Langsung ke konten utama

Ulasan Komik Fairy Tail: 100 Years Quest Volume 1 (Hiro Mashima & Atsuo Ueda)


Judul: Fairy Tail: 100 Years Quest Volume 1
Artist: Atsuo Ueda, story by Hiro Mashima
Jumlah Halaman: 200
Tanggal Terbit: 8 April 2020
ISBN: 9786230016165
Penerbit: Elex Media Komputindo

Sinopsis

Fairy Tail kedatangan anggota baru! Tepat di saat Natsu, Lucy, Happy dan kawan-kawan diminta untuk mengikuti quest yang sudah berlangsung selama 100 tahun dari benua seberang sana! Apakah Natsu dkk bisa memahami inti dari quest yang akan diberikan!? Bagaimana Natsu dkk akan menjalani quest-nya!? Di sisi lain, sepertinya anggota baru Fairy Tail ada yang mencurigakan! Ikuti petulangan baru “Fairy Tail” yang seru!

Review

Tahun 2020 adalah tahun saat aku menonton kembali anime. Tak banyak yang aku tonton seperti contohnya Demon Slayer dan Haikyuu saja. Namun, saat aku menontonnya, aku berusaha menamatkannya. 

Berlanjut ke tahun 2021, aku benar-benar menamatkan Fairy Tail dari season pertama hingga terakhir. Ceritanya menurutku sangat bagus karena menekankan ke hubungan persahabatan yang kental. Terlebih, humor jenaka juga yang menjadi andalan anime ini. Maka, tak habis pikir aku menyelesaikannya sampai episode akhir. Sungguh luar biasa!

Saat tahu kalau anime ini berlanjut ceritanya dalam format manga, aku tak ambil waktu lama untuk menggondolnya dari toko buku. Ceritanya masih penuh komedi dan petualangan membuatku tak berhenti untuk terus menyukainya.

Pada komik ini mengisahkan sekelompok penyihir beranggotakan Natsu, Happy, Lucy, Wendy, Erza, Gray, dan Carla yang melakukan perjalanan demi menuntaskan misi yang belum terselesaikan bertahun-tahun. Hadiahnya sangat menggugah yaitu akan diberikan satu keinginan apa saja yang akan dikabulkan. Setelah tahu misi tersebut adalah menyegel naga-naga kuat, mereka tidak berhenti begitu saja, mereka tetap maju. Naga air adalah target pertama mereka.

Ditengah misi yang sedang diemban, diceritakan juga anggota guild penyihir  Fairy Tail baru. Siapa sangka dia adalah gadis dengan misi jahat yang berpura-pura ceria, lemah, dan lugu. Dia seorang penyihir putih yang akan melenyapkan kemampuan sihir siapa saja di bumi demi tujuan lebih besar yang akan diceritakan kelak.

Cerita di komik ini lucu dan penuh petulangan. Lucu karena sang kreator masih mempertahankan joke-joke khas yang aku pikir fans Fairy Tail masih suka seperti joke pertengkaran Happy dan Natsu, joke Happy yang selalu merayu Lucy, atau bahkan joke delusional Juvia kepada Gray yang parah sekali. Karakter-karakter baru pun membawa warna tersendiri dan joke lucu yang fresh, siapa sangka akan sangat mengena setidaknya menurutku.

Sedangkan kesan penuh petualangan diceritakan dari perjalanan Natsu dkk menjelajah benua baru, daerah kekuasaan baru, musuh baru, sihir baru, misi teranyar, dan lain sebagainya. Sungguh elemen-elemen itu sangat-sangat menggugahku untuk terus membaca karena sarat akan nilai petualangan yang juga sangat ditonjolkan dalam cerita Fairy Tail ini.

Meskipun begitu, masih banyak kutemukan banyak saltik atau salah terjemahan yang mengganggu. Aku pikir penerbit harus memikirkan hal ini karena aku notice tidak cuma di volume ini atau di serial komik ini, banyak sekali hal-hal yang harus dibenahi agar result alias produk yang dilempar ke pasaran lebih bermutu. Menurutku jangan dikira pembaca komik itu cuma fokus ke gambar-gambarnya lho, tapi memang ke teksnya juga harus sangat segera ditindaklanjuti.

Overall, komik ini masih layak untuk dibaca apalagi untuk penggemar karya-karya Hiro Mashima, sungguh patut untuk dikoleksi.[]



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)