Judul: Pesona si Minah
Penulis: Vindy Putri dkk.
Cetakan Pertama: Maret 2012
Penerbit: Diva Press
Jumlah Halaman: 244
Kumpulan karya terpilih dari ratusan karya lomba kisah komedi Diva Press. Berisi limabelas cerita pendek bergenre komedi. Jujur saja komedi dalam buku ini begitu sederhana namun mampu membuat perut kita tergelitik, ide yang diolah sederhana, namun tidak takut memberikan kesan yang begitu dalam bagi pembacanya. Cerita-cerita di dalam buku ini begitu mengalir, ada yang sangat santun, bahkan ada pula yang mencampurkan unsur horor dalam kisah konyol racikannya. Ada pula yang kental nuansa teenlit, tetapi ada juga suasana di kalangan pendidikan yang jadi patokan cerita.
Mari tengok kelimabelas cerpen itu. Di antaranya adalah, Pesona si Minah, Sakiiit ... Jleb!, Sangkuriang Mencari Jodoh, Si Raja Pantun dari Negeri Antah Berantah, The Lenong Must Go On, Jerawat Tina, Justin Linker, Bu Leyla Jatuh Cinta, Akne Wijialit, Ketemu Nicholas, Mak Mimpi Apa Aku Semalam?, Mamat, Mengejar Cinta, Monster Narsis, dan Pak Guru dan Acuy. Semuanya punya kekhasan masing-masing, namun ada beberapa cerita yang sangat lucu, ending tak tertebak, bahkan mungkin adalah cerita yang bisa kita lihat di lingkungan sekitar alias cerita sehari-hari yang sering kita temui baik secara sadar atau tidak sadar.
Sebut saja cerita berjudul Pesona si Minah karya penulis asal Jember bernama Vindy Putri, cerita pendek itu mengisahkan tentang Minah, seekor pembantu rumah tangga yang otaknya bego minta ampun. Ada seorang kuli bernama Herman yang naksir padanya, malah Minah tak kunjung mengerti, ia menjadi mengerti setelah Herman selalu mengisi pulsa handphone Minah berkali-kali. Pada akhirnya Minah menjadikan Herman pacarnya, lebih tepatnya Herman yang menjadikan Minah pacar, Minah mau-mau saja karena Herman terbukti baik. Setelah Herman merasa bangkrut karena selalu mengisi pulsa Minah, ending tak terduga pun seakan membanting prasangka pembaca yang dikira Minah seorang yang mengerti, tetapi ternyata dia kadar ketulalitannya sudah parah. Hahaha ...
Seperti testimoni yang terdapat di belakang buku ini oleh penulis Ketika Tuhan Jatuh Cinta, Wahyu Sujani, dia berkata, "Jujur, saya membacanya senyum-senyum sendiri, tapi kemudian menemukan sesuatu yang indah di dalamnya. Selamat bagi para penulis dalam antologi kisah komedi ini. Kalian telah berhasil membuat saya tercenung dalam memahami makna kehidupan yang tak seharusnya dilalui dengan raut keseriusan melulu." Dan benar bahwa testimoni itu terbukti. Buku ini sangat direkomendasikan bagi khalayak yang bosan membaca tulisan-tulisan berat, tulisan-tulisan yang berbau percintaan, dan lain sebagainya.
Para penulis dalam buku ini seakan tahu bahwa tak melulu amanah yang tajam disampaikan lewat cerita yang dalam, kadang lewat sesuatu yang sederhana pun sebenarnya memungkinkan. Dan buku ini mampu melakukan itu secara sukses alias berhasil menyampaikan pesan sesuai porsinya.
Bagi Anda yang sudah lelah membaca karangan-karangan yang membutuhkan perhatian besar, cobalah sejenak membaca buku ini, karena dijamin akan lebih merasa kelelahan karena guyonan keterlaluan yang terangkum dalam literatur kocak ini. Selamat tertawa sebelum pingsan dalam keadaan konyol! Salam komedi plus banyol! Hehe ....[]
Komentar
Posting Komentar