Judul: Antologi Rasa
Penulis: Ika Natassa
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Cetakan Kedua, September 2011
Tebal: 344 Halaman
Editor: Rosi L. Simamora
Sampul: Ika Natassa
Antologi Rasa, sejujurnya
novel ini adalah novel karya penulis yang pertama aku baca. Ceritanya? Jangan
tanya. Ternyata emang klise banget sih. Tentang cinta segi empat gitu. Kok
cerita klise bisa aku babat habis sih sampai satu hari aja? Coz emang ceritanya
gak se-simple yang diduga. Mbak Ika telah meracik cerita yang membuatku betah
saat membacanya. Kisah Keara, Ruly, Haris, etc emang keren.
Antologi Rasa dibuka
dengan narasi Keara yang memutuskan traveling ke negara tetangga Singapura
bersama sejawatnya bernama Harris. Mereka berencana menghabiskan waktu di
negera tersebut demi melepas penat. Keduanya emang bankir-bankir yang tengah
bosan dengan rutinitas sih. Mereka menganggap hari-hari kerja adalah pengisi di
antara kewajiban saat weekend. Tentu mereka melakukan itu demi mengais
pundi-pundi rupiah agar mereka bisa tetap hidup. Well, Keara dan Harris ini
udah temenan sejak lama. Tentunya sejak mereka bekerja di sebuah bank.
Sebenarnya
Keara mencintai sahabat Harris bernama Ruly. Menurut Keara, Ruly ini pria unik
yang selalu membuat hatinya berdebar-debar tidak karuan, dan Ruly ini selalu
berhasil menarik perhatian Keara. Ruly semacam pria bijaksana bagi Keara,
karena dirinya tidak pernah menemukan pria sealim Ruly, senaif Ruly, se-simple
Ruly. Selama ini di kehidupan Keara selalu diisi cowok-cowok brengsek dan
bangsat. Bahkan Harris yang menyandang gelar sahabat setia Keara, pada akhirnya
mengkhianati Keara dengan melakukan hal yang tidak pernah Keara duga-duga.
Saat Keara
mati-matian mencintai Ruly, ternyata pria itu malah mencintai Denise. Keara
memang menjadi buta karena Ruly. Begitupun Harris, guess what?! Ternyata pria
itu pun mencintai Keara. Alamak kok bisa jadi squereling gini?! Mbak Ika emang
membuat sebuah kisah romance yang gak ecek—ecek, dan tentu saja banyak
bumbu-bumbu sedap yang ditebar Mbak Ika di novel keempatnya ini.
Dari segi
penokohan, Antologi Rasa terasa
krenyes-krenyes karena setiap tokohnya bisa digali dengan lancar jaya karena di
novel ini dibagi part-part per tokohnya. Mbak Ika mencoba menyelami setiap
tokoh dengan suara hatinya masing-masing. Menurutku sih cukup berhasil. Keara
dengan suara hatinya yang selalu meneriakkan ‘gue cinta Ruly, tapi gue bisa
apa?!’ menurutku sih cukup nyampe. Terus dengan Harris si cowok player yang
hampir tobat saat ketemu Keara selalu memandang segala hal dengan santai dan kadang
begajulan semau dewek. Dan tentu saja Ruly, si ‘naif’ yang selalu mengharapkan
Denise yang udah jelas jadi bini orang, udah-sampe-banget sih menurutku. Namun
terkadang masih ditemukan suara-suara yang hampir mirip pada beberapa karakter,
emang inilah kelemahan kalau make teknik penceritaan ala-ala part begini,
jadinya kadang ada suara yang sebelas duabelas.
Terlepas
dari segala macam hal-hal glamour yang bertebaran di novel ini, plus banyak
bingit Bahasa Inggris slangnya yang menjadikan bahasa di novel ini jadi
gado-gado (kalau kata dosenku sih gitu), novel ini emang potensial menggugah
simpati pembacanya buat terus menikmati novel ini. Banyak hal-hal yang coba
disampaikan penulis semacam ‘begini lho prinsip hidup kaum urban jaman
sekarang’ atau ‘begini nih sisi lain
kehidupan orang-orang berdasi di kota metropolitan’. Novel ini emang recommended
deh buat dibaca tentunya! J
Komentar
Posting Komentar