Judul: Out of the Blue
Penulis: Indah Hanaco
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Cetakan Pertama, Oktober 2015
Tebal: 296 Halaman
ISBN: 978-602-03-2171-4
Sampul: Iwan Mangopang
Editor: Midya N. Santi
Out of the Blue adalah
lanjutan novel Heartling karya Indah
Hanaco. Jika di novel Heartling lebih
fokus pada kehidupan Amara, sedangkan di novel sekuelnya fokus cerita bergeser
ke kehidupan Sophie Lolita yang merupakan sahabat Amara.
Kisah
di novel ini sungguh miris karena menceritakan kehidupan Sophie pasca kematian
ibunya. Ibu Sophie selama ini berada di rumah sakit jiwa dan ia tak pernah
mengenal diri Sophie pasca trauma hebat yang ia dapatkan setelah diperkosa oleh
pacarnya. Ya, Sophie tentu saja anak yang tidak diinginkan, namun gadis itu
sungguh tangguh, perangainya ceria dan tidak pernah memilih-milih teman. Saat
Sophie mulai menata hidupnya, seorang lelaki bernama Rengga datang dan mengaku
sebagai ayahnya. Sophie tentu terkejut. Ditambah hidupnya sudah cukup kisruh
karena pacarnya yang seorang artis tak pernah memedulikannya padahal Sophie
sebenarnya merasa kesepian sebab hidup tanpa orangtua.
Sahabat-sahabat
Sophie mencoba menguatkan Sophie yang tengah berduka dan bingung. Tetapi,
masalah seperti gulma dalam hidup Sophie ketika sahabatnya Brisha bersinggungan
dengannya perihal kekasih dari media sosial. Sementara Amara kurang bijaksana
karena tidak bisa memihak baik Sophie maupun Brisha. Maka, Sophie memutuskan
liburan selama beberapa hari ke Skandinavia, di Nyhavn Denmark ia pun mendapatkan
masalah lagi kala seorang artis mengangkanya sebagai paparazzi. Hidup Sophie pun tidak pernah tenang, apalagi damai.
Meskipun
kisah di novel ini ringan, namun pesan yang tersirat di dalamnya sungguh
berpotensi menginspirasi pembaca. Kisah hidup Sophie yang miris tidak serta
merta membuat gadis itu bermuram durja sepanjang waktu, ia tabah dan kuat
menerima kenyataan pahit dalam hidupnya. Tak disangka, perjalanan mengunjungi
negara-negara indah di Skandinavia (Norwegia, Denmark, dan Swedia) semakin
membuat pengalaman hidup Sophie bermakna kala bertemu artis Jamie Keegan yang
sama-sama memiliki luka. Keduanya yang pada awalnya terus menerus bertengkar,
lama kelamaan menjadi teman satu perjalanan yang akrab dan saling mengisi.
Pesan
keluarga dan persahabatan juga menonjol di novel ini. Pesan keluarga
disampaikan lewat hubungan Sophie dengan ayahnya, betapa kedunya bisa saling
menerima satu sama lain, mereka tidak terlalu peduli dengan kekelaman masa lalu
yang terlampau tragis, mereka bisa menginspirasi pembaca untuk mengerti bahwa
hidup adalah serangkaian langkah maju. Dan tentunya pesan persahabatan
disampaikan lewat masalah Sophie-Brisha-Amara, tiga serangkai gadis kuat ini
sama-sama memiliki masalah berat masing-masing namun tak pernah lupa untuk saling
mengingatkan.[]
Komentar
Posting Komentar