Judul: Pandangan Pertama
Penulis: Yoana Dianika
Editor: Kinanti Atmarandy
Proofreader: Christian Simamora
Penata Letak: Wahyu Suwarni
Desain sampul: Dwi Anissa Anindhika
Cetakan: I, 2013
Penerbit: GagasMedia
Halaman: 418 halaman
Blurb
Kaupersembahkan matahari,
di saat hidupku terasa gelap.
Kau melukis senyuman, di saat aku hampir menangis.
'Apakah kau yang kucari? Apakah aku yang kau inginkan?'
Aku ingin membahagiakanmu, seperti kau selalu membahagiakanku.
Aku ingin mencintaimu, sebesar perasaanmu padaku.
'Apakah kau mau? Atau haruskah aku menunggu dulu?'
Review
Membaca kisah dalam buku ini, kita akan dihadapkan pada kisah perjuangan dan romance remaja-remaja indo. Ya, memang benar hampir seluruh tokohnya indo kecuali satu nama, Kevin.
Cerita bergulir ketika impian menggebu Melody menjadi seorang b-girl melenceng arah karena tersesat di sebuah tempat yang sedang menyelenggarakan casting film, bukan audisi penari. Saat itu sang casting director handal bernama Annisa Lee menemukan Melody yang tampak tak tegang meskipun ia salah masuk kandang audisi. Melody bukannya malah kabur dari tempat yang ia anggap kesalahan, ia malah menunjukkan keahlian menarinya yang top. Entah, kebetulan atau bagaimana, yang jelas Annisa Lee memang membutuhkan karakter yang jago dance.
Selang berjalannya waktu ketika pengumuman tentang lolos seleksi belum diumumkan, Melody ketika pulang bertemu sosok cowok misterius yang membuatnya merasa sangat sebal dan ingin balas dendam. Pertemuan singkat yang diawali kecelakaan, namun lagi-lagi ada yang kebetulan lagi. Cowok itu tinggal di rumah dekat rumah Melody. Dan kamar mereka berdua bersisian. Mereka juga akan sekelas, karena cowok bernama Nick itu sedang menjalani program pertukaran pelajar.
Dari sanalah cerita bergulir kompleks. Mengaitkan hati keduanya namun kehadiran Kevin, cowok yang tiba-tiba naksir Melody, kapten basket ganteng yang tidak bisa Melody tolak, membuat romansa antara Melody dan Nick terganggu. Namun, atas saran Yumi, sahabat dekat Melody, gadis yang selama ini dekat dengan Melody itu pun memperingatkan agar Melody hati-hati. Jatuhkan pilihan hati pada tempat yang tepat.
Siapakah yang akan Melody pilih? Nick atau Kevin? Lalu siapa sebenarnya kedua cowok itu? Apakah masing-masing dari mereka punya tujuan sendiri-sendiri ketika mengejar Melody? Lalu apakah Melody berhasil menjadi pemain film atau b-girl sejati?
Yoana berhasil mengulang kesuksesannya menulis novel romantis bertema remaja setelah HUJAN PUNYA CERITA TENTANG KITA plus TILL WE MEET AGAIN. Apa keberhasilan yang ia lakukan? Tentu saja mengukir cerita manis yang ending-nya sama sekali tak tertebak. Bayangkan, novel ini penuh detail-detail rinci seputar film, break dance, dan tentu saja di akhir bagian novel ini ada cerita yang berkecamuk hebat di luar negeri, namun tetap saja ending-nya tak tertebak.
Kekhasan Yoana bisa dibilang mendominasi bagian-bagian yang disenangi proofreader buku ini, tentang segala macam deskripsi mendetail baik tempat, orang, waktu, kejadian, sungguh benar-benar memikat. Kombinasi cerita yang hampir dilabeli drama oleh saya ini sungguh menarik, antara cerita masa lalu yang pahit yang menyebabkan sebab akibat di masa kini. Memang itulah ramuan wajib apabila meracik teen romance beralur elegan, beraroma kehidupan modern yang kadang amanatnya sulit ditampilkan secara langsung.
Yoana bisa menanamkan tekad yang kuat dalam karakter Melody. Juga memberikan sikap superimut dalam diri Yumi. Penggambaran penuh kharisma pada Kevin. Dan yang terakhir adalah dominasi sikap romantis Nick yang tidak berlebih, but smooth.
Amanat dalam novel ini sebenarnya dalam. Menurut saya, Yoana menyiratkan pesan yang bunyinya: 'tak perlulah menyimpan dendam dari masa lalu, karena masa sekarang pun sudah cukup rumit'. Selain itu, impian, ambisi, cinta, rela berkorban, pun tentang kebebasan memilih jalan hidup pun ada dalam buku ini. Semuanya terangkum komplit.
Yang saya suka selain covernya yang simple, benar-benar melukiskan konten cerita, selain itu juga di setiap penutup atau pembuka bab terdapat kata-kata mutiara yang memiliki benang merah dengan cerita pada bab tersebut. Dari sini bisa disimpulkan penulis tak sekedar membuat cerita yang asal jadi, tetapi memikirkan pula pernak-pernik lain. Ditambah footnote yang sampai kurang lebih delapan puluh bijian, sungguh gila penulis buku ini. Bener-bener niat banget bikin buku.
Novel ini memang sangat cocok untuk dibaca di kala senggang, karena muatan ceritanya yang ringan. Siapa yang mengaku fans berat Yoana Dianika harus segera mengoleksi buku ini. Karena dijamin, tidak akan mengecewakan.[]
Komentar
Posting Komentar