Langsung ke konten utama

Review Film The Nun 2018 (Horor Gotik yang Mencekam)

Hari Sabtu kemarin pas tanggal 8 September 2018, saya bersama teman-teman kantor menonton film The Nun. Film ini merupakan salah satu bagian dari The Conjuring Universe. Film horor ini menurut saya cukup bagus. Berikut ulasannya.

Mohon perhatian bagi pembaca postingan ini, review saya kali ini memuat spoiler alert. Jadi, jika kamu enggak mau kecewa pas nonton karena udah tau spoiler, lebih baik kamu urungkan saja niatmu membaca postingan ini.

Sebenernya, banyak yang kecewa gitu dengan film ini. Karena para penonton tersebut berekspektasi tinggi dengan film horor satu ini. Saya bukan salah seorang yang mengharapkan film ini bakal menghibur banget dari segi kehororannya, intinya saya sih merasa biasa aja. Alhasil, saya sih merasa puas enggak puas pas nontonnya, saya merasa terhibur kok pas nonton film ini. Asli deh lumayan mencekam.

Jadi film ini tuh menceritakan kisah tentang seorang suster dari London dan seorang pastor dari Vatikan yang bertugas menyelidiki suatu keanehan yang terjadi di sebuah biara tua di Rumania. Oleh penduduk sekitar, biara itu dianggap tempat terkutuk karena sangat misterius dan selalu saja terjadi kejadian aneh di sana. Kejadian terakhir, memaksa sang suster dan pastor itu untuk menyelidiki kejanggalan di biara tersebut. Seorang suster yang bertugas di biara tersebut ditemukan tergantung di depan biara, kondisinya sudah sangat mengenaskan alias sudah menjadi mayat yang hampir hancur. Sosok mayat tersebut ditemukan oleh seorang pemuda yang biasanya mengirimkan suplai makanan ke biara tersebut.

Sang suster dan pastor akhirnya sampai di biara tersebut ditemani si pemuda penemu mayat. Tak disangka karena banyak kejadian yang ditemui oleh masing-masing karakter itu. Horor banget pokoknya. Dari mulai si pemuda, dia diikuti oleh bayangan suster misterius di pemakaman dekat dengan biara tersebut. Tentu saja pas malam-malam. Ternyata eh ternyata si pemuda itu menemukan mayar hidup salah satu warga desanya yang tewas gantung diri, pasti karena kutukan biara angker tersebut. Akhirnya si pemuda lari terbirit-birit dan berniat untuk tak menghiraukan lagi biara setan ini.

Berbeda dengan si pemuda, sang pastor selalu saja dihantui oleh sosok masa lalu. Dia adalah anak kecil yang meninggal karena kelelahan karena dipasung. Anak itu diyakini kerasukan sehingga tidak bisa dibiarkan begitu saja oleh warga sekitar. Itu sudah terjadi bertahun-tahun lalu, tetapi sang pastor kembali dihantui berkali-kali, hingga puncaknya sang pastor digiring oleh kekuatan teramat jahat yang tega mengubur pastor di pemakaman dekat biara. Untungnya sang suster cepat tanggap dan bisa menyelamatkan pastor.

Di malam yang sama sang suster dibayang-bayangi sosok yang diyakini Valak, ya hantu utama di film horor ini. Belum begitu menyeramkan sih pas scene tersebut. Barulah sehari setelahnya, kejadian gila-gilaan menyerbu sosok suster ini. Kilas balik masa lalu, bayang-bayang orang-orang yang pernah tinggal di biara, dan tentu saja eksistensi makhluk jahat bernama Valak tersebut. Pada akhirnya, bisakah pastor, pemuda, dan suster tersebut melenyapkan kekuatan jahat di biara tua tersebut?

Dari segi horor, film ini menyajikan suasana yang teramat mendukung. Dari latar yang niat banget di bekas benteng tua Rumania yang dijadikan sebagai setting biara, dan tentu saja setting waktu sebagian besar ya malam dan terjadi di dalam biara yang sangat gelap, tapi enggak sampai kekurangan pencahayaan sih. Dan hal yang membuat banyak kritikus film kecewa, malah membuat saya teramat senang. Iya, jump scare film ini enggak terlalu banyak. Jadi, film ini seakan-akan memberikan waktu kepada penontonnya untuk bernapas sih.

Sinematografi? Hemmmm menurut saya sih biasa aja. Akting? Cukup. Cerita mungkin kali ya yang menonjol. Lumayan sih meskipun ditemukan beberapa kali hal yang gak konsisten. Kayak misalnya nih si Valak kan teramat jahat ya, tetapi kayak enggak maksimal jahatnya. Kenapa dia enggak pas hari pertama kunjungan suster pastor langsung meneror habis-habisan mereka? Terus kenapa si Valak ini bego banget terutama merujuk ke scene klimaks. Tapi akhir yang seperti itu sih yang bikin tenang penonton, meskipun pada akhirnya si Valak ini masih merasuki tubuh si pemuda. Akh, rasanya enggak rela.

Intinya film ini cukup menghibur karena menurut saya sih ceritanya apik dan porsi horornya pas.[]

Komentar

  1. Saya belum nonton euy, tapi kata anak komunitas nonton, film ini mengecewakan. Terutama soal jalan ceritanya. Jadi ragu buat nonton di bioskop. Atau nunggu bajakannya aja ya? Hahaha

    BalasHapus
  2. iya karena ekspektasi mereka gede banget, coba aja nonton tanpa berekspektasi, mungkin bisa lebih merasa puas.... tapi Searching mungkin lebih menghibur Kang Adin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)