Langsung ke konten utama

Resensi Stories for Rainy Days, Sebuah Buku Kumpulan Cerpen Berilustrasi Karya Naela Ali



Judul: Stories for Rainy Days
Penulis: Naela Ali
Designer: Naela Ali
Illustrator: Naela Ali
Editor: Katrine Gabby Kusuma
Penerbit: Pop (Imprint KPG)
Tebal: ix+198 Halaman
Terbit: Cetakan Kesatu, Mei 2016

Stories for Rainy Days adalah buku kumpulan cerpen berbahasa Inggris karya Naela Ali. Ini adalah buku kesatu dari dua volume buku Stories for Rainy Days, entah bakal ada yang ketiga atau enggak. Buku ini simple banget sih menurut saya, cerita-cerita di dalamnya gak nyeritain yang neko-neko, Naela Ali bener-bener nyeritain kisah-kisah yang menghangatkan yang sialnya cocok dibaca pas hari hujan, it sounds so matching with the title, doesn’t it?

Saya gak ngitung berapa cerita di dalemnya, yang jelas cerpen-cerpennya singkat banget, beberapa terdiri dari satu halaman malah, bahkan cuma beberapa paragraf. Naela Ali ngangkat tema seputar cinta sih di keseluruhan ceritanya, mungkin karena dia emang suka nyeritain hal itu, meskipun begitu hal-hal remeh-temeh tentang cinta pun bisa jadi wah saat Naela Ali bercerita. Hal itu terjadi karena Naela nyeritainya gak rumit, dengan diksi-diksi mudah dicerna pembaca Indonesia.

Yang bikin saya betah pas baca buku ini adalah ilustrasi-ilustrasinya, plus diksi-diksi Bahasa Inggrisnya yang mudah banget dicerna deh, juga gak kebanyakan complex sentences. Kata beberapa reviewer sih banyak kesalahan Grammar, yah maklum sih ya, nulis Bahasa Inggris emang gak gampang. Tapi menurut saya sih sah-sah aja, karena ada gitu istilahnya buat Grammar-grammar yang boleh gak diabaikan di karya-karya macam ini, biasanya sih banyaknya di lagu.

Kalau bicara ilustrasi-ilustrasinya sih, jangan ditanya, jempolan pol-banget-sekali deh, bikin mata gak sakit pas ngeliat, soft gitu aja, dan sederhana banget. Kebanyakan sih gambar cewek-cowok khas Naela Ali, yup kayak ada semacam kekhasan gitu di gambar-gambarnya semacam lingkaran merah di pipi, daun-daun palem, dan random stuffs-lainnye yang adem pas diliat (jangan sampe dimakan ya guys, hehehe). Enak aja gitu pas dibaca soalnya per cerita selalu ada ilustrasi, beberapa juga di tengah-tengah cerita, plus pas di awal ya ada juga (kalau di awal sih gambarnya mirip semua)...

Btw, kalau ngomongin cerita-ceritanya, saya harap kamu gak berekspektasi tinggi deh. Soalnya cerita-ceritanya kaya sengaja dibikin gak njlimet gitu. Kekuatannya ada di kesederhanaan dan metafora-metafora sederhana. Sebut aja cerita tentang Solitude. Ceritanya yang beberapa paragraf doang, tentang deskripsi kesunyian yang general banget. Terus ya datang deh seseorang dalam kehidupan si narator. Menurutnya kesunyian itu manis, but pas someone itu dateng ke kehidupannya, si narator bilang ada hal lain yang lebih manis ketimbang kesenyian itu sendiri. Terus tentang kue pai manis juga, kayaknya mirip deh metaforanya sama cerita Solitude tadi.

Saran buat Naela Ali, mungkin karena cerita-ceritanya saking sederhana, beberapa pembaca akan melupakannya gitu aja. So, Naela mungkin harus lebih bereksperimen lagi biar cerita-ceritanya lebih makjleb. Tapi, menurut saya sih udah oke ditambah sama ilustrasi-ilustrasinya yang powerful sekale dan ya membekas banget di hati gitu. Pokoknya buku ini saya rekomedasikan banget deh buat kamu baca. Saya kebetulan bacanya di aplikasi iJakarta, mungkin kamu juga bisa baca di sana. Soalnya cuma modal download aplikasinya aja plus biaya kuota Internet, kamu bisa baca cuma-cuma deh. So buruan baca deh apalagi pas hari hujan, bakal menghangatkan hati kamu dijamin deh![]


Komentar

  1. Aku tertarik karena ada gambar pusnya hahahahaa...
    Beli ga ya... Kalau banyak ilustrasinya kayanya aku bakal beli ntar kalo nemu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baca aja kak ebook resminya di app ipusnas, gratis kok ya cuma dua haris sih masa berlaku ebooknya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)