Langsung ke konten utama

Ulasan Steal Like an Artist by Austin Kleon




Paperback160 pages
Published March 2013 by Noura Books

Buku ini merupakan buku yang membahas proses kreatif. Sebenarnya lebih ke bagaimana membentuk seseorang menjadi kreatif dengan cara yang gak biasa tapi mudah dipraktikkan. Dalam buku ini sang penulis memberikan saran-saran yang bisa kamu langsung praktikkan, sangat mudah dan simple sekali.


Austin dalam part awal buku ini membahas tentang perihal taktik mencuri yang biasanya dipraktikkan oleh seniman-seniman. Dia bilang jika mencuri dengan lihai, sebuah karya bisa terlihat atau terkesan asli alias original. Ini jadi mengingatkanku beberapa tahun lalu saat membaca novel remaja jebolan event penerbit grup gramedia.

Cerita novel tersebut bagus banget tapi beberapa review bilang itu cerita plagiat dari sebuah film. Kebetulan temenku nonton film itu, aku pun menontonnya setelah selesai membaca novel tersebut, memang benar sungguh mirip.

Yang menarik adalah salah satu review di situ bilang kalau penulis tersebut mencuri mentah-mentah, oh mungkin maksudnya begitu lho kalo aja penulis itu lebih kreatif maka gak bakal terlihat sama banget, at least mulus lah ceritanya alias enggak perlu ada yang dicurigai.

Austin yang tinggal di Texas juga memberikan cara agar dapat menjadi kreatif, bukan hanya kepada penulis tetapi kepada semua orang secara general. Dia bilang jika kita ingin membuat karya yang bagus, mulailah dari hal yang kita suka bukan dari hal yang kita tahu. Alasannya karena dari hal yang kita sukai, kita akan berusaha lebih keras menyelesaikan karya tersebut lebih maksimal.

Juga saat membuat karya, berusahalah untuk mencari referensinya dulu. Bahkan Austin bilang kita harus menelusuri sumber inspirasi dari inspirasi kita agar hasil karya kita bagus. Misal kita pengen membuat novel fantasi tentang sihir. Referensi kita misalkan J.K. Rowling, lalu kita telusuri tuh sumber referensi J.K. Rowling dari mana aja, dijamin bakal ciamik dan wadidaw wadaw lah karya kita.

Austin juga enggak serta merta memberika teknis atau teori biar kita kreatif, dia juga memberikan tips-tips mudah praktis yang bisa diambil dari kegiatan sehari-hari. Salah satunya adalah kita misalkan sebagai penulis atau komikus atau pekerja kreatif lain, kita harus menyediakan dua meja gitu.

Meja kerja pertama berisi alat-alat non elektronik seperti alat-alat tulis, buku catatan, buku gambar, sticky note, dan lain-lain. Sedangkan meja kedua adalah berisi barang-barang elektronik seperti komputer, printer, dan lain sebagainya.

Bahkan, Austin dalam hal lifestyle pun memberikan kita petuah. Seperti contohnya kita harus lebih hemat sebagai manusia agar kita bisa lebih produktif. Kita juga disarankan untuk tidak mencari musuh dan terus mencari teman dari berbagai kalangan agar kita bergaul luas dan akhirnya mendapat banyak inspirasi membuat karya. Kita juga disarankan untuk berbuat baik kepada semua orang, tapi kita juga tidak perlu mengambil semua komen orang lain, bisa jadi yang baik diambil sedangkan yang buruk dibuang.

Hal yang membuatku terkesan adalah Austin bilang jika karya kita sudah diterbitkan atau dipublikasikan, kometar orang lain tidak bisa kita kontrol alias bukan hak kita lagi. Mungkin kita akan banyak mendapat pujian bahkan cemoohan.

Austin bilang jika kita memang mudah termotivasi dengan komentar baik, tidak ada salahnya untuk mendokumentasikan komen-komen positif tersebut agar sesekali bisa kita buka saat kita kehilangan semangat mengerjakan karya kita. Sedangkan, komentar buruk buang saja jika kita mudah down dengan hal tersebut, tapi tidak juga harus menanggapi mereka. Bikin hidup jadi ribet katanya, bener juga sih.

For me, this book is amazing. Enggak berat alias ringan aja meskipun kontennya provokatif banget tapi tulisannya singkat-singkat plus dikasih ilustrasi lagi jadi pas baca enjoy banget. Buku ini cocok dibaca sama kamu yang pengen jadi lebih kreatif. Sama sekali enggak menggurui, tapi kontennya seru dan lincah banget.[]

Komentar

  1. Saya sebenarnya pernah membaca buku ini juga tapi waktu itu leptop saya belum balik, jadi nggak sempat meresensi. Dan begitu membaca resensi buku ini, kok saya mesti baca lagi ya.

    Buku ini kayaknya bakal memotivasi banget untuk mereka yang salah satunya pengen membuat novel. Biar novel yang sedang ditulis benar-benar selesai ditulis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya memberikan motivasi berupa saran-saran teknis yang mudah banget buat dipraktekkin

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)