Judul: Jomblo
Penulis: Adhitya Mulya
Gambar sampul: Yan. B
Pendesain sampul: Tim Kreatif GagasMedia
Penerbit: GagasMedia
Tebal: xvi+178
Cetakan: Pertama, 2003
Blurb:
"Jomblo, bukanlah cerita biasa ... melainkan sebuah studi antropologis tentang hidup anak muda kita di masa kini, studi yang serius dan dalam, tapi kok bacanya ngakak .... Komedi?? Pembaca jangan senang dulu-halaman demi halaman dari novel ini akan semakin membawa Anda menuju tikungan-tikungan tajam yang menukik sekaligus. Dan berakhir dengan bensin dan api .... Selamat Adhitya untuk debut novel yang penting ini." Riri Riza - Produser Film
"Semua kejadian dan dialog dalam novel ini tidak ada yang 'diada-adain'. Tulisannya yang tidak bertele-tele, mudah divisualisikan saat saya baca dari halaman ke halaman. Interaksi karakter yang apa adanya (dan membuat saya tertawa karena beberapa punchline-nya!) memang khas anak muda.
This book is so 'today', so real, with just a dash of sarcasm in a fun way. Very entertaining." Sarah Sechan - Cosmo GirlPenulis: Adhitya Mulya
Gambar sampul: Yan. B
Pendesain sampul: Tim Kreatif GagasMedia
Penerbit: GagasMedia
Tebal: xvi+178
Cetakan: Pertama, 2003
Blurb:
"Jomblo, bukanlah cerita biasa ... melainkan sebuah studi antropologis tentang hidup anak muda kita di masa kini, studi yang serius dan dalam, tapi kok bacanya ngakak .... Komedi?? Pembaca jangan senang dulu-halaman demi halaman dari novel ini akan semakin membawa Anda menuju tikungan-tikungan tajam yang menukik sekaligus. Dan berakhir dengan bensin dan api .... Selamat Adhitya untuk debut novel yang penting ini." Riri Riza - Produser Film
"Semua kejadian dan dialog dalam novel ini tidak ada yang 'diada-adain'. Tulisannya yang tidak bertele-tele, mudah divisualisikan saat saya baca dari halaman ke halaman. Interaksi karakter yang apa adanya (dan membuat saya tertawa karena beberapa punchline-nya!) memang khas anak muda.
Review
Buku ini sebenarnya menipu banget. Karena empat tokoh yang ditampilkan penulis tidak semuanya jomblo. Dua dari mereka merasakan penderitaan sebagai jomblo. Sedangkan dua lainnya mengidap kegilaan berpacaran yang menurut saya sudah di ambang batas kewajaran.
Agus, Bimo, Doni, dan Olip adalah empat sekawan yang berkuliah di UNB, mereka semua belajar di jurusan teknik sipil. Mereka semua mengaku menaruh perhatian kepada cewek-cewek UNJAT yang katanya cantik-cantik. Sungguh, rasa komedi di setiap kalimat dalam buku Jomblo ini renyah dan lezat.
Agus dengan sangat serakah memacari Rita dan berselingkuh ke Lani. Sedangkan Doni adalah playboy yang sering gonta-ganti pasangan, bahkan selalu berhubungan seksual dengan pacar-pacarnya. Lalu, Olip selama tiga tahun mengejar Asri namun tidak dapat-dapat bahkan dia belum sempat memperkenalkan diri. Yang terakhir Bimo, kesulitan mencari pasangan karena tampang.
Semua kepentingan bertabrakan ketika Agus harus memilih antara Rita atau Lani, dan Doni yang merebut Asri dari Olip, serta tentu saja Bimo yang harus bertemu calon gebetannya setelah lama berkomunikasi lewat handphone. Bagaimana akhir kisah ini?
Saya sangat menyayangkan kenapa buku ini terlalu frontal menceritakan realita yang begitu bobrok di Kota Kembang. Itu baru sedikit pengalamannya di tahun 2000-an awal, bagaimana dengan sekarang? Akh, sudahlah. Meski semua unsur komplit dan terbungkus rapih dan ramai dalam buku ini, penulis belum bisa memaklumi unsur ekstrinsik dalam buku ini. Penulis saya rasa harus berbenah di buku selanjutnya atau setidaknya jika mau menerbitkan buku semacam ini lagi, harus meminta kepada penerbit untuk memberikan label 'dewasa'. Agar tidak terjadi kesalahpahaman atau yang lebih fatal memengaruhi psikologi pembaca yang masih di bawah umur. Unsur psikologi sangat rentan di sini.
Overall, buku ini cocok dibaca untuk mereka yang merasa kesepian. Komedi dan sastra dapat menjadi obat penawar rindu bagi mereka yang mengidap jomblo akut stadium empat. Coba bayangkan ketika membaca buku ini, sebelumnya rasakan dunia tanpa tawa. Agar semua yang ada dalam buku ini dapat mengocok perut Anda secara optimal. Setidaknya tidak membuat Anda kecewa lahir dan batin.
Ini salah satu kelucuan dalam buku ini.
Hal paling jahat yang dapat wanita lakukan di saat berkenalan adalah, secara bertahap:
1. Terdiam dengan mata 'Siapa lu?' kemudian,
2. Membiarkan uluran tangan sang pria menggantung, kemudian,
3. Membiarkan sang pria berkeringat dingin sampai dalam dalam tahap sabun pembersih tidak memilih efek terhadap celana dalam yang dikenakan, kemudian,
4. Membiarkan pria itu menjadi tontonan bagi orang-orang yang akan melihat sang pria dengan penuh iba dan belas kasih.
Hahaha! Semoga Anda tak galau lagi ketika sudah membaca buku ini.[]
Komentar
Posting Komentar