Langsung ke konten utama

Ulasan Buku Kumpulan Puisi The Dark Between Stars by Atticus


Judul: THE DARK BETWEEN STARS
Penulis: Atticus
Terbit: 2019
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Kumpulan Puisi Bahasa Inggris
Tebal: 240 Halaman
Harga: Rp95.000

Blurb
(versi terjemahan dari Goodreads)

Dari penulis terlaris internasional Love Her Wild datang The Dark Between Stars, koleksi baru bergambar puisi yang menyentuh, aneh, dan romantis dari penyair sensasional di Instagram, Atticus.

Atticus, telah merebut hati dan pikiran hampir 700 ribu pengikut (termasuk bintang seperti Karlie Kloss, Emma Roberts, dan Alicia Keys). Dalam koleksi puisinya yang kedua, The Dark Between Stars, ia mengalihkan perhatiannya pada dualitas pengalaman yang hidup — koneksi yang tak terhindarkan antara tertinggi dan terendah. Dia menangkap energi menular dari memulai suatu hubungan, realitas komitmen yang kacau, dan nostalgia yang menyiksa karena sendirian.

Sambil bergulat dengan pertanyaan tentang bagaimana hidup dengan tujuan dan menemukan makna dalam perjalanan, puisi-puisi ini menawarkan eksplorasi yang jujur ​​tentang kesepian dan pencarian kita akan koneksi, serta pengamatan yang lucu dan menyenangkan. 

Ketika Atticus menulis dengan pedih tentang menari, Paris, klub jazz, matahari terbenam, berbagi sebotol anggur di sungai, hari-hari hujan, menciptakan, dan menghancurkan, dia menggambarkan bahwa kita membutuhkan saat-saat keindahan dan rasa sakit — kegelapan dan bintang-bintang — untuk sepenuhnya menghargai semua yang ditawarkan kehidupan dan cinta.

Review
Ketika membaca buku ini aku tidak berharap apa-apa. Bahkan saat membawanya ke kasir setelah memilih dari rak buku puisi, aku sama sekali tidak ada gambaran tentang buku ini. Biasanya sebelum membeli buku aku akan membaca reviewnya terlebih dahulu. Namun, untuk buku ini aku tidak melakukan hal tersebut.

Secara keseluruhan menurutku puisi-puisi di dalamnya terasa cukup. Menurut sudut pandangku ya biasa saja. Mungkin karena aku berkali-kali membaca buku puisi dari Lang Leav kali ya, puisi-puisi dalam buku ini memang benar kata salah satu pengulas di Goodreads, dia bilang puisi-puisinya  'terasa generik', maksudnya umum kali ya.

Sebagian besar tentang cinta, kebanyakan tentang perasaan sakit hati sih. Puisi-puisinya tanpa judul dan pendek-pendek. Andai saja di dalam buku ini tidak terdapat foto-fotonya yang 'amazing' mungkin buku ini akan terasa biasa banget. Untung saja ilustrasi-ilustrasi dari foto-foto itu menyelamatkan nyawa dari buku ini karena ya memang foto-foto tersebut merepresentasikan puisi-puisinya.

Bagi kalian yang tertarik membaca buku kumpulan puisi ini asal kalian tahu saja buku ini bukan buku terjemahan alias memang puisi-puisi asli semua isinya dalam Bahasa Inggris. Pendek-pendek banget puisi-puisinya, bisa dibaca sekali duduk. Tapi mungkin saat membacanya perlu penghayatan tinggi kali ya soalnya emang makjleb kali kalo yang baca punya pengalaman yang bener-bener sama, kan bisa baper tuh para pembaca atau bisa aja ambyar istilah kekiniannya.

Membaca puisi-puisi di dalamnya akan membuatmu baper, jadi hati-hati. Meskipun begitu beberapa bagian kurang sulit dipahami atau karena akunya aja yang enggak mengerti maksud dari apa yang ingin disampaikan si penulis. Intinya ya begitulah, buku ini lumayan aja, tapi enggak sampe bikin baper banget puisi-puisinya. Yang jelas pastilah buku ini lumayan recommended buat pencinta sajak,[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)