Langsung ke konten utama

ULASAN TOO HOT TO HANDLE SEASON 2 (SEBUAH REVIEW SINGKAT ACARA REALITAS)

 



sumber foto: http://www.impawards.com/tv/too_hot_to_handle_xlg.html

Menonton Too Hot To Handle bagiku adalah sebuah hiburan. Pasalnya reality show ini seperti tidak terlalu serius menerapkan peraturan dalam game show-nya. Terlebih bukan hanya itu, goal dari tv realitas ini seakan kurang begitu jelas. Ya, memang seperti itu terlepas dari beberapa cast yang ditampilkannya amat menjanjikan. Berikut mungkin kelebihan dan kekurangan yang bisa aku sampaikan.

Kelebihan show ini adalah tidak terlalu banyak episode dan cast di dalamnya juga sedikit sehingga penonton tidak akan jenuh (kemungkinan) karena akan menghapal lebih cepat para cast-nya dan mengikuti alur cerita di dalamnya lebih tidak berlarut-larut juga. Sebuah show yang akan menghibur karena narasi dari sang naratornya juga sangat sarkas, menggoda, nakal, dan aduhai, eh enggak deng sekadar lucu saja.

Kelebihan lainnya, setiap cast juga punya ciri khas masing-masing yang ditonjolkan, istilahnya sih berkarakter jadi akan memberikan penonton sesuatu yang akan mudah dikenang. Begitulah adanya menurutku. Toh cast yang bakal dieliminasi juga akan tampil setidaknya empat episode dari total 10 episode show ini. Akan sangat mudah bagi penonton terkesan jika cocok dengan reality show ini.

Kekurangannya adalah peraturan tidak jelas dan kaburnya tujuan dari show ini. Fyi, show ini mempertemukan lima pria dan wanita yang bisa dibilang sexy dari segi penampilan dan tentu saja memiliki sex appeal dan berkarisma tentu saja. Mereka tidak tahu akan ada di show ini, mereka awalnya mengira ada di show lain. Ternyata, mereka ada di show ini yang mana mereka harus membangun chemistry tanpa melakukan hal-hal berbau sentuhan fisik. Mereka harus membangun koneksi yang alamiah, bukan berdasarkan nafsu. Jika mereka melakukan hal-hal berbau sentuhan fisik, hadiah mereka akan dikurangi. Mereka kurang lebih harus melakukannya selama beberapa minggu, mungkin sebulan hingga akhirnya show berakhir.

Namun, ada yang tidak jelas di sini. Jika memang mereka tidak boleh melakukan kontak fisik, sutradara seperti terlalu berlebihan memberikan mereka temptation. Dan tentu saja sang penegak peraturan bernama Lana sungguh sangat seenaknya dalam memberikan twist. Anehnya, entah kenapa ia juga seperti berlagak seperti mak comblang alih-alih penegak aturan saja. Twist di akhir membuatku merasa tidak nyaman karena merasa pemenang tidak layak diberikan hadiah. Ada beberapa kontestan yang harusnya lebih layak.

Memang dari segi hiburan show ini seperti tak hentinya memberikan sebuah hal fresh dalam reality show berbalut dating. Namun, agaknya banyak hal terkesan seperti dipaksakan sehingga hal-hal yang menyangkut kekurangannya pun menjadi tampak jelas salah satunya entah kenapa rasanya terkesan sangat scripted. Semoga di lain kesempatan acara ini bisa ditampilkan dengan lebih baik.

Jika kamu tertarik menontonnya, bisa langsung ke Netflix. Terdiri dari 10 episode dan setiap episode kurang lebih 40 menit atau satu jam, aku lupa. Yang jelas sih menghibur, cuma ini untuk para penonton dewasa saja ya. Final rating 6/10![]


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

Review Never Have I Ever Season 2 (Sebuah Ulasan Singkat)