Aku tidak akan bicara banyak. Buku Sumur karya Eka Kurniawan ini lumayan untuk dikoleksi meskipun memang kemasannya seperti bernilai terlalu mahal, mungkin harganya bisa dimiringkan? Atau cerita ini bisa tampil lagi dalam buku kumpulan cerpen Eka yang lain atau menjadi bonus dalam novel Eka nanti. Cerita Toyib dan Siti ini patut direnungkan. Sangat-sangat perlu ditelusuri oleh banyak pembaca bahwa memang cinta seringnya menjadi pengundang banyak masalah, maka diperlukan solusi-solusi jitu membasminya. Hanya saja kadang manusia dibutakan olehnya sehingga tak ada waktu atau tak sadar diri atau tak mau saja menjadikannya bahan pelajaran sekaligus tentu kebutuhan untuk memuaskan dahaga batin.


Aku lupa mengatakan bahwa di buku Sumur karya Eka Kurniawan ini juga terdapat beberapa ilustrasi yang lumayan sehingga bisa menjadi nilai tambah buku ini. Aku berharap Eka terus menghasilkan karya-karya untuk pembaca Indonesia karena asumsiku dia memang selalu memikirkan masak-masak karyanya. Salah satunya cerpen Sumur ini yang memang pantas diberikan penghargaan baik di dalam atau luar Indonesia.[]

Komentar

  1. Saya juga sudah baca cerpen ini, dan saya kira kalau kita makan, ini tuh tidak mengenyangkan, tapi makanannya enak.

    Ide supaya buku ini jadi bonus untuk buku Eka lainnya, lebih masuk akal. Soalnya dengan harga segitu, seharusnya cukup untuk beli buku yang mengenyangkan dan enak.

    BalasHapus
  2. iya bener banget, harganya kemahalan huhuhu... malah mungkin kalau buku ini jadi novel aja gak papa deh, karena kesannya nanggung... mungkin kalo jadi novel bakal lebih mengenyangkan

    BalasHapus
  3. Buku ini apa ada adegan vulgarnya?

    BalasHapus
  4. Koq tipis banget ya. Cocoknya sih jadi lead magnet buat novel terbarunya aja sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya tipis banget, iya mungkin juga sebagai strategi marketing buat novel selanjutnya yang lebih wah semoga

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja