Judul:
Di Hadapan Rahasia
Penulis:
Adimas Immanuel
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Tebal:
104 Halaman
Terbit:
Cetakan Pertama, 2015
Buku puisi terbaru karya Adimas
Immanuel berjudul Di Hadapan Rahasia.
Buku ini berisi banyak puisi-puisi yang terinspirasi dari lukisan-lukisan kuno.
Adimas seakan mengeksplorasi sebuah karya lukisan-lukisan dan menginterpretasikannya
dalam bentuk karya seni lain berupa sajak-sajak. Pembaca puisi Adimas akan
menginterpretasi lagi karya Adimas yang sudah dalam bentuk sajak. Pembaca buku
ini harus berusaha keras untuk menemukan makna-makna tersembunyi dalam
puisi-puisi Adimas, maka mereka akan menemukan banyak nilai-nilai yang biasanya
dicari oleh penikmat sastra.
Sajak-sajak dalam buku ini
mempertanyakan tentang banyak hal. Utamanya tentang bagaimana eksistensi
manusia di hadapan banyak hal. Dalam puisi utamanya ‘Di Hadapan Rahasia’ yang Adimas letakkan sebagai puisi terakhir
dalam buku ini, sang narator dalam sajak itu bergumam tentang betapa munafiknya
manusia ketika memiliki rahasia. Mereka seakan takut akan rahasia diri mereka
masing-masing, mereka takut rahasia-rahasia mereka terungkap dengan cara salah,
mereka risau dengan segala hal yang menyangkut rahasia mereka, dan mereka sedih
bahwa mereka sendiri memiliki campur tangan besar dengan rahasia itu. Tetapi,
mereka selalu menyukai aktivitas membuat rahasia, padahal seperti yang tadi
disebutkan, mereka khawatir dengan itu.
Sedangkan, sebaliknya, puisi pertama
dalam buku ini berjudul Menanam Rahasia. Puisi
tersebut seakan menyampaikan hal paling dihindari manusia yaitu rahasia.
Manusia zaman sekarang cenderung mudah melakukan banyak hal yang terkait dengan
diri mereka sendiri. Kadang hal-hal itu berisiko melukai diri mereka di masa
depan. Tetapi, tetap saja mereka sangat mudah melakukan hal-hal itu. Dan tentu
saja hal paling besar adalah merahasiakan sesuatu, bisa masa lalu mereka, bisa
rencana jahat mereka, atau pun hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan perasaan
mereka. Kadang hal-hal tersebut bisa menjadi bumerang bagi diri mereka sendiri
di masa depan.
Puisi-puisi lain masih sangat erat
kaitannya dengan mempertanyakan sesuatu. Adimas sebagai penulis tidak segan
menaruh banyak metafora dengan level tinggi dalam puisi-puisinya di buku ini.
Ia mencoba mengajak pembaca untuk menginterpretasikan karya-karyanya yang
sering memiliki makna berlapis-lapis. Namun, tentu saja hal tersebut adalah
tantangan bagi setiap penggemar sastra di manapun.[]
Komentar
Posting Komentar