Langsung ke konten utama

[Review] Dilan Bagian Kedua by Pidi Baiq


Judul: Dilan Bagian Kedua
Dia Adalah Dilanku Tahun 1991
Penulis: Pidi Baiq
Penerbit: Pastel Book Mizan
Terbit: Cetakan pertama, Juli 2015
Tebal: 344 halaman
Ilustrator Sampul & Isi: Pidi Baiq
Sampul: Kulniya Sally
Editor: Andika & Moemoe


Dilan kedua adalah novel remaja yang sangat menakjubkan. Kenapa menakjubkan? Karena isi ceritanya lumayan bikin baper nih. Novel Dilan kedua ini menceritakan kisah Dilan dan Milea yang telah berpacaran, mereka baru saja meresmikan hubungan mereka. Selayaknya pasangan remaja lainnya, kisah cinta mereka pun didera badai hebat, ceileh bahasanya. Ya mereka akan menghadapi banyak drama. Milea dengan tingkah laku Dilan yang membuatnya sudah tak sanggup lagi. Dilan dengan kekeraskepalaannya untuk terus gabung geng motor.

Setidaknya, menurutku aspek yang menonjol di buku Dilan kedua ini adalah penokohannya yang masih khas Pidi Baiq. Di buku ini kita akan semakin mengenal Milea, ya Milea si pacar Dilan. Dan tentu saja kita akan tahu Dilan semakin nakal.

Milea di buku kedua akan lebih emosional. Banyak scene yang menampilkan Milea tak bisa menahan air mata. Milea ini menurutku orangnya pengekang banget, banyak hal-hal yang dilakukan Milea demi kebaikan Dilan. Namun, bodohnya dia gak pernah pake teknik persuasive yang baik untuk mempertahankan Dilan agar tetap di sisinya. Milea bego, di sisi lain dia juga ngaku dirinya sendiri itu kayak possessive gitu sama Dilan. Emang dasar dia annoying.

Then, Dilan juga sama menyebalkannnya kayak Milea. Iya sih si Dilan ini anak badung. Tapi gak ada gitu ya sedikitpun dia pernah mikir segala yang dia lakukan punya sebab akibat. Dilan ini, duhhhh, iya sih dia ini humoris, romantis, dan sayang banget sama Milea dengan caranya sendiri. Sayang di buku ini, kayaknya Pidi sebagai penulis gak mau menampilkan sisi Dilan yang se-original kayak di buku satu. Dilan bener-bener berubah di buku ini. Entah pengaruh Milea, atau pergaulannya yang makin begajulan. Entah, entah, karena masih banyak yang aku rasa gak clear di buku ini.

Dilan dengan gampangnya ngelepas Milea begitu aja, Dilan pun dengan gampangnya ikut bentrok sana-sini, gak sadar-sadar dia, padahal udah dipecat dari sekolah lama, dia juga udah ditahan di kantor polisi, duh Dilan, mau lo apa sih? Motif segala perilaku Dilan yang amburadul itu pun gak jelas. Dilan yang kaya, Dilan yang udah punya pacar cantik, Dilan yang udah punya banyak temen, Dilan yang emang pinter lah, terus kenapa dia mau dan terus terseret ke dunia hitam? I don’t know.

Overall, buku ini emang bagus dari segi konten. Tapi, kalau aku harus menilai, ya masih layak lah buat dibaca, meski kurang sedikit lagi buat dibilang ‘memuaskan’. Tapi kamu harus baca buku pertamanya dulu, biar kerasa aja sih nyawa di buku ini, soalnya emang nyambung banget gitu. Meskipun novel ini bikin patah hati semua yang suka serial Dilan, novel ini teteup recommended!

Kutipan-kutipan

“Aku merasa sedih untuk apa yang hilang, tapi kupikir mungkin ada pelajaran yang bisa kita dapati dari situ.”
 “Masa lalu bukan untuk diperdebatkan. Itu sudah bagus. Biarkan.”
 “Terima kasih, kau pernah mau kepadaku. Dan kini, biarkan aku, kalau selalu ingin tahu kabarmu. Aku rindu, kau harus tahu itu selalu.”

Komentar

  1. Sy sih nangkepnya si Dilan suka Milea karena fisik. Soalnya pas bubar, nggak ada niat sedikitpun Dilan utk kembali. Dan entah terlewat atau sy salah, Dilan nggak pernah membahas rasa sukanya sama Milea karena kepribadiannya.

    BalasHapus
  2. iya kak bener banget, enggak pernah tahu tentang motif si Dilan suka sama Milea, mungkin di buku Milea nanti bakal dijelaskan .. hehehe ... Buku Milea pake sudut pandang Dilan ya? semoga ..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

[Travel Writing] Bale Kabuyutan Desa Ciledug Wetan Cirebon

Kemarin mencoba datang ke tempat yang belum pernah dikunjungi. Kebetulan daerah dekat rumah saya. Tulisan ini tadinya telah terkirim ke media tempat PKL saya. Tapi, nasibnya naas karena harus berakhir di recycle bin komputer redaktur. Jadi, saya share saja di blog. Bale kembang di Bale Kabuyutan. (Dok. pribadi) Berlokasi tepat di belakang kantor kuwu Desa Ciledug Wetan Kecamatan Ciledug, Bale Kabuyutan masih berdiri kokoh hingga kini. Bale Kabuyutan adalah salah satu situs peninggalan budaya leluhur Cirebon berbentuk bale kambang (tempat tidur dari kayu). Benda itu tersimpan di dalam ruangan berukuran sekitar 20 x 30 meter. Sedangkan bale kambang itu memiliki ukuran panjang 5 m, lebar 3 m, dan tinggi 0,5 m serta disangga oleh enam tiang. Menurut Mundara (62) selaku juru kunci Bale Kabuyutan, tempat tersebut dulunya difungsikan sebagai tempat pengambilan sumpah bagi mereka yang hendak menganut Islam. Mundara yang sejak tahun 2002 menjadi juru kunci di tempat itu menuturkan bah...

The Cat Returns (2002), Sebuah Ulasan Singkat

Film ini mengisahkan seorang siswa bernama Haru yang kurang bisa menikmati hidupnya karena terasa membosankan. Haru memendam perasaan kepada siswa cowok di sekolahnya namun sayang Haru harus menelan pil pahit karena dia tahu cowok itu sudah memiliki kekasih. Hidup Haru berubah saat dia kemudian menyelamatkan seekor kucing yang akan tertabrak mobil. Sejak saat itu, Haru kembali mempertanyakan kembali makna kebahagiaan dalam hidupnya. Menonton film ini membuatku merasa bahagia dan tenang. Mungkin lebih ke perasaan tentram sepanjang menonton filmnya. Karena aku pikir plot dalam film ini sungguh sangat mudah dicerna namun aku tidak protes. Tidak seperti kebanyakan film lainnya kreasi studio Ghibli, film ini seakan tidak berusaha membuat pusing penontonnya, ya mungkin memang sengaja dibuat mudah ditebak dari segala aspek filmnya.  Menurutku, penonton akan mengambil hikmah tentang tidak banyak menggerutu dalam menjalani hidup saat mereka menuntaskan menonton film ini. Karena ...