Langsung ke konten utama

[Travel Writing] Plesir ke Bali (6D5N) 1- 6 Juli 2019; Day 1

Rombongan plesir Bali 2019

Kapan terakhir kali aku menulis travel writing? Rasanya berabad-abad yang lalu. Kali ini aku akan menuliskannya lagi. Sebenarnya pada bulan Desember 2018, aku juga melakukan perjalanan ke Yogyakarta bersama tiga teman kerja. Lalu, bulan Januari 2019 aku ke Jakarta sendirian plus bulan Februari 2019 juga pergi ke Tegal sendirian. Maret-Juni enggak ke mana-mana, sedih, kemudian Juli 2019 lalu aku bersama-sama semua teman kerja mengunjungi Bali.

Perasaanku excited banget mengunjungi Bali soalnya ini baru pertama kali aku ke sana. Bali, sebagaimana kita tahu pulau sejuta pura, pulau dewata ini punya banyak tempat wisata yang eksotik sampe-sampe terkenal banget sampe luar negeri. Bahkan, pelancong-pelancong luar negeri lebih tau Bali ketimbang Indonesia. Sedih sih dengernya, tapi ya udah lah toh hal itu tidak bisa mengubah fakta bahwa Bali ada di Indonesia.

Beruntungnya aku bisa mengunjungi Bali, karena bertepatan dengan libur. Jadi, rasanya enjoy aja dan relaxed sih. Mari kuceritakan aja daripada banyak basi-basi kan ya. Btw, tujuanku nulis ini cuma sebagai sharing aja sih tanpa goal yang muluk-muluk juga. Ini hanya cerita perjalanan gaes, jadi jangan dianggap serius. Nulis ini juga dalam rangka melarikan diri melepaskan kebosanan dari nulis hal-hal itu-itu aja, review kalo enggak fiksi, bosen kan, jadi aku mau nyoba nulis yang lain.

Day 1 Ngejogrog Terlalu Lama di Airport

Hari saat berangkat ke Bali diawali dari berangkat ke Jakarta dulu menuju Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng. Dari Cirebon, rombongan teman-temanku berangkat pagi banget naik kereta di Stasiun Cirebon. Berangkat pukul 05.25 naik kereta Argo Jati kelas eksekutif. Lalu tiba di Stasiun Gambir pukul 08.28 hampir jam sembilan pagi. Lalu, untuk menuju Bandara Soetta, aku dan teman-temanku naik Damri yang menuju bandara. Kira-kira perjalanan memakan waktu 30-40 menit, aku lupa berapa menit waktu pastinya.

bersama teman-teman pas tiba di Stasiun Gambir

Sampai di Bandara Soetta, kita misah-misah. Ada dua belas orang dalam rombongan ini. Btw, jadi ada dua kelompok terpecah. Aku bareng teman-temanku yang total ada delapan (tujuh kolega plus istri salah satu kolega kerja). Sedangkan kelompok dua ya atasanku sama suami plus anaknya yang umur delapan tahunan. Kita menghabiskan waktu di Terminal Tiga Bandara Soetta, ini ngikutin keinginan atasanku sih yang mau spend time di sini sambil nunggu pesawat berangkat yang notabene ada di terminal dua.



Kita di depan gate Terminal Tiga. Mau pawai nih :)


Ngejogrog alias nongkrong di bandara kalo enggak ngelakuin apa-apa jatuhnya bosen, so aku dan teman-temanku makan di Solaria, duh makanan-makannya harganya bikin kantong kering, padahal makanan-makanannya standar. Cuma waktu itu kita tetap think positive soalnya wajar kalo harga makanan di bandara emang begitu.







Foto-foto candid di bandara. Daripada diem gak ada kerjaan kan, jadi temenku iseng foto-foto

Beberapa jam kita ngehabisin waktu di bandara, buatku emang ngebosenin sih tapi apa daya pesawat yang dipilih atasanku (orang yang ngesponsorin plesir ini) bakal berangkat sekitar jam duaan. Ambil hikmahnya aja sih. Kalo dariku, aku bisa tahu Bandara Soetta, terminal tiga tempat keberangkatan internasional, dll. Sempet naik kalayang juga. Tuh kan, aku yang tadinya katrok gak tau apa-apa jadi tau dikit-dikit, maklum belum pernah ke bandara buat naik pesawat.

Akhirnya pas jam 14.40 kami berangkat tuh. Pesawatnya adalah dari AirAsia. Perjalanan memakan waktu dua jam, jadi kita nyampe pas 16.40. Aturan kita nyampe jam segitu tetapi karena perbedaan waktu yang jadi pas di Bali udah pukul 17.40. Dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, kita naik mobil yang udah dipesen atasanku buat di-drop di Ubud, di sana kita bakal stay di vila selama kita ada di Bali.

Tapi, sebelum kita ke sana, mampir dulu di rumah makan Sup Ikan Mbak Lulu (gak tau nih namanya bener enggak). Ini resto pemiliknya adalah sodara salah satu kolega kerjaku. Makanan-makanannya lumayan enak menurutku. Aku makan sop ikannya yang asam manis. Lumayan menyegarkan karena banyak potongan nanas di dalamnya yang menurutku wow enak banget di lidah. 
Rombongan ada di dalam mobil menuju vila di Ubud
Setelahnya, kita kemudian naik mobil lagi buat menuju vila di Ubud. Aku lupa perjalanan ini memakan waktu berapa menit, mungkin sekitar satu jam. Yang kuingat adalah perjalanan ini ngelewatin tol di atas laut yang bikin jarak bisa dihemat dari Kota Denpasar ke Ubud. Lalu, pas sampe vila aku dan teman-temanku langsung istirahat. Soalnya banyak agenda buat kegiatan besok paginya, lagian kita juga pasti kecapean saat itu karena terlalu lama di perjalanan. Next, cerita hari kedua di postingan selanjutnya.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)