Langsung ke konten utama

Resensi Film Crazy Rich Asians (2018)

Hari itu tanggal 24 September 2018, hari Senin. Saya belum nonton film yang sudah ditonton oleh hampir semua kolega saya di kantor. Iya, film tersebut berjudul Crazy Rich Asians. Film tersebut memang sangat menakjubkan setelah saya tonton (sendirian). Enggak juga sih, soalnya saya nontonnya bareng orang-orang asing. Intinya film tersebut memanglah sangat direkomendasikan. Berikut review Crazy Rich Asians selengkapnya. Saya akan bagi-bagi spoiler, jadi bagi kamu yang enggak tahan  sama yang namanya spoiler, diharap mundur.

Crazy Rich Asians adalah film drama romantis komedi yang ceritanya sangat segar meskipun premisnya udah sangat umum banget. Ceritanya tentang Rachel Chu yang mana seorang professor ekonomi yang sudah menjalin hubungan kurang lebih selama setahun dengan Nick Young. Suatu hari Nick mengajak Rachel untuk bertualang ke timur untuk sementara meninggalkan Amerika. Rachel ternyata tidak tahu menahu tentang Nick. Semua ketahuan setelah Nick mengajak Rachel ke pesawat eksklusif. Ternyata Nick menceritakan background sesungguhnya tentangnya. Nick adalah orang kaya. Rachel hanya tahu itu.

Perjalanan ke Singapura berjalan cepat. Nick kemudian menginap di hotel bersama Rachel. Gadis itu masih belum memiliki cerita lengkap tentang Nick. Siapa sangka pria yang mengajak Rachel ke pernikahan adik perempuannya itu ternyata tak diduga-duga adalah anak dari maha konglomerat Singapura. Saat Rachel singgah ke tempat sahabat semasa kuliahnya dulu, ia mendapatkan informasi bahwa memang Nick bisa dibilang anak dari keluarga paling kaya di negeri Merlion tersebut. Wow, Rachel sangat tak menyangka akan hal tersebut.

Nick masih belum membuat Rachel tahu segalanya. Saat Rachel diajak Nick menemui ibu dan neneknya, barulah Rachel tahu bahwa ibu Nick sepertinya (memang) tak menyukai Rachel. Ada beberapa alasan, pertama Rachel bukan dari keluarga dengan background konglomerat. Kedua, Rachel keturunan Tionghoa-Amerika yang mana menurut ibu Nick, Rachel pasti berprinsip tidak mengutamakan keluarga.

Iya, Rachel memang selalu mengejar passion-nya. Ia mengutamakan mimpinya. Hal tersebut dibenci oleh ibu Nick. Pada akhirnya Rachel maju untuk terus membuktikan bahwa dirinya layak untuk bersandar di samping Nick. Apa saja yang akan dilakukan Rachel untuk menjadi pasangan yang direstui keluarga Nick? Apakah dia akan berhasil?

Cerita terus bergulir dengan hanya tidak fokus pada kehidupan superkaya keluarga Nick, tetapi lebih ke perjuangan Rachel yang pada awal-awal mendapatkan banyak kejutan. Sebut saja saat ia menghadiri pesta lajang adik Nick, Rachel diteror dengan bangkai ikan superbesar yang memenuhi kamarnya disertai tulisan horor di jendela, dinding, dan ranjang. Ditambah serangan langsung dari ibu Nick saat Rachel menghadiri pesta pernikahan plus acara keluarga membuat pangsit. Sungguh Rachel ditekan dari mana-mana. Cuma Rachel ini pintar dan kadang-kadang lugu. Namun, ambisinya sungguh luar biasa sehingga tak pantang menyerah dengan mudah.

Dari titik itu saja penonton bisa menemukan pesan bahwa kita harus tampil dengan penampilan terbaik saat sedang membuktikan pada calon keluarga kita alias calon keluarga pasangan kita. Saya suka aja sama poin yang ditampilkan karakter Rachel ini, membuat penonton tidak hanya kagum dengan hal tersebut, tetapi sekaligus termotivasi gitu lho.

Sepanjang film berlangsung, hal yang coba ditampilkan adalah betapa konglomeratnya keluarga Nick. Hal ini memang merupakan jualan dari film ini yang merupakan senjata utama novelnya juga. By the way, film ini merupakan adaptasi dari novelnya yang berjudul sama dan ditulis oleh Kevin Kwan.

Selain itu hal menarik lain adalah banyak juga kejutan di film ini yang lumayan membuat unsur drama di novel ini menjadi kuat. Sebut saja latar belakang keluarga Rachel yang membuat saya sempat terkejut. Juga ada story lain tentang sepupu Nick bernama Astrid yang lumayan sedih sih ceritanya. Sebenarnya cerita Astrid ini enggak terlalu memengaruhi jalan cerita kisah Nick dan Rachel, cuma mungkin akan menjadi cerita utama di sekuel film ini.

Ada kelebihan ada juga kekurangan. Namun, saya sulit menemukan kekurangan film ini. Mungkin beberapa scene kurang menghentak kali ya. Seperti pressure yang didapatkan Rachel, kayaknya bisa lebih drama dari itu. Selebihnya film ini memang patut ditonton beberapa kali, karena memang ceritanya wah dan lumayan.

Oh ya satu lagi, sebenarnya saya kurang sreg dengan pendalaman karakter Nick yang enggak terlalu di-explore di film ini. Rasanya kurang ada sisi negatifnya juga si Nick Young ini alias too good to be true. Memang ada sih poin negatif seperti dia rela meninggalkan keluarganya demi Rachel tanpa ada scene bahwa mungkin aja di ada rasa sedikit lah untuk mementingkan keluarganya. Overall, cerita film ini beserta unsur-unsur di dalamnya emang amazing. Layak ditonton rame-rame plus berulang-ulang![]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)