Langsung ke konten utama

Ulasan Film Pokemon: Detective Pikachu (2019)



Pokemon: Detektive Pikachu adalah film yang baru aja aku tonton setelah menonton film Avengers: Endgame. Aku pikir aku bakal enggak bisa move on dari film itu karena menurutku film itu terlalu bagus dan sangat bombastis banget. Penjualan tiketnya alias yang nonton film tersebut sudah mengalahkan total penonton film Titanic, sekarang entah udah menduduki posisi pertama atau belum alias menggeser posisi penonton terbanyak sedunia yaitu untuk film Avatar.

Malah ngalor-ngidul kan. Jadi mari membahas film Pikachu saja. Jadi ini merupakan film life action Pikachu yang menurutku patut ditonton oleh kalian. Karena ceritanya seru dengan aksi-aksi pokemon-pokemonnya yang menggemaskan. Tapi, menurutku masih banyak kekurangan di film ini sehingga aku cukup memberinya nilai pas saja, tujuh dari sepuluh. Mari mulai kubahas.

Pertama aku akan membahas plot ceritanya. Tokoh utamanya merupakan remaja dewasa muda yang baru aja mendapat pekerjaan sebagai akuntan. Ternyata dia enggak begitu dekat dengan keluarga. Suatu hari kabar mengejutkan membuat dia harus pergi ke kota Ryme. Di sana ayah beliau meninggalkan barang-barang yang harus diambil. Ternyata ayahnya yang seorang detektif itu baru saja meninggal. 

Tim alias karakter utama bertemu dengan pokemon milik sang ayah. Dia adalah Pikachu yang lain dari kebanyakan pokemon. Bagaimana tidak, si Pikachu milik ayah Tim ini bisa bicara kapadanya. Berbicara menggunakan bahasa manusia yang merupakan hal unik karena hal itu tidak dilakukan oleh pokemon lain. Dari sanalah petualangan mencari penyebab kematian ayah Tim dimulai. Dari sana pula Tim belajar untuk menjadi partner seorang pokemon di mana selama ini ia tidak pernah melakukan hal tersebut karena dia tidak punya pokemon. 

Cerita film ini memang seputar Tim, Pikachu ayah Tim, dan tentu saja hal yang ada di balik kota ayah Tim tinggal. Menurutku cukup menarik karena banyak kejutan yang berusaha ditampilkan. Sayangnya menurutku hal-hal itu predictable sehingga terkesan biasa saja. Hal yang menyelamatkan kekurangan tersebut adalah aksi pokemon-pokemon dalam film yang sangat menggemaskan. Bukan hanya terjadi pada pokemon yang protagonis saja tetapi pada pokemon villain juga begitu. 

Rasanya sulit untuk dijelaskan, tapi bagi penggemar pokemon, mungkin hal ini sungguh seru pasalnya selama ini kan terbiasa dengan pokemon dalam bentuk 2D, maka melihat pokemon-pokemon 3D dalam film ini memberikan efek membius. 

Kekurangan lainnya adalah cerita petualangan dalam film ini tidak terlalu banyak sehingga bagi penggemar film pokemon, mungkin cerita ini berpotensi membosankan. Karena bukankah biasanya film pokemon disuguhi dengan aksi-aksi yang menegangkan (dalam versi kartunnya sih). Meskipun begitu lagi-lagi hal ini diselamatkan oleh kegemasan pokemon dan tentu saja ada satu kejutan lagi yaitu plot twist-nya yang sangat mengejutkan. Tapi bagiku tetap saja predictable. Sehingga terkesan biasa saja, mungkin karena sebelumnya aku sudah tau mild spoiler gitu.

Meskipun begitu, film ini masih recommended. Bagus buat ditonton apalagi bersama keluarga. Filmnya hangat dan menggemaskan. Bagi penggemar pokemon, film ini mungkin hukumnya wajib untuk ditonton.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)