Langsung ke konten utama

[Review] Buku Tentang Ruang by Avianti Armand



Judul: Buku Tentang Ruang
Penulis: Avianti Armand
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 154 Halaman
Terbit: Cetakan Pertama, 2016

Sebuah buku puisi selalu mengajak pembacanya untuk termenung. Hal ini pun disampaikan oleh buku puisi terbaru Avianti Armand berjudul Buku Tentang Ruang. Buku ini berisi puisi-puisi yang menitikbertakan pembaca untuk merenung sejenak dengan sajak-sajak sederhana dengan tema dari mulai perenungan seseorang kepada Tuhan, alam, bahkan hubungan manusia dengan orang-orang sekitar.

Setiap bab-babnya terdiri dari judul-judul yang diawali kata Ruang. Avianti banyak menyelipkan puisi-puisi pendek dalam buku sajak terbarunya ini. Penulis yang juga pengajar arsitektur itu selalu memasukkan makna-makna tersembunyi yang apik dalam sajak-sajaknya. Avianti tidak rela membiarkan pembaca melupakan begitu saja karya-karya yang telah ia buat dalam buku ini.

Misalnya saja dalam sub-bab dengan tajuk ‘hal-hal yang umum pada hari ini’, Avianti membuat sajak-sajak teramat pendek yang membahas berbagai hal yang nyeleneh. Misal puisi berjudul Facebook dalam sub-bab tersebut, bunyinya hanya sekadar kurang lebih sebagai berikut, “Terima kasih Mark, aku telah menjadi seperti yang kuinginkan”. Seakan-akan sajak tersebut bermakna bahwa setiap pengguna media sosial Facebook bisa berekspresi apa pun dan tak kenal batas, mereka bisa melakukan segala hal yang mereka inginkan di situs terkenal tersebut demi eksistensi mereka terhadap teman, keluarga, dan lain sebagainya. Si narator dalam puisi tersebut menyampaikan terima kasih karena situs yang dibikin Mark membuatnya semakin hebat barangkali.

Bahkan dalam puisi berjudul Bahasa Inggris, masih dalam sub-bab yang sama, Avianti seakan menyindir manusia-manusia kota zaman sekarang yang berkata selalu campur aduk antara bahasa ibu mereka dan Bahasa Inggris yang notabene terkenal sebagai alat pergaulan. Padahal mencampur aduk berbagai bahasa kadang hanya ajang pamer-pamer. Avianti menuliskan kata-kata yang lucu dalam sajak tersebut, yang kurang lebih bunyinya,”Congrats frens, pencapaian kita setaun ini udah nyamaian selery president republik ini. Kita mesti selebresyen.” 

Meskipun begitu, sajak-sajak lain dalam buku ini terasa lebih syahdu dari puisi-puisi pendek yang telah disampaikan sebelumnya. Avianti kadang menyelipkan banyak dialog yang membuat puisi-puisi atau sajak-sajaknya semakin ekstentrik namun tetap tak menghilangkan makna-makna indah dalam puisi-puisinya.


Avianti seakan mengajak pembaca berkeliling ruang-ruang yang telah ia buat dalam buku puisi ini. Lewat sajak-sajaknya, ruang-ruang yang telah Avianti buat terasa semarak dan kaya akan makna-makna yang masih tetap bisa dibaca pembaca awam sekali pun.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

[Travel Writing] Bale Kabuyutan Desa Ciledug Wetan Cirebon

Kemarin mencoba datang ke tempat yang belum pernah dikunjungi. Kebetulan daerah dekat rumah saya. Tulisan ini tadinya telah terkirim ke media tempat PKL saya. Tapi, nasibnya naas karena harus berakhir di recycle bin komputer redaktur. Jadi, saya share saja di blog. Bale kembang di Bale Kabuyutan. (Dok. pribadi) Berlokasi tepat di belakang kantor kuwu Desa Ciledug Wetan Kecamatan Ciledug, Bale Kabuyutan masih berdiri kokoh hingga kini. Bale Kabuyutan adalah salah satu situs peninggalan budaya leluhur Cirebon berbentuk bale kambang (tempat tidur dari kayu). Benda itu tersimpan di dalam ruangan berukuran sekitar 20 x 30 meter. Sedangkan bale kambang itu memiliki ukuran panjang 5 m, lebar 3 m, dan tinggi 0,5 m serta disangga oleh enam tiang. Menurut Mundara (62) selaku juru kunci Bale Kabuyutan, tempat tersebut dulunya difungsikan sebagai tempat pengambilan sumpah bagi mereka yang hendak menganut Islam. Mundara yang sejak tahun 2002 menjadi juru kunci di tempat itu menuturkan bah...

The Cat Returns (2002), Sebuah Ulasan Singkat

Film ini mengisahkan seorang siswa bernama Haru yang kurang bisa menikmati hidupnya karena terasa membosankan. Haru memendam perasaan kepada siswa cowok di sekolahnya namun sayang Haru harus menelan pil pahit karena dia tahu cowok itu sudah memiliki kekasih. Hidup Haru berubah saat dia kemudian menyelamatkan seekor kucing yang akan tertabrak mobil. Sejak saat itu, Haru kembali mempertanyakan kembali makna kebahagiaan dalam hidupnya. Menonton film ini membuatku merasa bahagia dan tenang. Mungkin lebih ke perasaan tentram sepanjang menonton filmnya. Karena aku pikir plot dalam film ini sungguh sangat mudah dicerna namun aku tidak protes. Tidak seperti kebanyakan film lainnya kreasi studio Ghibli, film ini seakan tidak berusaha membuat pusing penontonnya, ya mungkin memang sengaja dibuat mudah ditebak dari segala aspek filmnya.  Menurutku, penonton akan mengambil hikmah tentang tidak banyak menggerutu dalam menjalani hidup saat mereka menuntaskan menonton film ini. Karena ...