Langsung ke konten utama

Ulasan Novel Dog's Love (Iwok Abqary)


Judul: Dog's Love
Penulis: Iwok Abqary
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 176 Halaman
Terbit: Cetakan Kedua, Juli 2017
Genre: Komedi
Sampul: Orkha Creative

Ringkasan cerita

Novel ini mengisahkan Dido yang suatu pagi atau siang atau sore (lupa) jatuh dari tangga sampai dua kali. Hal itu terjadi dikarenakan oleh sahabatnya bernama Bayu yang sudah dekat sejak beberapa bulan lalu. Mereka teman kuliah sekaligus kosan.

Hal itu membuat Dido mengerti bahasa anjing. Dido menjadi sering ngobrol dengan anjing hitam yang sering berkeliaran di sekitar pondok kosannya bernama Bleki. Hal itu pula yang akan mendekatkannya dengan Wita, cewek yang dia taksir selama ini. Cewek itu juga jadi penyebab Dido jatuh. Pas Wita lewat kan si Bayu teriak-teriak nama Wita membuat Dido nervous gak ketulungan sampai jatuh.

Apakah Wita akan menjadi pacar Dido sementara Dido dianggap gila?

Ulasan

Aku sudah membaca novel-novel Iwok sejak SMA. Saat itu ada satu temanku yang mengidolakan dia. Jadilah sering beli novel-novel Iwok, aku cuma minjem. Cewek-Cewek Tulalit sih yang aku suka soalnya lucu. Kayaknya sekuel-sekuelnya belum aku baca. Ya, Iwok emang kalo bikin novel remaja selalu komedi so far yang aku tahu kecuali novel teenlit-nya berjudul Dandelion yang sampulnya ciamik tapi belum sempet aku baca.

Kalo novel ini awalnya diterbitkan pas tahun 2011. Waktu itu ada label teenlitnya. Tapi dicetakan kedua ini gak ada. Karena emang bahasanya sangat lentur dan tokoh-tokohnya mahasiswa kali ya jadi label teenlit dihilangkan tapi ada tulisan novel remaja di belakangnya.

Meskipun begitu aku kurang menyukai ceritanya meskipun novel ini bergenre komedi yang beberapa bagiannya bisa membuatku tertawa. Mungkin karena aku gak suka karakter-karakternya yang kekanak-kanakan alih-alih komikal.

Dido si pemeran utama kok jadi cowok baperan banget. I mean pundungan gitu. Jadi dia naksir Wita dan selalu nitip salam sama Bayu eh pas tau Bayu beberapa kali nongkrong ama cewek itu, si Dido ini yang marah. Seharusnya kan ngapain dulu gitu kek nanya-nanya alesan atau apalah. Kan katanya Bayu dianggap sahabatnya, seharusnya dia percaya dong at least ngasih kesempatan buat Bayu menjelaskan dulu. Ya seharusnya Dido tahu Bayu kayak gimana daripada terus curiga karena cemburu kan jadi lucu alias lucu yang gak bikin ketawa.

Terus Bayu juga apa sih ini cowok, masa pas dia ada masalah ama Dido malah langsung mau ambil jalan pintas dengan melakukan hal ya gitulah aku ga bisa cerita karena nanti spoiler. Tapi yang paling bikin mengkel sih pas dia ngejotos muka Dido terus langsung lari ke kamarnya dan langsung nutup pintu. Aduh bocil banget padahal mereka udah gede loh, mahasiswa semester satu.

Ditambah tokoh Wita yang ababil. Ya emang dia yang paling make sense sih sebenernya cuma ditimpa masalah kegalauannya buat menuhin janjinya ama Dido aja. Meskipun ada bagian cerita yang ngeganjel pas dia jadi penyebab pertengkaran Dido sama Bayu di cerita akhir. Itu Wita gak ada ide ya pas kosannya kekunci pas malem, dia bisa dong nelpon kek atau apa biar dibuka kosannya toh bukan ada di masa zadul banget novel ini.

Emang sih gaya bercerita Iwok lucu banget di novel ini. Meskipun terbit udah lama namun komedinya masih bisa dinikmati alias belum kadaluarsa kalo menurutku sih. Tapi yang membuatku tidak menyukainya adalah tingkah-tingkah tokohnya yang kekanak-kanakan banget, bikin logika cerita novel ini jadi ga make sense banget. Tapi aku ga kapok kok baca karya-karya Iwok. Mungkin nanti bakal aku baca Cewek-Cewek Tulalit lagi terutama yang versi barunya di bawah label Young Adult Gramedia Pustaka Utama yang terbit 2018 lalu.

Overall skor, 🌟/5 []

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)