Langsung ke konten utama

Review Film Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018)

Spider-Man: Into the Spider-Verse adalah film animasi baru besutan Sony yang bekerja sama dengan Marvel dan Universal Studio kalo enggak salah. Film ini mendapatkan rating yang tinggi di beberapa situs review film. Hal itulah yang membuatku sangat penasaran untuk menontonnya. Ternyata ceritanya sangat tidak terduga dan menurutku film ini merupakan film animasi terbaik di 2018, versiku ya...

Film ini menceritakan seorang remaja kulit hitam bernama Miles Morales. Dia baru saja masuk sekolah elit berasrama. Dia sekolah dari hari Senin sampai Jumat. Di akhir pekan ia akan pulang untuk mengunjungi keluarganya.

Miles yang baru saja bersekolah di sekolah bernama Vision itu sedikit kewalahan. Banyak tugas, dan banyak tekanan. Dia juga kurang bisa menyalurkan bakat seninya. Miles sangat suka graffiti dan tentu saja menggambar sepertinya. Ia lalu mengunjungi pamannya bernama Aaron yang tak disukai oleh ayahnya, padahal mereka bersaudara.

Suatu hari Aaron mengajak Miles untuk membuat graffiti di bekas stasiun bawah tanah. Di tempat tersebut Miles kemudian digigit oleh laba-laba radioaktif. Miles pada awalnya tidak merasakan gejala dan keanehan dalam tubuhnya. Lambat laun ia merasakan ada yang janggal dalam tubuhnya.

Miles lalu bertemu dengan gadis bernama Gwanda. Miles naksir padanya. Namun, Miles harus menunggu agar dirinya berani menyatakan perasaan atau setidaknya pdkt dengan Gwanda.

Ditengah keanehan yang dialaminya, Miles ingin sekali bertemu pamannya. Ia tak bisa bertemu, Aaron seperti lenyap. Ia lalu mengunjungi tempat laba-laba radioaktif, sayangnya di sana ia mendapatkan kejutan. Kejutan macam apakah itu? Lalu bagaimana kisah ini mengalir sampai pada akhirnya Miles dipertemukan dengan berbagai macam Spiderman; Spiderman, Spider Woman, Spiderman Noir, Peter Porker alias Spider ham, dan Peni Parker beserta robot spidermannya...

Kisah di film Spider-Man: Into the Spider-Verse sungguh apik, tak hanya itu efek visualnya pun digarap dengan sangat mantap sehingga mampu memanjakan mata penonton di setiap adegan-adegannya.

Aku akan membahas kisah apiknya terlebih dahulu. Aku pikir kisahnya memang sangat sangat bagus. Kisahnya memang tentang superhero, tetapi lebih dari itu. Ini tentang jalan panjang menemukan jati diri. Saat Miles pusing karena memikirkan esai tentang mau jadi apa dirinya, Miles kemudian membuat graffiti tentang 'no expectations', hal tersebut ternyata berubah saat Miles bertemu Spiderman dari universenya. Sang Spiderman yang tengah dikepung Kingpin, Powler, dan Green Goblin berpesan pada Miles untuk menjadi seseorang yang berguna. Miles menjadi tercerahkan.

Hal ini sangat bagus sebagai pesan yang coba disampaikan oleh film Spider-Man: Into the Spider-Verse ini. Terlebih sepertinya banyak remaja dari seantero dunia menonton film Spider-Man: Into the Spider-Verse. Lalu kisah hubungan antar universenya juga sangat keren lho di film Spider-Man: Into the Spider-Verse ini. Aku sangat ingin bercerita, namun agak baiknya kalau kalian lihat sendiri saja, memang sangat-sangat memukau dan sangat-sangat segar dalam kancah dunia persuperheroan hehe...

Kisah heroiknya jangan ditanya deh. Sepertinya sama dengan film-film Spiderman sebelum-sebelumnya, namun yang ini lebih tragis, selalu saja begitu. Aku sih menangkap pesan yang begitu jelas sih tentang hal ini. Jadi, memang pengorbanan akan suatu hal diperlukan untuk menukar sesuatu yang lebih berharga lainnya. Lalu, tentang lompatan keyakinan juga a.k.a leap of faith, itu keren banget menurutku. Sebenarnya itu hal yang sangat sederhana, namun efeknya jadi berbeda saat maknanya coba digambarkan oleh film ini. Spiderman dari universe lain bilang Miles akan siap untuk berjuang dan bertarung ketika Miles sendiri mencoba mengalahkan dirinya sendiri dalam leap of faith ini, sungguh itu keren banget perjuangan Miles dalam mewujudakan prinsip tersebut.

Mengenai efek-efek visualnya kece sekali. Film maker film Spider-Man: Into the Spider-Verse faktanya menggabungkan efek-efek dalam komik menjadi aneka gambar yang super menarik deh di sini. Tentang gambar-gambar saat aksi-aksinya juga tak perlu diragukan lagi untuk mendapatkan nilai A plus. Dari sini penonton bisa melihat bahwa semuanya dikerjakan dengan sangat serius dan penuh imajinasi yang sangat-sangat keren.

Film Spider-Man: Into the Spider-Verse ini memang sangat recommended. Sayang banget buat kamu lewatkan karena film ini sangat-sangat luar biasa. Aku aja sampe rasa senengnya enggak ilang-ilang setelah nonton film ini. Pasalnya aku nonton pake diskon 50 persen CGV di weekday, yup Rp15.000 doang bisa nonton film sekece ini sumpah. Parah😃😃😃. Selamat nonton Spider-Man: Into the Spider-Verse pokoknya!

Komentar

  1. belum nonton filmnya kang, terima kasih ya reviewnya. oh nontonnya di CGV Cirebon he he he

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)