Langsung ke konten utama

Review Film Ralph Breaks the Internet (2018)

Hari itu tanggal 25 November 2018, hari ulang tahunku lho. Bareng temen-temen aku nonton film animasi berjudul Ralph Breaks the Internet. Film ini menceritakan perjuangan Ralph dan Putri Vanellope untuk mendapatkan kembali suku cadang game Candy Rush yang hancur. Mereka berkelana di internet untuk mendapatkan benda tersebut.

Perhatian, review ini mengandung spoiler. Jadi kalau kalian yang baca enggak tahan, jangan dibaca ya, terima kasih.

Kembali ke review, ceritanya emang begitu. Tetapi, bakal seru kok karena perjuangan Ralph dan Putri Vanellope di internet itu bukanlah petualangan biasa. Luar biasa bisa dibilang.

Putri Vanellope yang seorang pembalap sangat tertarik saat seorang agen dari iklan pop-up memberitahunya bahwa ia bisa ikut slaughter race dan mendapatkan pundi-pundi dollar dari sana. Raplh pun menyetujuinya. Mereka berlomba di salughter race dan hampir saja berhasil.

Kegagalan mereka enggak sia-sia kok karena mereka dapet info dari pionir crew di slaughter race yang bilang katanya mereka bisa dapet banyak uang dari bikin konten video. Dari sana lah petualangan mereka berlanjut. Raplh dan Putri Vanellope mengunjungi pusat pembuatan konten video. Ralph pede banget sampai pada akhirnya dia bikin banyak video konyol dan akhirnya ia bisa dapet banyak duit but beli suku cadang yang udah mereka pesan itu.

Sayang seribu sayang, lewat hal yang enggak disengaja, Ralph tahu bahwa Putri Vanellope yang merupakan sahabat karibnya itu ingin selalu berada di Slaughter Race. Vanellope berpikir bahwa ia memang senang berada di sana. Ia pikir itu adalah dunianya sehingga ia pun rela berada di sana selamanya. Hal itu membuat Ralph berang sampai-sampai ia membutakan hatinya sendiri. Ralph memesan virus yang akan melumpuhkan Slaughter Race dan hal itu akan berakibat pada hengkangnya Putri Vanellope dari sana.

Tak disangka Ralph berhasil. Sayang, ia membocorkan sendiri secara tidak sengaja bahwa ia telah mendengar percakapan Vanellope dengan crew Slaughter Race. Vanellope jadi salah sangka dan sekarang ia membenci Ralph. Ia pikir Ralph telah memata-matainya, dan menurutnya hal tersebut tidak baik dilakukan seorang teman.

Ralph dan Vanellope akhirnya berpencar dan siapa sangka ada hal besar yang mengintai terutama Vanellope. Virus yang dibawa Ralph semakin gencar dan menjadi semakin membabi buta. Hal ini mengancam kestabilan internet dan pasti akan membahayakan Vanellope. Virus itu semakin mengembangkan dirinya dan Ralph tidak mempunyai pilihan selain menyelamatkan Vanellope.

Dengan berbagai usaha pada akhirnya Vanellope selamat. Ralph hampir saja membahayakan dirinya sendiri juga. Pada akhirnya kisah ini berakhir bahagia.

Yang sangat aku suka dari film ini adalah amanatnya. Film Disney ini mencoba menyampaikan pesan bahwa setiap orang punya mimpi masing-masing dan keberadaan sahabat adalah untuk mendukung mimpi kita. Tak perlulah untuk selalau berjalan di tempat yang sama bahkan memiliki mimpi yang sama. Sahabat alangkah baiknya mendukung sebaik-baiknya dengan cara tak menjatuhkan mimpi temannya.

Hal lainnya yang aku suka dari film ini adalah penggambaran dunia internetnya yang sangat imajinatif. Mungkin memang seperti itulah dunia internet kalau harus diilustrasikan. Sangat rumit, namun segalanya bisa sangat efektif. Sangat beraneka, namun segalanya sangat-sangat terorganisir dan memang memudahkan kehidupan manusia.

Jika kalian butuh film bagus yang bisa ditonton bersama dengan keluarga atau teman, film Ralph terbaru ini sangat-sangat recommended. Pokoknya seru aja!😃👍👍👍😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)