Langsung ke konten utama

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 


Suatu hari saat aku sedang scrolling di beranda Netflix, Sex/Life muncul dengan posternya yang sebenarnya biasa saja. Mungkin, sinopsisnya yang waktu itu menarik perhatianku karena tema dewasa yang ia suguhkan unik alias tidak kebanyakan film/seri bertema sejenis mengangkat tema tersebut.

Kisah dalam season satu Sex/Life ini adalah tentang seorang perempuan yang sudah berkeluarga. Dia sudah memiliki kehidupan yang sempurna yaitu tinggal bersama suami setia berprofesi mapan, dikaruniai anak-anak yang menggemaskan, dan tentu saja ia merasa aman. Namun, suatu hari ia merasa kurang puas dengan hidupnya. Ia merasa kehidupan domestiknya merenggut sisi liar yang sebelumnya ia nikmati dalam hidupnya. Ia ingin bertemu dengan mantan kekasihnya yang selama ini selalu memberikan kepuasan batin dalam seks. Itu terjadi sebelum sang wanita ini berkeluarga.

Pemicu ia merasa stress adalah suaminya yang akhir-akhir ini seakan tak bergairah saat berhubungan badan dengannya. Juga kehidupan domestiknya yang membuatnya sibuk 24 jam setiap hari. Maka, ia pun mencoba menulis jurnal tentang betapa hebat hidupnya dulu saat dengan mantan kekasihnya yang selalu membuatnya puas dalam setiap berhubungan badan. Ia benar-benar menuliskannya dengan detail dengan harapan ia akan merasa sedikit tidak stress. Sampai suatu hari suaminya membaca jurnal tersebut dan konflik bertubi-tubi pun datang.

Kelebihan dari Sex/Life season satu ini adalah tema yang diangkat sangat berani dan unik. Memang sangat unik karena benar saja ia diangkat dari novel dengan cerita serupa. Saat tema sudah unik, kemungkinan masalah-masalah yang akan tampil pun sungguh menarik bukan. Itulah yang terdapat dalam Sex/Life season pertama ini. Mungkin, bisa dibilang plotnya lumayan unpredictable Sex/Life season satu ini.

Kekurangannya sebagai berikut. Menurutku, yang pertama adalah bagaimana karakter-karakternya sungguh tidak konsisten. Ini mungkin sekedar preferensi saja, namun memang hal tersebut menggangguku. Mungkin kalau hanya satu dua karakter yang karakterisasinya plin-plan akan terasa biasa, tetapi ini sangat banyak. Makanya aku merasa sangat sebal saat menonton seri Sex/Life ini.

Yang kedua adalah tokoh utama di Sex/Life ini alias si wanita berkeluarga yang membuatku semakin sebal karena dia seakan tidak punya hati. Mungkin ini sedikit spoiler di seri Sex/Life, tapi aku tidak suka endingnya. Seakan semua yang telah terjadi alias masalah-masalah yang sudah menemui penyelesaiannya sekedar hal lalu yang memang tak berarti, dia sangat-sangat menyebalkan pokoknya alias tidak punya hati alias tidak memikirkan bagaimana perasaan keluarganya yang dikhianatinya, bagaimana nasib anak-anaknya kelak karena ia terus mendekati lubang hitam bernama perselingkuhan, dan lain sebagainya. Sangat-sangat irritating pemeran utama Sex/Life ini dengan tindak-takduknya.

Aku memberikan rating kecil untuk seri ini. Aku lupa mungkin 5 atau 5.5. Memang ceritanya bikin penasaran, namun begitulah alias banyak hal yang membuatku tidak nyaman dengan jalan cerita dan tingkah polah karakter-karakternya. Tapi, bisa dibilang sih cerita Sex/Life season satu ini jauh lebih masuk akal dibanding film bertema serupa di Netflix berjudul 365, kalo film itu sih ceritanya benar-benar tidak masuk akal alias ya cuma jualan pemandangan pemuas birahi. At least Sex/Life season satu ini ada nilai di dalamnya meskipun saat menontonnya penonton kemungkinan bakal merasa geram tak ada henti sampai-sampai mau mematikan layar komputer yang sedang menampilkan serinya. Pokoknya bisa dicoba, tapi jangan menyesal kalo bikin sebal.[]

 

Komentar

  1. Setuju kak... sy baru aja selesai nnton series ini... endingnya sangat membagongkan buat saya... hmm.. apakah mungkin itu adalah trik supaya ada 'intro' utk sesi kedua?

    Tapi, di satu sisi, cerita seri ini cukup relate buat sy pribadi, termasuk ending yg bikin gemess itu... dr adegan itu, sy belajar bahwa pengendalian ego itu penting bgt... krn kedewasaan bisa di raih ketika ego bukan yg mengendalikan kita... jgn seperti si pemeran utama wanita itu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ak juga baru selesai nonton, dan endingnya gitu banget. Si Billie lebih milih egony buat menuhin hasrat sex dgn tidur bareng mantan, tapi tetep ga mau ninggalin suaminya.

      Ceritany relate banget sama kehidupan saat ini, dimana skrng banyak pasangan yg Open Relationship di dalam suatu pernikahan, karena ngerasa kurang bahagia lah, ngerasa terbatasi lah, atau karena kebutuhan sexny ga terpenuhi oleh pasanganny.

      Hapus
    2. Udah dikonfirmasi bakal ada season keduanya,penasaran apa yang bakal diceritain lagi karena si ceweknya kan akhirnya milih cerai kayaknya sama tinggal bareng Billie mungkin,,, apa suaminya bakal ngejar lagi si cewek? ga tau sih, yang jelas emang ending season pertama bikin kesel, tapi di sisi lain ya emang itu yg mungkin banyak orang mau cuma ga kesampain untuk mengejar pasangan yang nyediain cinta sekaligus pemuas nafsu yang menggebu-gebu hehe..

      Hapus
  2. Slot Online | Togel Online | Taruhan Bola | Casino Online | Sabung Ayam | Tembak Ikan | PKV
    PELANGI SLOT
    ✅ Deposit Pulsa Tanpa Potongan XL & Telkomsel
    ✅ Bonus New Member 10%
    ✅ Bonus Deposit Harian 10%
    ✅ Cashback Setiap Hari Minggu
    WA : +6285213378314
    IG : Slot_pelangi
    Pinterest : PelangiSlot
    WWW•PEMAINSLOT77•NET

    BalasHapus
  3. Saya nonton dan perasaan saya sama. Narasinya terlalu lama dan bikin bosan. Karakternya bikin sebal, seakan hidup cuma sekedar pemuasan nafsu. Tapi semakin malas ketika muncul dugaan dalam pikiran saat melihat preview sang suami menyentuh bokong atasannya. Apakah dia juga selingkuh? Tolong kasih spoiler dong. Kalau benar begitu tambah Males nonton laniutannya. Nggak suka kl perselingkuhan, merasa buang buang waktu nontonnya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

Review Never Have I Ever Season 2 (Sebuah Ulasan Singkat)