Langsung ke konten utama

[Review] Badut Oyen by Marisa Jaya, dkk

Judul: Badut Oyen
Penulis: Marisa Jaya, Rizky Noviyanti, & Dwi Ratih R.
Penerbit: Gramedia
Terbit: Cetakan Pertama, April 2014
Tebal: 224 Halaman

Oyen adalah badut penghibur anak-anak yang pantang menyerah. Dia dulunya seorang mahasiswa yang terpaksa drop out berhubung kondisi ekonomi keluarga yang tak mendukungnya kuliah. Kini Oyen tinggal sendiri di rumahnya. Selain menjadi badut penghibur, dia juga membuka toko alat pesta di rumahnya. Meskitoko itu sepi pengunjung

Maka hidup Oyen jauh dari yang namanya berkecukupan. Ditambah akhir-akhir ini kebutuhan hidup yang mencekik membuatnya harus bekerja lebih keras. Oyen tak disangka berhutang pada Syamsul, rentenir kampung yang sering membuat warga melarat semakin hancur. Syamsul tak segan melukai para penghutang yang telat bayar. Ia dibantu algojo-algojonya yang siap sedia melakukan apapun yang diperintah termasuk tindak kekerasan.

Oyen mempekerjakan Suparni. Gadis itu selalu berada di sisi Oyen yang miskin. Suparni jatuh hati pada Oyen, namun lelaki itu kurang peka pada Suparni. Hingga di suatu pagi yang cerah, Oyen si badut penghibur ditemukan tergantung di kamarnya sendiri. Seluruh warga kampung Oyen gempar dan menduga-duga bahwa tidak mungkin Oyen bunuh diri.

Kematian Oyen disusul kematian misterius Syamsul si lintah darat. Orang yang dicurigai membunuh Oyen itu pun meninggal. Oyen sebelumnya tak mampu membayar hutangnya pada Syamsul. Warga kampung curiga pada Syamsul namun pria paruh baya itu pun menjadi korban pembunuhan misterius. Lalu pembunuhan keji selanjutnya menimpa Rudi yang merupakan anak Ratna, perempuan yang ditaksir Oyen. Kini, teror semakin mencekam di kampung Oyen karena banyak warga diteror hantu badut yang disinyalir arwah gentayangan Oyen. Siapa korban berikutnya? Apakah benar disebabkan hantu badut Oyen?

Novel Badut Oyen adalah novel bergenre horor karangan tiga penulis wanita. Meskipun ditulis lebih dari satu orang, novel ini terasa mulus gaya penceritannya dan tentu saja tidak terkesan ditulis secara terpisah. Hal ini meningkatkan kualitas novel yang semakin bagus karena konten ceritanya pun sudah sangat menegangkan, sangat horor dan mencekam.

Yang paling penting dari novel ini adalah amanatnya yang mencoba menyampaikan bahwa perjuangan hidup di dunia memang memiliki sebab akibat. Seperti halnya Oyen, sang badut yang disukai anak-anak. Saat ia meninggal dengan tragis, orang-orang tetap berprasangka baik padanya, namun semuanya lenyap kala teror hantu badut menyerang kampung padahal hantu itu belum tentu arwah dari Oyen yang terbunuh. Alhasil, dari plot ceritanya itulah novel ini terkesan masih memiliki pesan yang kuat meskipun novel horor.

Novel Badut Oyen sangat berpotensi menghibur pembaca lewat rangkaian ceritanya yang membuat jantung berdebar-debar sepanjang 224 halaman novelnya. Walaupun novel Badut Oyen ini bisa membuat bulu kuduk pembaca merinding, amanat di dalamnya sungguhlah mampu memengaruhi pembaca bahwa berpikiran negatif pada suatu hal akan menimbulkan dampak negatif lainnya berdatangan. Seperti kala teror pasca kematian badut Oyen, warga kampung malah berpikiran yang tidak-tidak, alih-alih mencari solusi yang tepat kala hal diluar nalar terjadi. Segala hal memang seyogiyanya dipasarahkan kepada Sang Pencipta yang mengetahui rahasia baik di dunia nyata maupun ghaib.[]
           
           

Komentar

  1. Membaca plot ceritanya, saya sangat tertarik membaca buku ini. InsyaAllah berjodoh dengan novelnya.

    Si pembunuh itu saya menduganya adalah Suparni.

    BalasHapus
  2. bisa jadi kak Adin, secara Suparni deket sama Oyen. Tapi, motifnya bakal gak ketebak sih, eh

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)