Langsung ke konten utama

Ulasan Impian Demian by Nimas Aksan


Judul buku: Impian Demian
Penulis: Nimas Aksan
Editor: Dion Rahman
Penata sampul dan ilustrasi: Ulayya Nasution
Penerbit: Elexmedia
ISBN: 978-602-04-4956-2
Cetakan pertama, 13 November 2017
360 halaman

Blurb

“Impianku bukan berada di sini bersamamu dan sepabrik dengan perempuan sensi lainnya yang bergerombol membahas lipstik. Aku mengambil jurusan arsitektur bukan iseng-iseng seperti saat kamu ikutan lotre dan buummm … namamu keluar sebagai pemenang. Aku ingin membuat gedung. Aku selalu membayangkan bisa membangun banyak sekali gedung tinggi yang indah di negeri-negeri yang jauh dari sini.”

“Kenyataannya kamu berada di sini, Demian. Di gedung rusak yang harus kamu bangun kembali.”

Impian Demian Radityawangga untuk menjadi arsitek gedung bertingkat di seluruh dunia terancam kandas ketika dia didatangi oleh Alexandra Hardianty, Public Relation dari Sara Cosmetic, perusahaan kosmetik yang diwariskan kedua orangtuanya. Alexandra membuka kenyataan bahwa dia memiliki kewajiban memimpin perusahaan yang sedang mulai sekarat itu, sebagai bentuk pengabdiannya pada mendiang sang ibu, Sara Amalia, pendiri Sara Cosmetic.

Keadaan semakin memburuk ketika Demian berkonflik dengan Hilda, ibu tirinya, yang memegang hak cipta atas Aqualove, produk kosmetik temuan terbaru yang seharusnya bisa menolong Sara dari kebangkrutan.

Mampukah Demian dan Alexandra bersama-sama mengatasi krisis dan menyelamatkan pabrik kosmetik yang nyaris bangkrut itu, sementara di sisi lain, kesempatan untuk meraih impiannya mulai memanggil-manggil?

Ulasan Singkat
Kurang lebih novel ini membahas tentang Demian dan usahanya dalam membuat pabriknya enggak bangkrut. Bukan pabrik dia sih sebenernya, lebih tepatnya pabrik peninggalan orangtuanya.

Menurutku sih ceritanya oke karena porsi besarnya lebih ke arah perjuangan Demian dalam memperbaiki kehidupannya, lebih tepatnya pabrik ortunya yang hampir bangkrut itu. Aku gak nyangka banget karena porsi romancenya enggak banyak. Sama sekali enggak banyak, paling dua puluh persen doang. Hal yang membuatku bersyukur banget karena waktu itu emang lagi enggak mood baca romance.

Dari segi cerita emang simple banget, tapi dari segi gaya penceritaan Ceu Nimas Aksan menceritakannya sangat-sangat lancar jaya, enak diikutin gitu bahasanya, seru aja bikin nagih pas bacanya.

Banyak hal-hal yang mengejutkan juga dalam novel ini, di antaranya hal yang gak aku sangka bakal ada adalah bagaimana hubungan Demian dan keluarganya juga dibahas. Iya, bener-bener dibahas baik dengan keluarga kandungnya maupun dengan keluarga tirinya yang baru aja dia dekati.

Rasanya asik aja baca novel yang enggak melulu tentang romance alias banyak hal di luar itu juga dibahas, ngebuat enak aja sih. Rasanya pengen baca novel Ceu Nimas yang lain, so far baru baca yang ini sama Arya Buaya yang endingnya bikin jaw dropping banget. Pokoknya seru aja lah.

Bottom line, novel ini seru banget buat diikutin, ceritanya emang kontemporer dan mungkin generik, tapi gaya penceritaannya yang asik diikuti bikin novel ini pantas banget dijadiin bahan hiburan kala waktu senggang.[]


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)