Judul: Bowl of Happiness
Penulis: Sophie Maya
Tebal: 280 Halaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Maret, 2016
Editor: Midya N. Santi
Pembuat Sampul: Orkha
Jenis Buku: Teenlit (Novel Remaja)
Blurb
Review Novel Bowl of Happiness (Sophie Maya)
Novel ini berisi kisah inspiratif yang sangat dalam tentang persahabatan. Benar tentang persahabatan tanpa embel-embel percintaan yang biasanya menjadi trend novel remaja zaman now. Kisahnya seperti yang diceritakan dalam blurb, memang terkesan sederhana, tetapi mengandung beberapa pesan yang sangat mendalam sebagai berikut.
Yang pertama adalah tentang persahabatan murni yang bisa menginspirasi orang-orang yang menjalin persahabatan itu. Seperti dalam novel ini yaitu antara Helen Felicia alias Helen dan Laluna Saraswati atau Lulu. Siapa sangka semesta berkonspirasi antara persahabatan mereka. Lulu dan Helen memang ditakdirkan untuk itu. Jalan terjal dalam persahabatan mereka memang banyak. Tetapi, pada akhirnya beberapa pihak mengalah untuk tetap bertahan.
Seperti dalam novel ini, kamu akan mendapatkan adegan saat Lulu terus mencoba memaksa Helen untuk bergabung dengan Klub Mangkuk Kebahagiaan. Klub itu klub sosial di sekolah. Helen tidak mau karena ia ingin fokus belajar, pada akhirnya ia dengan terpaksa harus ikut saat dijebak. Tetapi saat ia mendapatkan nilai kecil, ia menyalahkan Lulu dan menamparnya.😱
Hal yang sangat mengejutkan sih waktu aku baca bagian itu. Itu salah satu aral dalam persahabatan mereka. Helen belum begitu percaya pada pilihannya. Ia selalu dibayang-bayangi ini itu alias tidak bebas.
Dan masih banyak kejutan yang akan menguji persahabatan mereka di sini. Hal-hal tersebut menjadi nilai bagi mereka pada akhirnya untuk menemukan persahabatan yang manis dan tulus.
Sedangkan, pesan selanjutnya adalah bagaimana orangtua harus mengerti anaknya. Pesan yang disampaikan plot hubungan Helen dengan Mamanya. Enggak terlalu kompleks, namun cukup memprihatinkan. Pasalnya Helen selalu dipaksa untuk menuruti semua kehendak Mamanya. Hal yang lama-lama membuat Helen sangat menderita hingga akhirnya, ya mungkin kamu sebagai pembaca bisa menebak apa yang akan terjadi pada Helen Felicia.
Hubungan orangtua dengan anak memang kompleks. Jika orangtua membawa luka batin yang ia dapat sepanjang hidupnya dan mengaplikasikannya ke cara mendidik anaknya, pada akhirnya anak akan selalu tersiksa. Pesan ini sangat tidak menggurui diceritakan di buku ini namun sangat menancap ke hati. Mungkin harapannya kepada pembaca buku ini kelak jika menjadi orangtua tidak seperti Mama Helen, sangat otoriter bahkan ada adegan ia menampar Helen lho, kasian banget Helen.
Teenlit ini sangat recommended dibaca karena ceritanya yang antimainstream alias tidak mengangkat tema yang umum, meskipun begitu ceritanya dibawakan sangat lancar dan penuh pesan yang sangat-sangat dalam. Bahkan, aku sebagai pembaca novel ini membacanya dua kali, pertama pas tahun 2016, lalu sekarang soalnya aku merasa ingin bernostalgia lagi, ceritanya emang menghanyutkan sih, banget![] 🍚🍚🍚🍚
sepertinya seru akan coba cari nnti
BalasHapuscek masa aktif axis