Langsung ke konten utama

Roman Islami Inspiratif



Judul: Ketika Tuhan Jatuh Cinta
Penulis: Wahyu Sujani
Editor: Retno Kusumo Rini
Tata Sampul: Gobaqsodor
Tata Isi: A. Budi
Pracetak: Antini, Dwi, Yanto
Cetakan: XII, April 2013
Penerbit: DIVA Press
Halaman: 442 halaman

Blurb
"Saya hanya ingin berkomentar, bacalah dwilogi novel ini selagi Anda sempat menghirup napas dengan sempurna. Buku pertama ini menghadirkan peringatan pada hati-hati yang merindu Tuhan, bahwa Cinta Tuhan selalu ada untuk kita, asal kita mau mengasahnya. Saya jadi tak sabar menunggu naskah keduanya ...." Taufiqurrahman al-Azizy, penulis buku-buku best-seller novel religius terkini.

"Novel ini membuat saya menangis di malam buta itu, usai Tahajjud, amat dalam, terima kasih Wahyu Sujani telah mengingatkan saya akan betapa tak bertepinya Cinta Tuhan kepada saya, sekalipun saya masih saja terus-menerus berkhianat pada-Nya! Astaghfirullah'azhim ...." Hj. Maemunah Nashir, pengusaha ritel, tinggal di Yogyakarta.

Mampu merasakan sentuhan Cinta Tuhan di kedalaman hati kita sungguh merupakan anugerah terbaik dan terindah dalam hidup kita. Mampu memahami diri sendiri sebagai hamba di hadapan kuasa Cinta Tuhan sebagai Sang Khalik sungguh merupakan detik-detik paling berharga dalam helaian napas hidup kita. Sayangnya, Ketika Tuhan Jatuh Cinta, teramat sering kita mengabaikan dan melalaikan-Nya. Sayangnya, kita begitu sukar menerima uluran Cinta-Nya. Mari, kita asah sepenuh jiwa, karena hanya dengan Cinta Tuhan, kita bisa menjadi pribadi yang memiliki keshalihan hati dan kekuatan hidup. Novel ini siap menemani dengan indah dan sempurna hari-hari pengasahan rasa kemanusiaan kita ....

Review
Secara garis besar, novel KTJC ini menceritakan rangkaian kisah yang dialami Fikri selaku tokoh utama. Dia sebagai main character harus berhadapan dengan banyak tokoh yang bahkan tidak segan memperlakukannya di posisi terbaik. Namun, siapa sangka, alur hidup tidak bisa diterka.
Banyak cobaan datang dari sana-sini, semuanya Fikri anggap sebagai bentuk kasih sayang Yang Maha Esa kepadanya. Tokoh Fikri terlalu perfect sebenarnya, jika saja dalam buku ini ia tidak digambarkan melarat.

Untuk penokohan sendiri masing-masing tokohnya punya gaya dan porsi yang sesuai takaran. Lidya, si gadis non muslim yang terlalu baik. Irul, sahabat dekat Fikri yang playboy, dan digambarkan bergelimang harta sekaligus tampan. Leni, sang pujaan hati Fikri yang cantik jelita, cerdas pula. Dan Humaira, adik Fikri yang dikisahkan tidak punya pendirian dan selalu bersikap seenaknya meski manja. Dan jangan lupakan Shira, gadis penuh pesona dan misterius.

Untuk setting selain mengambil latar tempat di Bandung, di daerah sekitar Bandung pun disoroti seperti kebun teh di Ciwidey, beberapa lokasi di Geger Kalong, dan lain sebagainya. Jika orang Bandung membaca buku ini, dijamin seratus persen tidak akan merasa asing apalagi tersesat.

Tentang alur ataupun plot, cerita dalam buku ini mengalami beberapa kali benturan problema, yang seharusnya bisa membuat tokoh utama mengalami frustrasi. Namun, karena digambarkan sosok Fikri sangat religius, alhasil dia pun selalu menghadapi banyak masalah dengan sikap tegar dan tentu saja perhitungan. Namun, menurut resensor sendiri, tokoh utama Fikri seharusnya bukan perokok aktif karena dia pasti tahu banyaknya mudharat yang ditimbulkan dari puntung-puntung rokok yang dihisap.

Mengenai amanat, tentu saja novel ini sarat akan pesan moral. Baik agama ataupun lain sebagainya, semuanya ter-cover pasti. Tanpa terkecuali persoalan remaja, kisah perjuangan dhuafa, kisah menghadapi kekasih yang berkhianat, ataupun kisah pantang menyerah menggapai mimpi. Penulis ingin sekali menyampaikan pesan bahwasanya semua pasti ada jalan keluar, dan mintalah kepada Allah sebanyak-banyaknya tentang pertolongan, harapan, dan hal lain yang di luar batas kita namun kita perlukan. Buku ini cukup sederhana dan mampu dengan mudah dilahap alias dinikmati. Kekhasan romance islaminya sangat terasa kental, meskipun bahasanya tidak terlalu berat. Bahkan banyak puisi bertaburan di buku ini. Buku yang patut direkomendasikan untuk mereka yang rindu akan cinta Yang Maha Pencipta. Selamat membaca![]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

Review Never Have I Ever Season 2 (Sebuah Ulasan Singkat)