Langsung ke konten utama

Review 'Sebelum Iblis Menjemput' (2018)

Sumber gambar: www.tabloidbintang.com


Film-film horor Indonesia agaknya tengah berbenah. Akhir-akhir di bioskop dihiasi dengan film-film horor lokal yang sangat menarik. Salah satunya adalah film Sebelum Iblis Menjemput. Film tersebut berhasil menuai banyak decak kagum penonton. Salah satu penonton yang merasa sangat puas saat menonton film tersebut adalah saya. Maka, saya tidak ragu menuliskan reviewnya, tujuannya agar lebih banyak penonton yang menonton film itu dan merasakan kepuasan batin seperti saya.

Sebelum Iblis Menjemput atau saya singkat SIM, adalah film yang berusaha menyampaikan kengerian dan kebisingan sepanjang waktu. Bagaimana tidak, sejak awal saja penonton disuguhkan dengan adegan tokohnya yang berusaha meminta bantuan seorang paranormal agar menjadi kaya. Setelahnya berbagai adegan memicu adrenalin tak hentinya disodorkan.

SIM berkisah tentang Alfie (Chelsea Islan) yang harus berhadapan kembali dengan ayahnya, Lesmana (Ray Sahetapi). Alfie berjumpa kembali dengan ayahnya yang kini sekarat dan koma di rumah sakit. Selama ini hubungan mereka renggang karena Lesmana lebih memilih hidup sejahtera dengan keluarga barunya: Laksmi (Karina Suwandi) dan anaknya, Maya (Pevita Pearce). Alfie kemudian mengunjungi vila tua di puncak demi menguak penyakit aneh ayahnya dan kematian misterius ibunya. Tak disangka rombongan keluarga Laksmi pun pergi ke sana.

Di vila itulah segala hal yang mengejutkan terjadi. Bahkan hal-hal yang tak diinginkan pun meneror Alfie dan keluarga Laksmi. Alfie yang sebenarnya tengah mengobarkan perang dingin dengan keluarga Laksmi, pada akhirnya harus sama-sama berjuang dengan Laksmi dan anak-anaknya demi keselamatan mereka. Hanya sehari saja mereka berada  di antara hidup dan mati.

SIM sebenarnya film horor yang meramu formula lokal. Dengan latar belakang cerita yang kelam, kisahnya semakin menjanjikan karena dibumbui teror yang tak henti-hentinya pada setiap karakternya. Hal ini mampu SIM visualisasikan dengan baik dan menyajikannya ke penonton. Jangan harap penonton bisa bernapas sejenak saat menonton film ini, karena adegan teror mengerikan akan berlanjut dengan adegan teror yang lebih membabi buta.

Teror tersebut ditampilkan bukan hanya dalam rangka menakut-nakuti penonton. Tetapi lebih ke pendalaman setiap pemeran SIM. Alfie (Chelsea Islan) misalnya dari sejak adegan di rumah sakit, ia harus menghadapi hal yang tak pernah ia duga sebelumnya menyakut masalah yang dihadapi ayahnya. Ketika Alfie berkunjung di vila, ia harus menguak misteri sekaligus menghadapi keluarga Laksmi yang sama sekali tidak ramah. Selanjutnya teror semakin membuat Alfie menunjukkan sisi lain karakternya. Hal ini sangat smooth divisualisasikan oleh Chelsea Islan sebagai bintang utama film ini.

Intinya film ini sangat menjanjikan untuk ditonton, ceritanya sangat memuaskan dan aroma horornya sangat terasa sepanjang film. Sungguh horor yang benar-benar layak diperbincangkan.[]


Judul: Sebelum Iblis Menjemput
Genre: Horor
Tanggal Tayang: 9 Agustus 2018
Pemeran: Chelsea Islan, Pevita Pearce, Ray Sahetapi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)