Langsung ke konten utama

[Review] Negeri Para Bedebah by Tere Liye



NOVEL ini bercerita mengenai Thomas, seorang konsultan ekonomi yang tengah naik daun. Kecerdasan dan keuletan Thomas membuatnya sering diundang konferensi luar negeri dan tentu saja di usia muda dia sudah mampu membangun perusahaan bisnis konsultasi ekonomi. Namun, siapa sangka Thomas adalah rekanan buronan kelas kakap bernama Liem. Sang buron adalah pemilik Bank Semesta yang tengah carut marut. Bank tersebut terancam tutup. Celakanya, hal itu mampu menyebabkan krisis ekonomi.

Tutupnya Bank Semesta dan terancamnya semua bisnis Liem, membuat Thomas sang keponakan buron tersebut geram. Thomas di satu sisi tidak bisa tinggal diam dengan semua ini. Setelah diselidiki, ternyata kasus ini terjadi tidak begitu saja. Ada sekomplotan elite yang menggawangi kekacauan di Bank Semesta. Siapakah mereka? Sementara Thomas hanya memiliki waktu 2x24 jam untuk menyelesaikan kasus ini.

Tere Liye membuat sebuah novel terobosan dengan terbitnya novel Negeri Para Bedebah. Novel ini meraih penghargaan Anugerah Pembaca Indonesia 2012, pantas saja kisahnya sendiri sangat seru untuk diikuti. Novel ini secara garis besar bertemakan konspirasi yang memuat banyak adegan kejar-kejaran yang tidak boleh dilewatkan pembaca. Sang karakter utama membuat novel ini tampak seperti itu. Thomas dengan penuh intrik berusaha menyelesaikan masalah yang membelit pamannya.

Hal-hal yang Thomas lakukan ternyata tak diduga-duga, dari mulai meminta bantuan temannya untuk merekayasa laporan keuangan di Bank Sentral, memengaruhi menteri perekonomian saat itu, menanamkan gagasan pada petinggi-petinggi negara, bahkan Thomas mengajak putra presiden yang tengah menjabat untuk berkongsi. Sungguh hal-hal itu luar biasa!

Saat pembaca mengikuti kisah ini, pembaca akan tersadar bahwa novel ini mirip salah satu kasus paling mencengangkan yang mengguncang negeri ini beberapa tahun silam. Ya, Bank Century, sebuah skandal kasus yang sampai sekarang entah bagaimana juntrungannya. Namun, pembaca boleh bernapas lega karena Tere Liye sebagai penulis novel ini mengolah ide berdasarkan kasus itu dan mengeksekusinya dengan baik. Tentu ada perbedaan besar yang Tere Liye tampilkan, novel ini hanya sekelumit kisah yang tidak bertendensi apa pun, sang penulis hanya sekadar berimajinasi dan mengolah ide.

Tentu saja ia pun mengajak pembaca untuk mengerti amanah dari novel ini, bahwa kejahatan selalu kalah dengan kebaikan, dan tentu saja ketamakan dan kerakusan selalu berakhir tak baik. Perlu kesadaran luar biasa agar kedua hal itu tak terjadi pada individu.

Novel ini mengajak pembaca untuk berlaku baik. Utamanya, pembaca haruslah jeli melihat sekitar. Bahwa tidak semua orang yang berkarakter dan berbudi baik tampil seadanya dan tak menyimpan motif tersembunyi. Meskipun begitu, ada baiknya pembaca selalu berprasangka baik. Novel ini direkomendasikan untuk dibaca di kala senggang karena ceritanya ringan namun tetap membuat pembaca bisa penasaran sepanjang kisahnya. Sebuah novel yang cerdas, namun tak sedikit pun menggurui. Novel Negeri Para Bedebah sama sekali tidak akan mengecewakan pembaca.

IDENTITAS BUKU

Judul: Negeri Para Bedebah
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 440 Halaman
Terbit: Cetakan Kesepuluh, Februari 2016


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)