Langsung ke konten utama

Baca Ulang Lelaki Harimau (Eka Kurniawan)


Resensi lengkap di sini.

Saat liburan semester kemarin, aku berlibur di rumah. Menghabiskan waktu di sana, aku pun tidak menyia-nyiakan waktu dengan mencoba membaca kembali bacaan-bacaan yang dulu sempat membuatku terpesona. Salah satunya adalah novel karya penulis terkenal Indonesia yaitu berjudul Lelaki Harimau karya Eka Kurniawan. 

Novel ini menceritakan kisah yang lebih tepatnya terjadi di sebuah kampung. Seorang lelaki paruh baya ditemukan tewas dengan mengerikan yaitu lehernya seperti digigit hewan buas. Ternyata si pembunuh adalah seorang pemuda di kampung tersebut bernama Margio. Ia membunuh Anwar Sadat. Siapa sangka lelaki tersebut ternyata memiliki kaitan dengan keluarganya, lebih tepatnya ia menjalin hubungan terlarang dengan ibu Margio alias Nuraeni.

Membaca novel ini aku masih takjub dengan beberapa hal. Sungguh mungkin perlu aku rinci satu per satu.

Pertama adalah tentang kisah gila di novel ini. Ya, bagaimana pun kisahnya sungguh tidak masuk akal namun menawan. Eka menceritakan kisah yang sungguh epik. Dibalut dengan latar belakang hidup sederhana yang kompleks. Dari kisah keluarga Margio yang miskin, atau lebih tepatnya cukup. Tak sekadar itu, seperti banyak kejanggalan yang Eka sengaja semat di sini. Komar bin Syueb alias kepala keluarga gemar sekali berhubungan seks dengan liar bersama istrinya meskipun istrinya bisa jadi tidak menikmatinya. Keliaran di sini mengakibatkan istrinya terluka. Ya, dengan banyak siksaan, seperti tamparan, pukulan, dan lain-lain. Kesintingan yang berulang-ulang terjadi bahkan beberapa kali disaksikan saudara Margio bernama Mameh yang tidak bisa berbuat apa pun saat menyaksikannya.

Bukan hanya itu saja. Lika-liku hidup Margio pun diceritakan dengan mengalir. Sebagai pemuda kampung, dia sebenarnya berbakat karena telah menjadi pemburu babi yang sangat lincah, cepat, dan kuat. Margio dengan latar belakang lainnya sungguh membuatku tidak habis pikir. Bagaimana bisa ia pun percaya dengan kisah turun-temurun dalam keluarganya yang bilang setiap anak memiliki hewan ajaib gaib yang menjaganya, dan saat ia memilikinya berarti ia terpilih. Entah itu benar atau tidak, ia merasakan harimau putih menjaganya. Dan saudaranya pun meyakininya. Selain kisah gila dalam novel ini, sang penulis alias Eka juga merangkai ceritanya sungguh tragis. Diceritakan apik dengan gaya penceritaan yang panjang. Per bab bisa mencapai 20-30an halaman. Tak ayal novel ini pun hanya terdiri dari lima bab kalau tidak salah. Meskipun tipis jumlah halamannya, namun ia terasa padat dan penuh.

Kedua, adalah bagaimana pesan menakjubkan sungguh diceritakan dengan implisit dan filosofis. Aku masih bertanya-tanya tentang harimau di tubuh Margio sendiri. Apakah itu benar-benar makhluk gaib atau sekadar bentuk atau simbol dari kemarahan Margio yang sungguh berapi-api. Sungguh aku masih tercengang dengan hal itu apalagi terkait dengan akhir cerita yang juga berkaitan erat kuat dengan hal itu. Jadi, akhir ceritanya adalah saat Margio mencoba mengonfrontasi Anwar Sadat di rumah pria tua itu. Margio mencoba menanyakan atau menyerukan perihal perselingkuhan ibunya dengan Anwar Sadat. Dengan pongahnya Anwar malah seperti tidak terima, mengelak, dan dengan tanpa perasaan berkata bahwa sebenarnya ia tidak mencintai ibunya. Ia seperti tidak menerima fakta bahwa selama ini ia hanya memanfaatkan tubuh ibu Margio hingga kalau tidak salah sampai ibunya itu mengandung. Aku lupa, yang jelas ibunya pernah keguguran. Entah itu bayi dari Anwar Sadat atau Komar bin Syueb. Margio tidak terima dengan perilaku Anwar Sadat yang licik. Maka, Margio pun langsung tersulut amarahnya, membuat harimau dalam dirinya bangun dan langsung menerkam leher Anwar sampai lelaki itu mampus. Sungguh gila, terlebih saat di awal cerita Margio bilang bahwa memang bukan dia yang membunuh Anwar melainkan harimau dalam dirinya. Sebuah teka-teki yang sampai akhir cerita tak aku temukan jawabannya, atau ada hanya saja aku tak jeli. Yang jelas itu sangat mengesankan, menjadikannya salah satu akhir cerita sebuah novel yang tidak bisa aku lupakan. 

Membaca ulang alias menikmati kembali kisah Lekaki Harimau adalah kenikmatan yang mungkin salah satu pelipur lara ditengah situasi yang serba tak menentu seperti sekarang. Aku sangat menyarankan kalian yang suka membaca untuk menghabiskan waktu dengan kisah di novel sastra karya Eka Kurniawan ini.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)