Langsung ke konten utama

[Review] Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah by Tere Liye



Judul: Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 512 Halaman
Terbit: Cetakan Keempat Belas, Agustus 2016

BORNO berusia 22 dan belum memiliki pekerjaan memadai. Bujang itu tinggal di tepian Sungai Kapuas yang membelah Kota Pontianak yang terkenal dilewati garis khatulistiwa. Borno hanyalah lulusan SMA. Suatu kali ia bekerja sebagai buruh pabrik karet, namun para tetangga sering mengejeknya karena tiap pulang ke rumah, ia selalu menguar bau tak sedap karena lingkungan pabrik karet yang memang seperti itu. Borno bahkan pernah menjadi tukang karcis di dermaga kapal pelampung alias kapal fery di sungai Kapuas. Sayang para tetangga mengecam hal itu karena keberadaan kapal fery mematikan usaha para pengemudi sepit (kapal motor) yang pelan-pelan menurun pendapatannya karena operasi kapal pelampung tadi.

Borno pada akhirnya menjalani pekerjaan yang tak pernah ia duga sebelumnya. Ia kini sebagai pengemudi sepit. Borno tak menyangka ia akan memiliki pekerjaan itu dan kapal sepit miliknya adalah patungan iuran dari warga sekitar yang simpati pada Borno. Bagaimana pun, Bujang itu adalah cucu pemilik usaha sepit yang di masa lalu jaya dan paling intens membuat perekonomian rakyat kecil maju di sekitar tepian Kapuas. Pekerjaan Borno inilah yang mempertemukannya pada seorang gadis Cina peranakan misterius yang dari wajahnya selalu terlihat sendu seakan menyembunyikan sesuatu yang menyakitkan. Mei menjadi cinta pertama Borno si bujang dari Kapuas.

Kisah cinta mereka ternyata tidak berjalan mulus. Meskipun, keduanya sering melakukan interaksi yang manis, namun tak kunjung salah satunya yang menyatakan perasaan. Mei pernah meminta Borno mengajarinya mengemudi sepit, bahkan ketika Borno ke Surabaya maka Mei dengan senang hati mengajak Borno jalan-jalan. Mei berasal dari kota pahlawan itu dan dia sengaja mengajar di Pontianak demi satu misi. Sedangkan, Borno selalu ricuh dengan perasaannya sendiri. Ia selalu ragu bahkan untuk sekadar berkata sayang pada Mei. Banyak penghalang di antaranya sang ayah Mei yang tak menyukai Borno, pun kehadiran sahabat Mei alias Sarah yang juga mencintai Borno.

Novel Tere Liye ini akan memperkenalkan pembaca pada sebuah profesi yang agaknya jarang ada di novel kebanyakan. Pengemudi sepit adalah profesi yang coba dieksplor sang penulis Tere Liye. Hal yang lebih penting adalah eksplorasi karakter Borno yang sangat mendalam di novel ini. Borno digambarkan sebagai bujang berhati paling lurus di sepanjang Kapuas, ia memiliki cita-cita dan mimpi meskipun hanyalah lulusan SMA. Kisah cintanya di novel ini akan memberikan nilai pengorbanan kepada pembaca. Karena kisah cinta Borno dan Mei sebenarnya bukan perkara mudah karena Mei harus mencintai orang yang tak mungkin ia cintai. Sedangkan, Borno mencintai Mei sebagai cinta pertama yang menyihirnya untuk maju demi cintanya pada Mei.


Pembaca berpotensi terinspirasi dari novel ini karena cerita cintanya terasa orisinil. Lewat penceritaan tokoh Borno, pembaca akan merasakan atmosfer deg-degan cinta pertama yang barangkali lumrah dialami siapa pun. Hal yang demikian selalu menjadi pengalaman lugu bagi hampir semua orang. Terlebih, di novel ini banyak aral merintang yang akan menghalangi. Maka, kisahnya semakin seru. Pada akhirnya pembaca akan berharap kisah ini berakhir bahagia. Untung saja, Tere Liye menyajikan hal tersebut. Sebuah kisah cinta orisinil yang romantis dan sangat apik.[] 

Komentar

  1. Novel Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah versi pdf-nya bisa di download di link ini :

    https://myebooknovel.blogspot.com/2020/07/kau-aku-dan-sepucuk-angpau-merah-tere.html

    Unt melihat novel lainnya sila kunjungi url berikut :
    https://myebooknovel.blogspot.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)